You are hereArtikel Misi / Menjadi Mobilisator Misi (II)
Menjadi Mobilisator Misi (II)
MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN YANG LEBIH LUAS TENTANG DUNIA MISI
Pengembangan pengetahuan tentang misi masih erat hubungannya dengan menumbuhkan rasa memiliki dalam pekerjaan misi. Kita dapat mengembangkan pengetahuan ini dengan membaca buku, menonton video, membaca bahan-bahan dari internet dan mendengarkan kaset. Setelah semua pengetahuan itu terserap, kita bisa mulai menggunakannya dalam menolong orang lain untuk mendapatkannya. Saya percaya jika kita perlu untuk meningkatkan jumlah informasi tentang dunia misi sepuluh kali lipat dari yang sekarang ada serta memungkinkan penggunaan semua jenis metode komunikasi jika kita ingin mencapai target yang telah ditentukan. Kita perlu memungkinkan semua orang, baik yang ada di seberang jalan atau di seluruh dunia, untuk mengalami pengalaman dengan dunia misi. Kita perlu untuk melihat bahwa bertindak secara lokal dapat memunculkan dampak yang global.
Secara khusus kita juga perlu membuka pintu selebar-lebarnya bagi para pekerja baru untuk mendapatkan informasi yang ada tersebut. Ada begitu banyak informasi tentang hal ini, namun tidak semua orang bisa mendapatkannya. Saya mengajurkan supaya setiap organisasi misi juga menjalin hubungan dengan banyak organisasi misi lainnya, bertukar informasi dan menjalin hubungan lewat korespondensi, hubungan telepon, fax dan email. Jika kita menyadari betapa banyaknya metode komunikasi yang ada sekarang ini, maka tidak ada alasan lagi untuk bersikap pasif. Dapatkah Anda bayangkan Rasul Paulus menenteng ponsel atau menggunakan komputer? Tuhan telah memberikan semua sarana ini bagi kita. Tidak seharusnya kita takut dengan perkembangan teknologi. Hal itu memang dapat disalahgunakan tapi seharusnya hal itu malah membuat kita semakin hati-hati supaya dapat menggunakannya dengan benar. Saat pintu-pintu informasi telah terbuka, saya percaya ketika itu pulalah orang-orang awam dan potensi-potensi yang ada di luar akan menanggapinya dengan baik. Namun langkah pertama untuk itu adalah tersedianya akses untuk mendapatkan informasi tersebut.
Kita hendaknya menyadari pentingnya menjalin hubungan dengan sebanyak mungkin orang atau kelompok, yang seringkali lebih dapat dilakukan dengan teknologi modern, untuk mendapatkan informasi terkini dan permohonan doa untuk orang-orang yang belum dijangkau di dunia ini. Keuntungan lain yang bisa didapat dari hubungan komunikasi yang erat ini adalah untuk menghindari ketidakpedulian yang sepertinya banyak terdapat dalam dunia misi. Beberapa artikel atau statistik yang saya lihat tidak didasari data yang valid. Kita dapat melihat betapa menakjubkannya apa yang tersaji di internet. Terutama seperti yang terjadi di sebuah konferensi besar, mengenai jumlah "orang Kristen" di Afrika, yang dihitung secara gampang-gampangan saja sehingga membuat semua orang seakan telah "lahir baru", hanya karena kesalahan satu orang. Orang seringkali tidak melakukan riset yang memadai sebelum mengumumkannya pada publik. Bahkan beberapa kisah menakjubkan tentang kejadian-kejadian luar biasa dalam dunia penginjilan, jika diadakan riset menyeluruh, dapat dibuktikan sebagai hal yang tak pernah terjadi. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpercayaan umum, kekurangpercayaan pada gerakan misi dan akan menjadi salah satu alat yang akan digunakan iblis di masa mendatang. Kita harus mengingat pengajaran Alkitab di Amsal 18 bahwa kita harus yakin pada informasi yang akan kita sampaikan sebelum membuka mulut dan bicara.
Namun, tidak berarti kita harus merasa terintimidasi oleh hal itu, sehingga membuat kita lantas tidak berusaha apa-apa. Kita tetap dapat menyebarkan informasi asalkan kita dapat secara hati-hati memilih kata yang benar-benar tepat, memeriksa fakta-faktanya, berani mengaku jika kita memang tidak yakin dan mengutamakan realita, kerendahan hati, dan kesediaan untuk diajar. Hal penting tentang ini seperti terdapat di Filipi 2:3, yang mengajarkan supaya kita menganggap orang lain lebih utama dari diri kita sendiri, adalah penting dalam kasus ini. Saat kita berhubungan dengan kelompok misi lainnya, kita pun hendaknya memberi penghargaan yang tinggi dan menaruh perhatian pada apa yang sedang mereka lakukan. Janganlah kita terpaku pada beberapa berita buruk atau hal lain yang kita baca tentang mereka sehingga membuat kita gagal melihat rencana besar Tuhan, bagaimana Tuhan memakai berbagai jenis gereja, organisasi, dan pergerakan di luar kegagalan, kelemahan dan dosa mereka.
