You are hereArtikel Misi / Mengadakan Doa Misi

Mengadakan Doa Misi


Berikut ini beberapa hal mengenai doa misi yang harus kita pahami.

  1. Doa Misi adalah Kerja Sama dengan Allah

    Tidak dapat disangkal bahwa Allah sanggup menyelesaikan tugas misi-Nya dengan kuasa-Nya sendiri dalam sekejap mata. Namun, rencana Tuhan tidak demikian. Ia memberikan hak istimewa kepada dia untuk menjadi "kawan sekerja Allah" (1 Korintus 3:9). Salah satu cara paling nyata kita dapat bekerja sama dengan Dia adalah melaluli doa. Melalui doa kita dapat "menggerakkan tangan kuasa Allah" agar Dia memberikan kemajuan bagi misi universal-Nya.

  2. Doa Misi adalah Peperangan Rohani

    Para utusan Injil melayani di daerah-daerah tempat iblis -- penguasa dunia ini, secara terang-terangan menguasai kehidupan jutaan orang. Dia menahan mereka dalam kerajaan kegelapannya, walaupun kekalahannya telah diselesaikan di Kalvari 2000 tahun yang lalu, saat Yesus menang di kayu salib (Kolose 2:15). Sekarang, Allah memberi tanggung jawab kepada umat-Nya untuk melakukan hukuman yang telah dijatuhkan-Nya atas pemerintah- pemerintah dan penguasa-penguasa kegelapan (Mazmur 149:9). Kita boleh memiliki sukacita dengan melihat kerajaan Allah datang di dunia sementara kita berperang melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap (Efesus 6:12). Apakah Anda siap melibatkan diri dalam peperangan rohani ini? Jika Anda bersedia, bergabunglah dengan kelompok doa misi yang ada atau bentuklah kelompok doa misi yang baru.

  3. Doa Misi adalah Doa Syafaat

    Dari antara semua bagian doa, doa syafat adalah doa yang paling sukar (karena bukan doa yang ditujukan untuk diri sendiri tetapi untuk orang lain, untuk suatu tujuan rohani), tetapi juga yang tertinggi. Doa syafaat merupakan bagian doa yang mendatangkan berkat terbesar bagi orang yang melakukannya, dan alat terampuh yang dipercayakan Allah pada kita untuk membangun kerajaan-Nya di dunia ini.

Diambil dari:

Judul buletin : Terang Lintas Budaya, Edisi 47, Tahun 2001
Judul artikel : Mengadakan Doa Misi
Penulis : Tidak dicantumkan
Penerbit : Yayasan Terang Lintas Budaya, Malang 2001
Halaman : 2

e-JEMMi 42/2010