You are herePenginjilan / Hati Tuhan untuk Semua Bangsa: Kehendak Allah Bagi Dunia
Hati Tuhan untuk Semua Bangsa: Kehendak Allah Bagi Dunia
"Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu." (Mazmur 86:9)
Pandangan Tuhan Semula
Sejak semula Tuhan mempunyai satu kehendak untuk dunia ini, yaitu wawasan ujung bumi. Ia mau mengisi seluruh dunia dengan mereka yang menyembah kepada-Nya. Dalam Kejadian 1:28, Tuhan memberikan satu perintah yang jelas, "Beranak-cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Perintah ini diulangi lagi kepada Nuh tatkala ia keluar dari bahtera sesudah air bah, "Beranak-cuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi" (Kejadian 9:1). Dan, ketika Tuhan memanggil Abraham Ia berkata, "Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat" (Kejadian 12:3). Dalam surat Galatia (3:9,14), Paulus menjelaskan bahwa dengan berkat tersebut suku-suku bangsa di dunia ini akan diselamatkan.
Tidak hanya dalam kitab Kejadian saja kita melihat Tuhan mempunyai satu penglihatan yang mencakup seluruh dunia. Dalam Mazmur 86:9 kita pun mendengar bahwa suku-suku bangsa di dunia ini diciptakan Tuhan untuk satu maksud saja, yaitu supaya mereka memuliakan dan menyembah Dia. Dengan kata lain, Tuhan tidak puas kalau hanya satu golongan saja memuliakan Dia. Ia ingin semua suku bangsa masuk dalam koor yang menyembah-Nya sehingga dalam Mazmur 2:8 Tuhan berkata, "Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu."
Nabi Yesaya memberitakan satu pesan Tuhan, "Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi" (Yesaya 49:6). Dalam khotbahnya di Antiokhia, di Pisidia (Kisah Para Rasul 13:47-49), Paulus mengutip ayat ini untuk menjelaskan kepada penduduk kota yang majemuk itu bahwa ia dipanggil Tuhan untuk memberitakan Injil kepada semua suku bangsa. Masyarakat di Antiokhia pun sangat senang mendengar berita ini. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan mempunyai wawasan ujung bumi dan Injil meluas di seluruh daerah itu.
Nabi Zakharia menjelaskan kepada kita (9:9-10), "Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya, Ia lemah lembut ... ia akan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke ujung-ujung bumi."
Pesan yang sudah Tuhan berikan dalam PL ini diulangi/ditegaskan kembali oleh Tuhan Yesus Kristus dalam Amanat Agung-Nya dalam Kisah Para Rasul 1:8, "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Manusia Merupakan Seorang Pelanggar Hukum yang Membutuhkan Pembenaran
Meskipun Tuhan sudah memberikan ketentuan-ketentuan yang jelas tentang apa yang benar dan yang tidak benar, seluruh manusia masih hidup menurut kemauannya sendiri. Dengan mulutnya mereka mengakui adanya Tuhan, tetapi dalam praktiknya, kehendak Tuhan tidak dihiraukan (Markus 7:6-8). Akhirnya, daftar dosa manusia sangatlah panjang. Karena semua manusia berada di bawah kuasa dosa, seperti tertulis, "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang yang mencari Allah. Semua telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak ... rasa takut kepada Allah tidak ada pada orang itu ... dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah" (Roma 3:9-19).
Di mana ada dosa di sana pula hukuman harus dijatuhkan. Tuhan tidak bisa menerima manusia yang berada dalam keadaan berdosa. Karena manusia yang sudah berdosa itu sudah menjadi najis, ia tidak bisa bertahan di hadapan kesucian Tuhan. Atas kemauannya sendiri, manusia sudah melanggar perintah Tuhan. Hukuman kekal di nerakalah yang menanti.
Banyak orang menghibur diri dengan harapan yang palsu bahwa Tuhan dipenuhi rahmat dan kemurahan. Memang Tuhan adalah panjang sabar, tetapi kesabaran-Nya hanya ditujukan untuk mengantar orang kepada pertobatannya. Demikianlah tertulis dalam Roma 2:4, "Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?"
