You are hereArtikel Misi / Memimpin Seorang Anak kepada Kristus

Memimpin Seorang Anak kepada Kristus


Injil pada sebuah kelas. Pembicaraan tersebut mencakup prinsip- prinsip komunikasi yang baik, penggunaan bahasa yang berarti, dan persiapan pelajaran guna menghasilkan keputusan dan menciptakan suasana kelas yang memotivasi untuk mengambil keputusan. Akan tetapi, bagaimanakah dengan saat genting yang timbul ketika Roh Kudus menyiapkan hati seorang anak dan bersamaan dengan itu Saudara sebagai pengajar harus memimpin anak tersebut kepada Kristus? Apakah peranan Saudara dalam memimpin anak itu kepada suatu keputusan abadi untuk menerima Kristus?

Berikut ini dikemukakan beberapa prinsip untuk membimbing pengajar agar dapat memakai kesempatan dengan efektif dalam memimpin seorang anak kepada Kristus:

  1. Terangkanlah dengan jelas dan sederhana mengenai arti datang kepada Kristus untuk menerima keselamatan.

    Dalam hal ini, jangan sekali-kali menggunakan muslihat apa pun. Berkatalah terus terang. Perkenankanlah Roh Kudus untuk membimbing Saudara supaya dapat menerangkan dengan singkat mengenai "datang kepada Kristus" yang sebenarnya.

  2. Undangan Saudara ditujukan kepada masing-masing anak secara pribadi.

    Inilah satu alasan mengapa ada baiknya bila tiap-tiap kelas dipimpin oleh lebih dari satu orang dewasa. Berdoa dengan seorang anak secara pribadi sangat penting. Dan jika mungkin, carilah tempat yang tersembunyi untuk berdoa. Jika tidak ada tempat yang tersembunyi, seorang pengajar yang pandai akan menyediakan waktu untuk berdoa berdua dengan anak itu. Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan anak tersebut pada saat itu, harus dijawab dengan hati-hati dan teliti. Dalam kebaktian-kebaktian besar, yang diselenggarakan secara khusus untuk anak-anak, sekelompok orang dewasa dapat melayani dengan sangat efektif selama anak-anak itu berdoa secara pribadi dan mengambil keputusan ini.

  3. Pakailah Alkitab.

    Anak-anak pun memerlukan kuasa Firman Tuhan yang dapat menerangkan cara dan alasan bagi keputusan mereka untuk menerima Kristus. Meskipun ayat-ayat ini mungkin telah disebut sementara jam pelajaran, namun pada saat mengambil keputusan seorang anak perlu "melihat sendiri" kebenarannya di dalam Alkitab. Mungkin, tindakan bijaksana diwujudkan dengan meminta anak tersebut membaca ayat-ayat itu dengan nyaring di hadapan orang yang telah berdoa bersama dengan dia.

  4. Tuntunlah emosi anak itu.

    Seorang anak mungkin akan merasa sangat tertempelak dan terharu, sampai sedu-sedannya menghambat pelaksanaan doa dan bimbingan yang hendak diberikan. Meskipun kita harus berhati-hati untuk tidak menghalangi pekerjaan Roh Kudus, namun saran untuk meminta anak berhenti menangis supaya ia dapat menerima pelajaran dan pertolongan seringkali sangat berguna. Harus diingat bahwa emosi semacam itu akan segera lenyap dan bahwa anak itu harus mengingat suatu keputusan yang diambil berdasarkan pikiran dan kehendak maupun perasaan. Satu alasan yang menyebabkan anak-anak tidak bertumbuh di dalam Kristus ialah mereka hanya mempunyai pengalaman yang emosionil ketika menerima Kristus. Tanggung jawab penting bagi seorang pengajar yakni membantu anak tersebut untuk memperoleh suatu pengalaman yang mencakup seluruh pribadinya - yakni pikiran, kehendak, dan perasaannya.

  5. Jelaskanlah apa yang terjadi.
    Penting untuk menekankan mengenai perlunya "memperkuat" keyakinan akan pengalaman itu demi menghadapi hal-hal yang akan terjadi di kemudian hari. Pengajar yang bijaksana akan menolong anak itu mengerti bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-Nya, dan bahwa dalam persekutuannya dengan Sang Juruselamat untuk selamanya. Bila seorang anak tidak berasal dari lingkungan keluarga Kristen, maka pertolongan khusus harus diberikan, supaya anak itu tidak kehilangan apa yang telah diperolehnya akibat sikap acuh tak acuh dari orangtuanya yang belum diselamatkan. Inilah satu alasan lain mengapa sangat penting bagi pengajar-pengajar untuk mengerti latar belakang anak didik mereka. Ada orangtua yang bukan saja tidak menyetujui pengalaman pertobatan anaknya; malahan mungkin mereka akan menentang dia dengan menggunakan kekerasan. Anak itu harus siap sedia menghadapi perlawanan demikian.

Sumber:

Judul Buku : Penginjilan di Sekolah Minggu
Penulis : Richard L. Dresselhaus
Penerbit : Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang
Halaman : 107 -- 109

Dipublikasikan di: http://pepak.sabda.org/03/sep/2004/anak_memimpin_seorang_anak_kepada_kristus