You are hereArtikel Misi / Artikel Misi
Artikel Misi
Merespons Karya Salib dan Kebangkitan Kristus
Kematian Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya adalah demonstrasi kasih Allah atas umat manusia dan kuasa-Nya atas dosa dan maut. Kasih Allah dinyatakan lewat pengorbanan Putra Allah yang memikul dosa seisi dunia sehingga menyediakan jalan pendamaian bagi manusia kepada Allah. Kematian Kristus adalah kematian yang menggantikan hukuman yang seharusnya manusia terima karena dosa-dosanya. Manusia yang percaya kepada Kristus kini tidak lagi menerima hukuman, melainkan menerima anugerah pengampunan dosa. Salib menjadi lambang pengampunan yang sempurna karena Kristus telah membayar utang dosa secara tuntas di atasnya. Oleh darah Kristus yang telah dicurahkan demi pengampunan dosa, manusia yang percaya kepada karya salib ini boleh dengan berani berkata, "Aku sudah diampuni. Allah tidak lagi melihat aku sebagai orang berdosa. Terpujilah nama Tuhan!"
Mengapa Harus Salib?
Mengapa Yesus turun dari surga, masuk dunia gelap penuh cela, berdoa, bergumul dalam taman, dan cawan pahit pun diterima-Nya. Mengapa Yesus menderita didera dan mahkota duri pun dipakai-Nya? Mengapa Yesus mati bagi saya? Kasih! Ya, karena kasih-Nya.
Bagaimana Membina Murid-Murid yang Berlipat Ganda (II)
Orang Tua Melindungi Anak-Anak Rohaninya
Dengan sistematis, Iblis telah berencana untuk menghancurkan murid-murid Kristus melalui kedengkian, rasa tawar hati, ketidaksabaran, dan dosa-dosa lainnya. Meskipun kesusahan banyak sekali, kuasa untuk bertahan terhadap serangan Iblis dengan segera kita peroleh apabila kita memiliki hidup Kristus. "Sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh yang ada di dalam dunia." (1 Yohanes 4:4)
Bagaimana Membina Murid-Murid yang Berlipat Ganda (I)
Memiliki Hati Orang Tua
Ada banyak bayi rohani dalam gereja kita, tetapi hanya sedikit saja orang tua rohani yang mengambil tanggung jawab atas mereka. Paulus mengatakan bahwa ia yakin Allah akan mendewasakan orang-orang yang telah diselamatkan-Nya (Filipi 1:6). Apakah alasan untuk keyakinannya itu? Sebagai orang tua rohani, ia selalu berdoa bagi bayi-bayinya dalam Kristus (Filipi 1:3-4) dan ia mengasihi mereka. Ia berkata, "Memang sudahlah sepatutnya aku berpikir demikian akan kamu semua, sebab kamu ada di dalam hatiku, oleh karena kamu semua turut mendapat bagian dalam kasih karunia yang diberikan kepadaku, baik pada waktu aku dipenjarakan, maupun pada waktu aku membela dan meneguhkan Berita Injil." (Filipi 1:7)
Syarat-Syarat Bagi Seorang Murid yang Sejati
Kekristenan yang sejati adalah suatu penyerahan diri seluruhnya dan sepenuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus.
Juru Selamat kita tidak mencari pria maupun wanita yang hanya mau memberikan waktu luangnya pada malam hari atau waktu liburannya atau masa pensiunnya kepada-Nya. Sebaliknya, Ia mencari mereka yang mau menempatkan Dia pada tempat yang terutama di dalam kehidupan mereka. Sekarang ini Ia senantiasa mencari serombongan orang-orang yang tidak hanyut tanpa tujuan pada jalan-Nya. Ia mencari pribadi-pribadi, baik pria maupun wanita, yang bersedia mengikuti jalan-Nya.
Hakikat Kekristenan: Kemuridan
Konsep Kemuridan
Konsep kemuridan memang umum dalam dunia Alkitab. Dari sekitar 260 istilah murid dalam Perjanjian Baru, 230 di antaranya terdapat dalam Injil. Istilah-istilah itu umumnya berbicara tentang murid-murid Yesus, walaupun ada juga yang berbicara tentang murid-murid Musa, Farisi, Yohanes Pembaptis, dan Paulus. Kita mungkin akan lebih mengerti tentang konsep kemuridan ini bila kita mengingat kisah-kisah hubungan guru-murid antara Musa dan Yosua, Eli dan Samuel, Elia dan Elisa, para nabi, seperti Yesaya dan Yeremia, dengan para murid mereka, dll..
Penyesuaian dalam Misi
Masalah penyesuaian sebenarnya sudah ada sejak awal sejarah misi. Misionaris perintis yang ada di ladang misi harus bergelut dengan masalah ini sejak awal. Dia akan berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan baru semampu mungkin -- mendirikan rumah yang serupa, makan makanan yang sama, mempelajari bahasa mereka, dan menghormati adat-istiadat dan kebiasaan mereka. Dia akan berperilaku seperti halnya salah seorang dari mereka. Akan tetapi, semua penyesuaian itu hanya sementara sifatnya, tidak permanen. Sebagai contoh, seorang penginjil mengamati beberapa orang biasanya membicarakan masalah-masalah keagamaan hanya di malam hari dengan menggunakan bahasa yang tidak dapat dipahami oleh semua orang dengan baik. Dalam kasus tersebut, mungkin misionaris itu akan ikut dalam diskusi tersebut dengan bahasa yang sama, meski ia menyadari keesokan harinya ia akan menginjili dengan bahasa umum masyarakat setempat.
Penting atau Fundamentalkah Doa Itu?
Untuk pertanyaan di atas, saya yakin kebanyakan dari kita akan menjawab bahwa doa itu fundamental. Doa bukan hanya sebuah kenikmatan rohani -- suatu kesalehan untuk menekankan rutinitas religius kita. Doa adalah hubungan kita dengan Bapa.
Dukungan Moral Misi
Dukungan moral merupakan hal yang paling mendasar dari sistem dukungan. Setiap orang bisa mengambil bagian dalam pelayanan ini. Karena konsep yang paling mendasar, cukup dengan mengatakan, "Allah memberkati Anda. Kami sungguh bangga dengan petualangan misionaris yang Anda lakukan!" Apakah orang-orang besar dalam Alkitab membutuhkan dukungan moral? Baiklah, kita melihat beberapa contoh.
Amanat Agung
Bagian Alkitab yang terkenal paling berhubungan dengan tugas misi adalah Amanat Agung, yang merupakan kerinduan dan isi hati Allah terhadap dunia ini. Dalam Perjanjian Baru diuraikan tentang kepribadian Allah yang ingin berkomunikasi dengan manusia. Melalui Roh Kudus, Allah menggerakkan murid-murid untuk mengomunikasikan Injil.