Kita tidak dapat bekerja bersama dalam hal praktik namun kita tetap dapat memiliki sikap yang baik terhadap organisasi lain dalam Tubuh Kristus. Ada banyak tekanan dalam pekerjaan misi, namun hendaknya kita dapat menerima paradoks bahwa kesatuan kita hendaknya ditempatkan di tengah-tengah perbedaan.
MEMBUAT PERALATAN YANG TERSEDIA BERGUNA
Ada begitu banyak peralatan yang tersedia untuk melakukan tugas mobilisasi seperti video, kaset, buku, selebaran, dsb. Saya sering menulis tentang kebutuhan akan ratusan juta literatur di seluruh dunia. Namun sebenarnya, jumlah itu tidaklah sedemikian besar, sebagian besar dari jumlah itu telah diproduksi oleh lembaga-lembaga misi di seluruh dunia. Dan bila kita mau menggandakan apa yang telah tersedia itu, taruhlah 10 kali lipat saja, maka saya percaya akan timbul mobilisasi misi terbesar yang pernah ada.
Sebuah perdebatan tanpa akhir akan terjadi jika kita membicarakan tentang angka dan waktu. Namun pada dasarnya kita semua berteriak dalam hati agar tugas ini dapat dilakukan secepatnya, ini karena kita berurusan dengan kenyataan bahwa masih banyak manusia yang akan pergi kepada kekekalan tanpa sama sekali mempunyai pengenalan akan Kristus secara pribadi. Kenapa kita tidak memakai sedikit uang kita untuk mendapatkan beberapa materi misi yang dapat kita bawa kemana- mana dan dapat digunakan jika kita memperoleh kesempatan. Anda dapat mempergunakan itu untuk diri Anda sendiri, tapi bagikan juga pada orang lain sehingga mereka pun dapat menggunakannya. Akan ada dampak yang begitu besar yang dapat ditimbulkan jika setiap orang Kristen menyadari untuk mau terlibat dalam misi dengan cara yang pasti akan berdampak luas bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Setelah banyak orang mulai menaruh minat dalam dunia misi, adalah tepat jika selanjutnya kita dapat mendorong mereka untuk menghadiri sejenis acara misi. Acara seperti ini hampir pasti ada di setiap negara dan tentunya juga di setiap gereja dan organisasi. Kita dapat membuat orang-orang tertarik dengan acara itu. Jangan menganggapnya jelek karena kita tidak suka musiknya (meski sangatlah menyedihkan jika sesama Tubuh Kristus masih mempermasalahkan jenis musik karena sejarah sendiri telah membuktikan bahwa Roh Kudus telah memakai berbagai jenis musik untuk membuat orang semakin dekat dengan Tuhan). Informasi tentang acara ini harus disebarluaskan kepada siapa saja, bahkan kepada yang terkecil pun. Untuk kita yang memimpin atau terlibat dalam kegiatan ini sendiri, perlu dikembangkan kepekaan berkenaan dengan begitu banyak jenis orang yang kita hadapi. Jangan suka menjadi pribadi yang kontroversial. Kadangkala, pribadi yang kontroversial bisa jadi adalah cerminan dari ego yang besar. Kadang itu dilakukan untuk mendapatkan perhatian dari orang lain, dan hal ini tidaklah sehat.
Kita perlu untuk mendengarkan mereka yang "tidak setuju" dengan kita, dan yang menganggap kita terlalu ekstrim dan memberikan target terlalu muluk, sehingga kita bisa membangun persatuan. Pendidikan formal adalah alat ampuh bagi mobilisasi misi. Kebanyakan sekolah Alkitab memiliki komitmen yang baik terhadap misi, dan kebanyakan organisasi misi memiliki hubungan baik dengan mereka. Jika Anda merasa sebagai mobilisator misi, jalinlah hubungan dengan mereka, pastikan untuk selalu mendapat informasi terbaru mengenai apa yang sedang mereka kerjakan.
Pertimbangkan juga untuk bersekolah selama satu atau dua tahun di situ, mungkin dengan mengambil jurusan yang ada hubungannya dengan dunia misi selain tentunya terus mempelajari firman. Namun, jangan menganggap bahwa satu-satunya yang dibutuhkan dalam misi adalah ahli teologi dan ahli pertumbuhan gereja modern yang fasih bicara dalam berbagai bahasa. Namun, kita pun membutuhkan orang-orang di belakang layar seperti para mekanik, sekretaris, pemegang pembukuan, dan programmer komputer. Kita juga sangat membutuhkan staf yang bekerja di kantor pusat di negara mereka sendiri. Sangat menyedihkan jika ada orang yang tidak peduli dengan berbagai jenis pekerjaan yang dibutuhkan tersebut.
