You are hereArtikel Misi / Artikel Misi
Artikel Misi
Dicari: Penerjemah Alkitab
(Indonesia, Abad ke-17 s.d. Abad ke-20)
Surat kabar "Javasche Courant" (Koran Java), pada edisi terbitan 10 Oktober 1860, memuat sebuah iklan yang lain daripada yang lain. Iklan itu kira-kira sebagai berikut.
Sejarah Singkat SIL Internasional
SIL, singkatan dari Summer Institute of Linguistics, adalah organisasi Kristen yang khusus melakukan pelayanan dalam bidang penerjemahan Alkitab, terutama penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa yang belum dituliskan. Pelayanan SIL telah membawa dampak yang sangat besar dan luas, bukan hanya bagi penyebaran Injil Yesus Kristus ke seluruh penjuru dunia, tetapi juga dalam memberi kontribusi bagi kemajuan masyarakat pengguna bahasa tersebut, khususnya dalam memfasilitasi pengembangan bahasa untuk mencegah kepunahan bahasa dan budaya bangsa/suku tersebut. Bagaimana pelayanan SIL yang luar biasa ini dimulai? Berikut sejarah singkat berdirinya organisasi SIL.
Prinsip Dasar dan Prosedur Penerjemahan Alkitab
Setelah diskusi selama dua tahun dan pengecekan menyeluruh oleh setiap anggota organisasi, pernyataan yang dibuat secara bersama-sama mengenai prinsip-prinsip dasar dan prosedur penerjemahan Alkitab disetujui dengan suara bulat oleh semua anggota divisi Penerjemahan Forum Organisasi-Organisasi Alkitab (Forum of Bible Agencies) pada sebuah rapat tanggal 21 April 1999.
Penerjemahan dan Ilmu Bahasa: Alkitab pada Lidah Setiap Manusia
Walaupun penerjemahan Alkitab, seperti halnya misi kesehatan, dapat dilihat dengan jelas sebagai spesialisasi dari misi-misi asing di abad dua puluh, sebenarnya penerjemahan Alkitab sudah dimulai sejak awal sejarah gereja. Saat Injil menyebar di seluruh dan di luar Mediterania, Kitab Injil muncul dalam bahasa Siria, Georgia, Koptik, Gotik, Slav, dan Latin.
Sepuluh Mitos Mengenai HIV/AIDS
Mulailah belajar memahami bahaya HIV/AIDS dengan terlebih dahulu mengetahui mitos-mitos HIV/AIDS yang justru cenderung dipercaya banyak orang.
-
HIV/AIDS adalah penyakit yang kebanyakan diidap oleh kaum homo.
Generasi yang Hilang
Berikut ini suatu kisah nyata dari sebuah panti asuhan di Kenya yang menawarkan kehidupan baru bagi anak-Anak penderita AIDS. Kiranya menginspirasi Anda untuk terlibat dalam pelayanan menolong mereka yang tertular penyakit HIV/AIDS.
Bob Pierce dan World Vision
Bila Ken Strachan berupaya meraih dunia yang hilang melalui strategi penginjilan langsung, Bob Pierce memberikan kontribusi dari sudut yang berbeda. Dengan meneladani kehidupan Yesus, ia menjalankan kegiatan kemanusiaan untuk menyatakan kekristenan yang sesungguhnya. Ia berpikir, cara yang paling efektif untuk memberi kesaksian tentang Kristus adalah melalui tindakan kasih dan kepedulian yang nyata: "Yang harus kita utamakan adalah melayani kebutuhan jasmani orang yang membutuhkan, dan setelah itu kita bisa melayani kebutuhan (rohani) mereka yang sesungguhnya." Selain Allah sendiri, banyak tokoh dalam sejarah yang menunjukkan kepedulian lebih besar terhadap penderitaan manusia ketimbang Bob Pierce. "Biarlah hatiku juga merasakan kesedihan yang Tuhan rasakan" -- motto yang ditulis dalam Alkitabnya ini dengan singkat menjelaskan bagaimana ia memandang kehidupan. Ia adalah sahabat seluruh umat manusia.
Tragedi Perang di Uganda
Selama dua puluh tahun, Uganda bagian utara sudah menjadi tempat paling berbahaya di bumi bagi anak-anak. Di sana, seseorang bernama Joseph Kony dan pasukannya telah menimbulkan malapetaka bagi seluruh generasi anak-anak. Mungkin, sebutan paling pantas untuk Joseph Kony adalah penjelmaan setan yang paling kejam yang pernah diketahui dunia. Mengaku bahwa dia diutus oleh para malaikat, yang salah satunya berhubungan dengan Idi Amin, Kony menamai pasukan gerilyanya "Lord`s Resistance Army (LRA)/Tentara Pertahanan Allah". "Allah" yang kepadanya dia mengabdikan diri, tentu saja bukan Tuhan Yesus Kristus, dan tak seorang pun tahu siapa atau allah apa yang dia sembah. Dia menyatakan bahwa dia berjuang untuk menjatuhkan pemerintahan Museveni Uganda demi suku Acholi yang ditelantarkan oleh pemerintahan kolonial. Namun, pada kenyataannya dia seperti orang-orang lain, sering terlihat menyerang suku Acholi. Serangan yang dilakukannya tidak beralasan dan hanya bisa dikatakan sebagai tindakan yang brutal dan kejam.
Apa yang Membuat Perawat Memiliki Kepedulian (Caring)?
Kepedulian atau "caring", merupakan topik yang saat ini hangat dibahas dalam buku-buku keperawatan. Ada kisah-kisah dan penegasan mengenai kepedulian, ada dongeng-dongeng dan tuduhan-tuduhan tentang kurangnya kepedulian, ada juga teori-teori tentang kepedulian, penelitian, dua jurnal mengenai kepedulian, dan International Association of Human Caring (Asosiasi Internasional untuk Kepedulian Terhadap Manusia). Kepedulian tampaknya telah memainkan bagian penting yang paling disoroti. Sejak dulu, keperawatan selalu meliputi empat konsep (yang merupakan paradigma kita): merawat adalah apa yang kita lakukan; manusia adalah sasaran dari apa yang kita lakukan (kepada siapa kita melakukannya); kesehatan adalah tujuannya; dan lingkungan adalah tempat di mana kita merawat. Inti dari semua teori tentang keperawatan adalah memeriksa dan menguraikan empat konsep tersebut untuk memberi penjelasan dan panduan dalam hal merawat. Tetapi sekarang, merawat juga didefinisikan sebagai "kepedulian", yang sudah menjadi konsep paradigma yang kelima.
Misi Kesehatan: Malaikat-Malaikat Penuh Belas Kasih
Sejak zaman Kristus, pengaruh dunia kesehatan terhadap penginjilan sudah sangat besar. Pelayanan Kristus dan murid-murid-Nya sebagai penginjil disertai dengan pelayanan penyembuhan. Bahkan pada abad-abad berikutnya, orang Kristen terus dikenal karena kepeduliannya yang sungguh-sungguh terhadap orang sakit dan yang membutuhkan. Pada saat serangkaian penyakit mewabah di Alexandria, orang Kristenlah yang tetap tinggal untuk merawat orang-orang sakit dan menguburkan yang mati, sementara yang lain sudah pergi untuk menyelamatkan diri. Itulah yang menyebabkan reputasi Kristen sebagai agama penuh kasih dan kesetiaan meningkat.