Kehidupan yang kekal tidak diperoleh sebagai warisan turun-temurun. Aliran sungai di suatu kota tentulah berasal dari daerah pegunungan. Dan air yang jernih tentunya hanya bisa ditemukan di tempat yang menjadi sumbernya. Demikian pula bila hendak mencari kehidupan yang kekal. Pekerjaan Roh Kudus akan menuntun kita kepada sumber kehidupan, yaitu Yesus (Yohanes 1:12-13). Sebagai benih keselamatan, firman Tuhan harus didengarkan oleh setiap manusia. "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Tuhan yang hidup dan yang kekal" (1 Petrus 1:23).
Keadaan Dunia Sekarang Ini
Bila melihat dunia saat ini, setidaknya enam ribu suku bangsa belum mengenal nama-Nya, apalagi menyembah-Nya. Dari sekitar 6,5 milyar umat manusia, tidak sampai setengah milyar yang menyembah Yesus dalam Roh dan kebenaran. Padahal Ia merindukan ciptaan-Nya untuk memuji dan menyembah Dia.
Di Indonesia sendiri masih ada 127 suku bangsa yang belum mengenal Tuhan Yesus Kristus secara pribadi. Mereka ini sama sekali tidak memedulikan pencipta-Nya. Hal ini tentu saja membuat sedih Sang Pencipta. Ia menciptakan manusia dalam berbagai bahasa dan kebudayaan agar mereka dapat menyembah Dia dalam keberagaman tersebut. Namun, masih banyak suku bangsa yang belum mau mengakui Yesus sebagai Tuhannya (band. Wahyu 7:9-10).
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena hidup dalam satu masa di mana Injil paling luas diberitakan di seluruh dunia. Diperkirakan empat juta hamba Tuhan bekerja keras untuk memberitakan Injil. Biasanya pemberitaan ini dilakukan secara lisan, tetapi ada juga yang memakai lebih dari dua ribu stasiun radio sebagai penyalur berita Injil. Banyak pula hamba Tuhan yang memakai literatur sebagai siaran Injil. Setiap tahun, 70.000 judul buku Kristen diterbitkan dan diedarkan. Sekarang ini, Alkitab atau sebagian dari Alkitab sudah diterjemahkan ke dalam 2.355 bahasa, dengan rincian: seluruh Alkitab 414 bahasa, hanya PB saja 1.068 bahasa, hanya sebagian saja 873 bahasa. Sementara itu, upaya penerjemahan ke dalam 720 bahasa lainnya sedang dilakukan oleh Lembaga Alkitab Sedunia.
Dari segi pendistribusian, puluhan juta Alkitab dan PB diperkirakan telah disebarluaskan. Sedangkan ratusan juta eksemplar dari bagian-bagian Alkitab lain telah tersebar. Pemanfaatan film Yesus juga dianggap sangat efektif. Film ini telah diterjemahkan ke dalam 910 bahasa di 101 negara sehingga banyak orang yang bisa menikmati film ini dalam bahasa mereka sendiri. Film ini sendiri sering ditayangkan di TV, meskipun videonya dapat dimiliki oleh setiap orang.
Bagaimanapun juga, jumlah orang Kristen belum pernah setinggi pada masa sekarang, yaitu sejumlah lebih kurang 200 juta orang Injili. Dari sudut geografis, Injil telah menjangkau semua negara dengan satu jemaat dan setidaknya satu persekutuan, meski di beberapa negara dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Beberapa tahun yang lalu di salah satu negara di Afrika, sebanyak lima puluh orang Kristen dipenjarakan. Sebelumnya, negara tersebut hanya memiliki segelintir orang yang percaya kepada Kristus. Namun, karena sudah pernah dipenjarakan demi Kristus, mereka tidak harus bersembunyi lagi.