Masalah lain yang sangat sering muncul selanjutnya adalah, "Dari mana kami mendapatkan uang untuk semua itu?" Jawaban dari pertanyaan ini terletak pada komitmen dalam doa-doa syafaat untuk membebaskan masalah keuangan dalam pelayanan misi dunia, dan komitmen akan penggalangan dunia yang Alkitabiah. Kita harus belajar dari sejarah dan dari kisah persembahan seorang janda. Tuhan dapat memakai semua orang, pria dan wanita di lapangan yang mendapatkan hartanya dari kerja keras dan air mata mereka untuk kemudian mereka bagikan pada organisasi-organisasi misi dan gereja demi penginjilan dunia. Di luar dari semua itu, hendaknya kita juga berhati-hati ketika kita mulai menuding satu organisasi atau kelompok lain menggunakan cara- cara yang tidak rohani dalam mencari dana. Dalam hal ini, semua dari kita adalah orang berdosa, jadi siapa pun yang merasa dirinya tidak berdosa, bolehlah ia yang melempar batu pertama. Kesatuan dalam Tuhan memang hendaknya muncul di tengah berbagai perbedaan itu dan untuk itulah hendaknya kita bersama merancang sebuah strategi dalam hal penggalangan dana ini.
KETERLIBATAN GEREJA LOKAL
Setiap mobilisator misi harus terlibat juga dalam pelayanan gereja lokal. Banyak orang, dengan berbagai cara merasakan panggilannya sebagai mobilisator misi saat mereka berada di gereja lokal, tanggapan dari gereja mereka pun beragam. Tanpa bermaksud menyamaratakan, menghakimi atau menilai ekstrim setiap gereja lokal. Beberapa masalah biasanya akan muncul saat seseorang menerima panggilannya untuk menjadi mobilisator misi di luar gerejanya, (misalnya di sebuah program pekerjaan misi jangka pendek) dan kemudian ingin membawa visinya itu ke gerejanya.
Banyak anak muda yang berencana untuk bekerja di ladang misi kemudian diragukan kemampuannya, ditanggapi secara negatif atau dianggap macam-macam sehingga semangatnya yang begitu berkobar sepulang dari program misi jangka pendek yang dijalaninya, perlahan meredup. Akan tetapi, hal itu tidak akan terjadi jika kita memegang kenyataan yang ada di 1Korintus 13 mengenai praktik hukum kasih Kristen bagi sesama kita. Sementara bagi mobilisator muda, fokus kegiatan mereka biasanya dimulai dari kampus. Pergerakan pemuda ini, seperti halnya kegiatan KKR anak muda dan lainnya adalah pihak yang memberikan kontribusi terbanyak bagi perkembangan misi dunia saat ini.
MEMBUAT ORANG LAIN TERLIBAT DALAM PENGINJILAN DAN PELAYANAN
Satu cara ampuh untuk membuat orang lain dapat menjadi mobilisator misi adalah dengan melibatkan mereka dari tempat mereka berada. Kita tidak boleh menganggap bahwa penginjilan dari rumah berlawanan dengan penginjilan yang dilakukan sampai ke luar negeri. Kita tahu bahwa ternyata di sekitar kita masih banyak orang yang belum dijangkau. Memang, ada nilai tersendiri untuk mereka yang mau meninggalkan tempat mereka untuk mengabarkan Injil ke daerah lain. Namun itu memerlukan panggilan tersendiri, sementara membicarakan mengenai Injil kepada tetangga Anda bukanlah sesuatu yang memerlukan panggilan khusus karena itu sudah merupakan kewajiban kita sebagai anak Tuhan. Memang, dalam menginjili orang lain, kita akan sering mendapati kegagalan dan kekecewaan, namun harus diingat pula bahwa kekecewaan dalam penginjilan seringkali berarti petunjuk dari Tuhan untuk mengajar kita lebih baik lagi. Iman yang alkitabiah dan yang mampu memindahkan gunung tidak akan didapat tanpa melalui keraguan, perjuangan atau ketidakpercayaan dan bahkan dosa. Iman itu tumbuh di tengah-tengah berbagai pengalaman buruk tersebut. Tetaplah sadar dan waspada supaya Anda tidak sampai terjatuh ke dalam cara penginjilan yang tidak alkitabiah. Sadarilah bahwa Tuhan sekarang sedang melakukan banyak hal besar di dunia ini. Dia akan bekerja melalui gereja-gereja lama, baru, serta organisasi-organisasi lama atau yang baru dengan cara-Nya yang ajaib. (t/Ary)
Bahan diterjemahkan dan ringkas dari sumber:
Judul Buku | : | Out of The Comfort Zone and Into Missions |
Judul Artikel Asli | : | Developing a Greater Knowledge of World Missions |
Penulis | : | George Verwer |
Penerbit | : | OMF Literature Inc., Philippines, 2000 |
Halaman | : | 72 - 85 |
- Printer-friendly version
- 5470 reads