You are hereArtikel Misi / Tantangan dari Jendela 10/40
Tantangan dari Jendela 10/40
"Dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa."
(Wahyu 5:9)
Ketika Alkitab menyebut kata 'bangsa', istilah itu tidak selalu mengacu pada pengertian negara-negara politis seperti Perancis, India, atau Australia. Istilah itu lebih sering dipakai untuk menyebut suku-suku bangsa, seperti Suku Serbia di Yugoslavia, Suku Kurdi di Irak, Suku Navajo di Amerika, atau Suku Pitjanjara di Australia.
Matius 24:14 menggemakan kesetiaan Tuhan dalam menggenapi tujuan utama-Nya untuk menjangkau semua bangsa. "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya." Bahasa Yunani yang diterjemahkan menjadi "semua bangsa" sebenarnya berarti "semua kelompok suku" atau "semua suku bangsa", yaitu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khusus seperti letak geografis, bahasa, agama, atau kebudayaan.
Pertanyaannya, seberapa besarkah kemajuan yang telah kita capai dalam seribu tahun terakhir demi melaksanakan tujuan Allah untuk menjangkau seluruh suku bangsa di dunia? Kita mungkin telah menjangkau 13.000 dari seluruh suku tersebut, tetapi 11.000 yang lainnya masih belum mendengar Injil. Apa pun teologi Anda mengenai akhir zaman, Yesus memberi tahu kita bahwa kesudahannya tidak akan tiba sebelum semua orang memiliki kesempatan untuk mendengar Injil.
Sebuah Janji Berkat
Tujuan Allah sejak semula adalah agar umat manusia memenuhi bumi, menguasainya, dan menikmati hubungan yang akrab dengan Dia. Keadaan yang ideal ini rusak ketika dosa masuk ke dalam dunia. Dosa mengubah planet yang sempurna ini menjadi sebuah medan peperangan yang hebat. Namun, sekalipun manusia sengaja berpaling dari Allah, Sang Pencipta yang penuh kasih itu tetap menginginkan hubungan yang erat dengan ciptaan-Nya. Seluruh rentang sejarah manusia merupakan catatan mengenai rencana-Nya dalam mewujudkan keinginan-Nya tersebut -- dan kisah itu dimulai dari seorang laki-laki.
Pada saat Allah mencari seseorang yang hatinya terbuka bagi-Nya, Ia terkesan dengan Abraham. Dalam kitab Kejadian 12:2-3 Allah berjanji kepada Abraham, "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar ... dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat."
Janji ini diteguhkan kembali kepada Abraham dan Ishak (Kejadian 22:18;26:4), dan ditambah dengan perjanjian yang sungguh-sungguh dari Allah bahwa "oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat". Berkat ini akan digenapi secara penuh melalui Yesus yang datang demi mendamaikan semua orang dengan Allah. Yesus dikirim untuk memastikan bahwa semua orang dapat mengenal Allah.
Jendela 10/40
Bagian dunia yang paling sedikit tersentuh oleh Injil disebut "Jendela 10/40". Jendela 10/40 adalah sebuah kawasan yang terbentang dari 10 sampai 40 derajat Lintang Utara garis Khatulistiwa dan merentang dari Afrika Barat sampai ke Asia Timur. Sembilan puluh lima persen orang yang belum mendengar Injil dan 84 persen orang-orang miskin dunia berada di kawasan ini, begitu pula penganut terbesar agama Islam, Hindu, dan Buddha.
Kelompok-kelompok suku ini bukanlah sekumpulan orang asing, melainkan pribadi-pribadi yang benar-benar dikasihi Allah. Dia mengenal Suku Puku-Geeri-Keri-Wipsi dari Nigeria, Suku Bozo dari Mali, Suku Hwla dari Togo, bahkan Suku Thae dari Laos dan Allah tidak ingin satu pun dari suku-suku itu binasa, tetapi bertobat kepada-Nya (2 Petrus 3:9).
