You are heree-JEMMI No.41 Vol.11/2008 / Sebuah Keputusan Untuk Tetap Tinggal
Sebuah Keputusan Untuk Tetap Tinggal
Mereka datang tanpa peringatan, tidak dari mana-mana.
Penginjil To Dinh Trung sedang mengayuh sepedanya melintasi jalanan berdebu yang berbatu-batu di Vietnam Utara. Lubang-lubang di jalanan menyita perhatiannya sepenuhnya. Tiba-tiba ia dikelilingi oleh sekelompok petugas polisi komunis yang menariknya jatuh dari sepedanya dan mulai memukulinya. Mereka membuat penginjil ini menjadi bahan tertawaan di hadapan kerumunan orang-orang desa, merekam semuanya dalam video. Akhirnya, ia dibawa ke penjara dan ditahan di sana tanpa sebuah sidang.
Trung telah berkeliling ribuan mil dengan sepedanya sementara melayani suku K'Ho. Lusinan penduduk desa K'Ho telah menjadi orang-orang Kristen setelah Trung mengunjungi mereka di rumah-rumah mereka. Tetapi K'Ho adalah salah satu dari enam puluh suku di Vietnam yang telah dilarang keras oleh pemerintah untuk diinjili orang Kristen. Tetap saja, ada sekelompok orang percaya yang terus bertambah jumlahnya membaktikan diri mereka untuk membawa Kabar Baik Injil "keluar perkemahan", di mana tidak ada gereja resmi yang berdiri. Beberapa di antara mereka adalah guru sekolah, tapi kebanyakan dari mereka adalah petani beras atau nelayan. Semuanya dianiaya oleh pemerintah komunis.
Trung berada di penjara selama enam bulan sebelum persidangannya. Ia melihat hal ini sebagai kesempatan ilahi untuk berkhotbah kepada mereka yang masih terhilang di penjara. Apa lagi yang dapat dilakukan oleh komunis terhadapnya? Ia sudah berada di dalam penjara! Melalui usaha-usaha penginjilannya, banyak yang telah datang kepada Kristus di penjara di dekat Quang Ngai.
Sementara itu, orang-orang Kristen di seluruh dunia menjadi siaga akan situasi Trung. Banyak yang berdoa dan menulis surat demi keadaannya. Karena tekanan yang diberikan kepada penguasa-penguasa di Vietnam, Trung ditawari pembebasan dini. Masalah satu-satunya: Penginjil itu belum siap untuk pergi! Ia merasakan panggilan Allah untuk tetap tinggal di penjara dan menggembalakan kawanan domba-dombanya yang baru percaya. Trung menolak pembebasan dininya dan memilih untuk menghabiskan seluruh masa penjaranya.
Trung mendapatkan dorongan yang amat besar ketika ia mendengar mengenai banyaknya surat yang ditulis oleh orang-orang atas namanya. Ia tahu bahwa ia dipanggil untuk menjadi penginjil di Vietnam -- yang merupakan pekerjaan yang amat berbahaya. Doa-doa dan surat-surat memberikan kepadanya kekuatan untuk terus menjadi saksi terhadap rekan-rekan sepenjaranya bagi Kerajaan Allah.
"Aku tidak peduli akan kehidupanku sendiri. Hal yang paling penting adalah bahwa aku menyelesaikan pelayananku, pekerjaan yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepadaku -- untuk memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang mengenai anugerah keselamatan dari Allah."
"Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." (Kisah Para Rasul 20:24)
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Jesus Freaks |
Penyusun | : | Toby McKeehan dan Mark Heimermann |
Penerbit | : | Cipta Olah Pustaka, 1995 |
Halaman | : | 190 -- 191 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 3397 reads