You are hereArtikel Misi / Para Rasul Minta Didoakan
Para Rasul Minta Didoakan
Doa mempunyai peranan yang sangat penting dalam pekabaran Injil. Hal ini sudah dialami oleh para rasul. Setelah memberikan perintah untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia (Matius 28:18-20), Tuhan Yesus berpesan agar murid-murid-Nya tidak tergesa-gesa memulai tugas yang berat itu. Mereka diminta menunggu sampai Roh Kudus datang kepada mereka sesuai dengan janji-Nya (Lukas 24:48-49; Kisah Para Rasul 1:8).
Para rasul menyadari betapa penting dan besarnya peran doa dalam pelayanan mereka, sehingga mereka tidak mau melepaskan diri dari kebutuhan akan doa. Bagi para rasul, berdoa merupakan suatu kewajiban yang sangat penting dan harus dilakukan. Oleh sebab itu, mereka memilih orang-orang dari kaum awam untuk mengurus berbagai kewajiban penting lainnya, seperti melayani orang miskin, dengan tujuan agar mereka sendiri tidak kehilangan waktu untuk berdoa dan dapat setia dalam pelayanan firman Tuhan (Kisah Para Rasul 6:1-7).
Rasul Paulus adalah seorang misionaris yang sangat berhasil, yang telah membawa Injil ke benua yang lain. Ia sangat mementingkan doa dalam pelayanannya. Sangat jelas bahwa semakin besar pekerjaan atau tanggung jawab seseorang dalam Kerajaan Allah, semakin penting pula doa di dalam kehidupannya. Paulus mengerti bahwa Allah mau bekerja sama dengan orang yang berdoa dan bersandar kepada-Nya. Semakin jelas dan besar pernyataan Allah di dalam kehidupannya, maka semakin rindu jiwanya untuk berdoa dengan tekun kepada Allah. Sesungguhnya, jika ada orang yang mampu menyebarluaskan Injil dengan kekuatannya sendiri, dengan menggunakan kekuatan otak, kebudayaan, dengan Amanat Rasuli dari Allah sendiri, dengan panggilan yang luar biasa, maka orang itu adalah Paulus. Namun, Paulus justru tidak bergantung pada kelebihannya, melainkan pada persekutuan yang akrab dengan Tuhan di dalam doa. Paulus menjadi teladan utama bagi seseorang yang tekun berdoa. Itulah sebabnya, pelayanannya sangat berhasil.
Paulus selalu meminta, merindukan, dan memohon pertolongan dari semua orang saleh. Dia mengetahui bahwa dunia rohani adalah sama seperti hal-hal lain, kesatuan berarti kekuatan. Ia mengetahui bahwa kesatuan antara iman, keinginan, dan doa menambah kekuatan rohani. Doa-doa yang dipersatukan adalah seperti butir-butir air yang dipersatukan dan menjadi samudra yang dapat menghancurkan musuh. Jadi, Paulus dengan kekuatan rohaninya yang jernih dan penuh pengertian, memutuskan untuk menjadikan pelayanannya berkuasa seperti samudra, dengan menghimpun semua doa yang tersebar di mana-mana ke dalam pelayanannya (Roma 15:30; Efesus 6:18-20; Kolose 4:3-4; 1 Tesalonika 5:25; 2 Korintus 1:11).
Doa syafaat bagi Rasul Paulus menjadi bagian dari jemaat setempat, di mana setiap anggota yang sudah percaya terlibat di dalamnya. Mereka harus mendukung di dalam doa. Sebagai tambahan dan penutup dari amanatnya kepada sidang jemaat Tesalonika, Paulus mengatakan mengenai kepentingan dan diperlukannya doa mereka (2 Tesalonika 3:1-2). Paulus menegaskan kepada saudara-saudara seiman di Filipi, bahwa semua pencobaan dan perlawanan dapat digunakan untuk tujuan penyebaran Injil, demi terkabulnya permohonan (khasiat) doa mereka.
Sikap Paulus terhadap persoalan ini menggambarkan kerendahan hati dan pandangannya yang dalam, mengenai kuasa-kuasa rohani yang membangunkan Injil. Lebih dari pada itu, yang menjadi pelajaran sepanjang masa adalah bahwa Rasul Paulus sedemikian bergantung kepada doa-doa orang saleh, sehingga Tuhan membuat berhasil pelayanannya. Maka betapa perlunya doa para hamba Tuhan untuk pelayanan sekarang ini.
Paulus tidak merasa direndahkan atau kurang dihormati dalam keperluannya yang mendesak agar orang lain mendoakan dirinya. Dia merasa tidak berkurang pengaruh, kesalehan, atau ketaatannya. Dia menulis surat ke mana-mana dan mendorong jemaat-jemaat untuk mendoakannya.
Kerinduan dan tujuan rasul-rasul adalah untuk menjadikan gereja sebagai gereja yang berdoa. Mereka juga tidak memungkiri kedudukan yang ada di dalam hal agama dan pekerjaan yang berhubungan dengan kehidupan rohani. Desakan yang paling kuat, kata-kata yang paling lengkap dan membangun, diucapkan untuk menekankan kewajiban yang penting, yaitu berdoa.
Gerakkanlah orang-orang Kristen di mana saja untuk berdoa, demi berhasilnya pekabaran Injil! Yesus Kristus telah melakukannya pada masa pelayanan pribadi-Nya. Ketika melihat tuaian sedang menuju kebinasaan karena kurangnya penuai, Yesus merasa terharu dan memunyai belas kasihan yang besar. Ada waktunya Dia berdoa sendirian, lalu mencoba membangunkan murid-murid-Nya yang tidak menyadari pentingnya berdoa, dan mendesak "Berdoalah untuk meminta penuai" (Matius 9:38; Lukas 18:1). Sebagai orang Kristen, kita memunyai kewajiban untuk selalu berdoa dan saling mendoakan.
Diambil dari: | ||
Judul buku | : | Doa dan Misi |
Penulis | : | Dr. Veronika J. Elbers |
Penerbit | : | Departemen Seminari Alkitab Asia Tenggara, Malang 2001 |
Halaman | : | 8 -- 15 |
Sumber | : | e-JEMMi 40/2012 |
- Login to post comments
- 7129 reads