Tragisnya, sebagian besar orang-orang ini benar-benar tidak memiliki akses menuju Injil. Mereka tidak memiliki Alkitab, literatur, program radio, maupun program televisi Kristen. Tidak ada seorang pun yang memberitakan Injil kepada mereka. Mereka tidak akan pernah datang kepada Tuhan jika tidak ada seorang pun yang memberitakan Injil kepada mereka. Memang benar, kita juga memiliki kebutuhan-kebutuhan di rumah kita, tetapi satu-satunya cara agar Suku Puku-Geeri-Keri-Wipsi dapat mendengar Injil hanyalah jika orang-orang Kristen meninggalkan rumah mereka dan pergi untuk menjangkau suku itu.
Beberapa Fakta Penting
Populasi dunia dapat dibedakan menjadi tiga bagian:
- Dunia Kristen -- bagian dunia tempat orang-orang yang telah mendengar Injil dan dipengaruhi secara luar biasa olehnya (1,87 miliar jiwa).
- Dunia Non-Kristen yang terjangkau Injil -- bagian dunia yang 50 persen penduduknya telah diinjili, tetapi masih belum menerimanya (2,52 miliar jiwa).
- Dunia yang Belum Terjangkau Injil -- bagian dunia yang sama sekali belum pernah mendengar Injil, dan sering kali merupakan kawasan yang terpisah secara geografis, budaya, dan bahasa dari masyarakat Kristen (1,9 miliar jiwa).
Strategi vs Taktik
Seorang pendeta bertanya kepada saya baru-baru ini, "Mengapa kita harus memberikan uang, sumber daya manusia, dan doa untuk menjangkau orang-orang Muslim di Afrika dan Timur Tengah sementara kota kita sendiri sangat membutuhkannya? Orang-orang Muslim di sana tidak memiliki pengaruh terhadap kota ini." Meskipun kita tidak sering bersinggungan dengan orang-orang Muslim, tetapi mereka tetap memberikan pengaruh terhadap kita. Banyak dari mereka yang memiliki strategi untuk mengambil alih seluruh dunia, termasuk kota Anda. Mereka berstrategi dalam lingkup dunia, sementara kita sering kali hanya berpikir untuk satu peperangan saja -- peperangan rohani demi kota kita -- yang sebenarnya adalah bagian dari satu peperangan global yang sangat luas.
Jika orang-orang Kristen hanya bertindak dalam cakupan lokal saja, mereka hanya akan dapat bertahan saja, mereka hanya akan bereaksi terhadap pergerakan musuh, bukan ikut mengatur situasi peperangan. Jika demikian, mereka akan mengalami kekalahan bagi generasi ini di seluruh dunia. Namun, jika mereka berpikir dan bertindak secara strategis dengan kuasa Roh Kudus, mereka akan melihat kemenangan Kerajaan Allah. Mereka akan melihat penggenapan Amanat Agung dalam generasi mereka.
Dengan berpikir strategis, maka kita dapat melihat prioritas yang jelas, yaitu menanamkan Injil di setiap 11.000 kelompok suku yang belum terjangkau dan yang tidak memiliki akses kepada Kabar Baik. Strategi penginjilan kita haruslah berpusat pada perintisan jemaat yang kokoh di tiap-tiap suku. Jemaat-jemaat itu haruslah bertumbuh dalam kedewasaan rohani sehingga pada akhirnya, merekalah yang akan menginjili kelompok suku mereka sendiri.
Dalam janji-Nya kepada Abraham di Kejadian 12:2-3, Allah berkata, "Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau ... dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Tuhan ingin memberkati Anda, tetapi Ia juga ingin memberkati 11.000 kelompok suku yang lain melalui Anda. Tidak peduli apakah Anda seorang mahasiswa atau seorang pekerja bangunan, Anda dapat berdoa, memberi, dan pergi mengabarkan Injil.
