You are hereArtikel Misi / Misi Lintas Budaya
Misi Lintas Budaya
"Terlalu sedikit bagimu hanya untuk menjadi hamba-Ku, ... tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi." (Yesaya 49:6)
Rasul Paulus sangat gigih membagikan Injil bagi bangsa lain di luar bangsa Yahudi, bukan karena ia tidak toleran terhadap bangsanya sendiri -- malah ia mau mati terkutuk bagi bangsanya, Yahudi (Roma 9:3) -- tetapi karena ia mau "melintasi" budaya untuk menjangkau bangsa-bangsa lain yang juga dikasihi Allah. Panggilan Allah kepadanya sangat jelas sehingga beberapa kali ia menyaksikannya (Kisah Para Rasul 9:15; 13:47) dan membuatnya mengarahkan fokus pada daerah pelayanannya (2 Korintus 10:13; Roma 15:23).
Rasul Paulus menerima pengutusan lintas budaya sebagai respons terhadap kasih Allah kepada semua suku bangsa. Nyata bahwa Allah menghendaki kita untuk memerhatikan bangsa lain di samping bangsa kita sendiri karena Allah juga mengasihi mereka. Kita juga harus melihat sebuah kebutuhan yang mendesak seperti Allah melihatnya. Dalam Kisah Para Rasul 16:9, Roh Allah mencegah Rasul Paulus ke Asia kecil dan membelokkannya ke Makedonia di mana Injil sangat dibutuhkan tidak hanya untuk bangsa kita, tapi untuk semua makhluk dan tidak bisa ditunda. Setiap hari di seluruh dunia, banyak manusia meninggal tanpa Kristus. Inilah yang juga harus menjadi urgensi kita dalam pengutusan lintas budaya.
Lalu bagaimana kita membangkitkan pemahaman dan pengertian akan misi lintas budaya? Rasul Petrus yang demikian nasionalis Yahudi mengalami "pencerahan" bahwa Allah juga bekerja di antara bangsa-bangsa lain setelah mendengar penjelasan yang dibagikan oleh Kornelius (Kisah Para Rasul 10:34) sehingga ia mendukung panggilan Allah untuk misi bangsa-bangsa di luar bangsanya. Rasul Yakobus juga demikian setelah mendapat penjelasan dari Paulus dan Barnabas (Kisah Para Rasul 15:14).
Oleh karena itu, penting bagi gereja-gereja lokal memberikan penjelasan tentang apa yang sedang Allah lakukan di ladang pelayanan supaya jemaat mengalami "pencerahan" dan mau mendukung dengan sepenuh hati pekerjaan pengutusan lintas budaya. Mungkin juga baik jika ada jemaat lokal yang mau ikut serta ke ladang-ladang misi dan melihat langsung apa yang sedang Allah kerjakan untuk membangkitkan semangat dan motivasi mendukung pelayanan pengutusan lintas budaya tersebut, sambil tidak lupa mengajarkan untuk berdoa syafaat bagi pelayanan misi seperti yang selalu diminta Rasul Paulus kepada jemaat-jemaat lokal yang mendukungnya supaya mendoakan pelayanannya (Kolose 4:3). Kiranya Tuhan memberi kita hati yang merindukan jiwa-jiwa di bukan hanya bangsa kita sendiri, tapi juga bangsa-bangsa lain di dunia.
Diambil dari:
Judul buletin | : | Utusan Vol. 9/Thn. 4/Mei -- Agustus 2005 |
Penulis | : | David Tjandra |
Penerbit | : | Dept. Pengutusan Lintas Budaya (DPLB), Para Navigator |
Halaman | : | 5 -- 6 |
- Printer-friendly version
- 11345 reads