Mencelikkan Mata yang Buta
Paulus berkata, "... orang-orang yang tidak percaya ... pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah." (2 Korintus 4:4) Yesus pernah berkata "Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu." (Matius 12:29)
Peperangan demi menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang tidak dapat dimenangkan hanya dengan mengumpulkan uang dan mengutus para misionaris. Kita bisa saja mempunyai berbagai strategi, peralatan, dan banyak misionaris yang terbaik, tetapi Allah adalah satu-satunya Pribadi yang dapat mengangkat kebutaan dari mata banyak orang. Hal itu hanya akan terjadi lewat doa yang dinaikkan dengan tidak henti-hentinya (1 Tesalonika 5:17). Dengan kata lain, kita harus terus-menerus berdoa bagi tugas yang telah diberikan Allah ini, sampai kita melihat hasil yang berkemenangan.
Mintalah Dunia Kepada-Ku!
Allah berfirman, "Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu." (Mazmur 2:8) Doa dari umat Allah yang meminta kepada-Nya sebuah bangsa dengan menyebutkan nama bangsa-bangsa itu secara spesifik, telah menjadi elemen kunci dalam membawa momen kairos yang khusus ini ke seluruh dunia.
Bertahun-tahun, kita memusatkan doa-doa kita untuk menjangkau Eropa Timur dan Uni soviet yang menganut paham komunis, kini kita melihat jawaban doa yang telah kita panjatkan itu. Mengapa hal-hal yang besar terjadi di Saudi Arabia dan Kuwait? Selama Perang Teluk, keluarga-keluarga tentara Amerika berdoa untuk untuk kawasan itu. Saat kita mulai berdoa, maka Allah akan mulai mencelikkan mata orang-orang yang berada di wilayah-wilayah itu.
Ungkapan Doa
Pada awal tahun 1.300-an, seorang berkebangsaan Perancis bernama Raymond Lull terbeban untuk melayani dunia Muslim sehingga ia pergi untuk tinggal serta berkhotbah di antara orang-orang Muslim di Bugia, Aljazair. Ia adalah misonaris pertama yang melayani di orang-orang Muslim. Beberapa tahun kemudian, ia menjadi martir pertama di antara orang-orang Muslim.
Sejak tahun 1960, Tuhan telah memimpin kelompok-kelompok orang Kristen di seluruh dunia untuk berdoa dan melakukan peperangan rohani. Mereka merasa bahwa Allah tidak menyuruh mereka untuk berkhotbah, melainkan hanya berdoa. Baru-baru ini setiap penduduk di Bugia menjadi orang Kristen setelah Yesus menampakkan diri dalam mimpi mereka semua di malam yang sama. "Tanah" spiritual telah dipersiapkan melalui doa-doa bagi mereka, kebutaan mereka diangkat, dan Kerajaan Allah dapat bergerak maju serta merampas seisi rumah orang yang kuat itu.
Semua Itu Akan Terjadi Jika Kita Melakukan Sesuatu
Mengapa negara-negara seperti Senegal, Bhutan, Chad, dan Azerbaijan begitu menolak Injil? Sebab, banyak dari kita yang belum mendengar tentang mereka sehingga kita tidak berdoa bagi mereka -- mata mereka masih dibutakan oleh ilah zaman ini. Jika kita ingin menjadi bagian dari apa yang sedang dilakukan Allah bagi dunia hari ini, kita harus menaikkan doa-doa yang spesifik. Anda dapat masuk ke dalam kegirangan masa penuaian kairos ini dengan mengadopsi salah satu dari Kota-Kota Pintu Gerbang tersebut dalam doa sehari-hari dan tidak berhenti sampai tempat itu dijangkau oleh Injil. Yakobus 5:16 menyatakan bahwa "doa orang benar sangat besar kuasanya." Kita tidak dapat melihat hasil doa itu sesegera mungkin, tetapi Tuhan telah berjanji bahwa doa-doa itu akan menjadi sesuatu yang efektif.
Menaruh Hartamu di Tempat Hati Allah Berada
Jika kita betul-betul memahami prioritas untuk menjangkau orang-orang yang belum terjangkau oleh Injil, pemahaman itu akan tampak dalam pemberian dan doa-doa kita. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang Kristen yang telah lahir baru tidak memberikan persembahan secara rutin. Kita tidak memberi kontribusi sebanyak atau sebijak yang seharusnya kita berikan.
- Orang-orang Kristen memberi 157 miliar dollar per tahun kepada gereja-gereja dan perwakilan-perwakilan pelayanan misi. Dari semuanya itu, 94 persen digunakan di Dunia Kristen, 5,5 persen untuk Dunia Non-Kristen yang Terjangkau Injil, dan hanya 0,5 persen yang diberikan untuk Dunia yang Belum Terjangkau Injil.
- Kita membiayai 308.000 orang misionaris yang bekerja di luar Amerika Serikat. Dari keseluruhannya, 90,8 persen bekerja di Dunia Kristen, 8,1 persen di Dunia Non-Kristen yang Terjangkau Injil, dan hanya 1,1 persen (3.400 orang) yang bekerja untuk menjangkau 1,19 miliar jiwa di Dunia yang Belum Terjangkau Injil.
- Dari 3 miliar dollar Amerika yang digunakan untuk membiayai program radio dan televisi Kristen, 99,9 persen digunakan di Dunia Kristen, 0,09 persen di Dunia Non-Kristen yang Terjangkau Injil, dan hanya 0,01 persen di Dunia yang Belum Terjangkau Injil.
Hal ini tidak berarti bahwa kita harus berhenti memberikan persembahan uang kepada gereja atau kepada lembaga pelayanan yang kita kenal dan dukung, tetapi kita perlu menjadi pelayan yang baik. Hal ini berarti bahwa kita perlu meningkatkan persembahan kita kepada misi garis depan seraya memerhatikan dengan saksama ke mana donasi yang kita berikan itu dialirkan. Alkitab berbicara dalam 1 Samuel 30:24 bahwa "bagian orang yang tinggal di dekat barang-barang adalah sama seperti bagian orang yang pergi berperang; itu akan dibagi sama-sama." Apa pun bagian Anda dalam melaksanakan Amanat Agung, Anda akan memiliki upah yang sama dengan mereka yang pergi ke garis depan.
"Carpe Aeternitas"
Pada tahun 23 sM, seorang pujangga Romawi bernama Horatius menulis sebuah frasa yang menjadi pekik perang bagi orang-orang sekuler hari ini, "Carpe Diem. Quam minimum cradula postero" -- "Milikilah hari ini. Jangan menaruh harapanmu pada hari esok." Kita yang berada dalam gereja juga perlu memakai sebuah ungkapan sebagai pekik perang kita, "Carpe Aeternitas!" -- "Raihlah kekekalan!"
Kita dapat meraih kekekalan dengan berdoa bagi Kota-Kota Pintu Gerbang serta suku-suku terabaikan, dengan menyebut nama-nama kota dan suku itu secara spesifik, dengan memastikan sumber daya kita digunakan secara bijak dan pergi menjangkau mereka, baik dalam jangka waktu yang panjang atau pendek. Tuhan telah membawa peperangan ke hadapan kita dengan melepaskan masa penuaian yang luar biasa ini. Setiap kita harus memainkan peranan kita sebagai prajurit salib (2 Timotius 2:3-4) dalam masa yang genting ini. Marilah kita bangkit untuk melakukan sesuatu hari ini sehingga esok kita tidak memandang ke belakang, kepada masa kairos ini, dengan rasa menyesal karena kita tidak melakukan apa yang seharusnya dapat kita lakukan. (t/Yudo)
Diterjemahkan dari:
Judul buku | : | Praying Through 100 Gateway Cities of the 10/40 Window |
Judul asli artikel | : | The Challenge of the 10/40 Window |
Penulis | : | Fred Markert |
Penerbit | : | YWAM Publishing |
Halaman | : | 16 -- 21 |
- Login to post comments
- 5502 reads