Sekarang di mana-mana ada Persekutuan Doa Penginjilan Sedunia yang menggumuli penginjilan, khususnya di negara-negara yang susah dimasuki Injil. Sebelumnya, negara Albania dan Mongolia termasuk negara yang sulit bagi Injil. Bila sebelumnya tidak terdapat jemaat Kristus, kini sejumlah orang di sana telah menjadi orang percaya. Tuhan merindukan orang-orang Kristen yang memiliki kerinduan yang sama dan mulai mengerjakan sesuatu demi perluasan kerajaan Allah.
Kalangan Lain Perlu Mendengar Injil
"Untuk kalangan sendiri." Catatan ini sering kita lihat di atas bacaan Kristen. Akan tetapi, Tuhan Yesus Kristus mengungkapkan, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." Mereka yang sudah menjadi warga surga (Filipi 3:20) tidak lagi memerlukan berita keselamatan dari Yesus Kristus karena mereka sudah memilikinya. Akan tetapi, masih ada orang yang merupakan warga asing kerajaan Allah, alias tidak memiliki hak untuk tinggal di surga; mereka adalah kalangan lain. Justru merekalah sasaran yang dikehendaki Tuhan Yesus Kristus supaya diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1 Timotius 2:4).
Siapakah yang harus membawa Injil kepada mereka yang masih di luar kerajaan Tuhan? Paulus berkata, "Aku berhutang, baik kepada orang Yunani maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar maupun kepada orang tidak terpelajar. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma" (Roma 1:14-15). Dalam dunia ini ada dua macam hutang, yang pertama karena seseorang meminjam uang. Yang kedua kalau sesuatu dititipkan kepada seseorang untuk diteruskan kepada orang lain, jadi selama ia belum meneruskan titipan ini, ia berhutang. Paulus berhutang karena Injil dititipkan kepadanya supaya diberikan kepada mereka yang belum pernah menerima berita tentang Dia, akan melihat Dia, dan mereka, yang tidak pernah mendengarnya, akan mengertinya (Roma 15:21). Kita yang percaya juga berhutang terhadap semua orang lain yang belum menerima Yesus sebagai Juru Selamat pribadi. Sebenarnya, kita tidak memiliki Injil karena Injil hanya dititipkan kepada kita supaya kita meneruskannya kepada kalangan yang lain.
Bagaimana Respons Kita?
Bagaimana kehendak Allah untuk dunia? Tuhan menghendaki agar semua suku bangsa, sampai ujung bumi, diselamatkan dan mereka memuliakan nama-Nya! Bagaimana dengan bagian kita? Semua suku bangsa sampai ujung bumi ini pasti akan dijangkau oleh Injil; firman Tuhan menceritakan hal ini. Akan tetapi, apakah Saudara/i ikut ambil bagian dalam usaha Ilahi yang agung ini? Apakah Saudara/i hanya akan duduk saja dengan enak di kursi dan menonton perbuatan Tuhan sampai suku bangsa terakhir tercapai dengan Injil? Tentu saja hal ini tidak mungkin menjadi rencana Allah untuk kita.
Para Rasul memberi respons yang lain, mereka menaati Amanat Agung yang diberikan kepada mereka. Yesus berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu" (Matius 28:18-20). Dan, mereka pun memberitakan Injil ke segala penjuru (ujung bumi) dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya (Markus 16:20). Tentu saja Yesus bisa bekerja tanpa kita. Ia akan bertemu dengan orang percaya lain yang setia dalam tugas yang mulia ini, tetapi apakah kita dapat hidup kekal tanpa menjalankan Amanat Agung Tuhan lebih dahulu? (Perhatikanlah tantangan ini dalam renungan pribadi dengan membaca Yehezkiel 3:16- 21; 33:1-9.) Lebih baik kita berseru kepada Tuhan, supaya kita mendapat hak istimewa mengambil bagian dalam usaha yang mulia ini. Lebih baik pula bila kita memberi diri untuk menjadi bagian dalam rencana Tuhan Yesus Kristus.
Mari menjadi orang yang berbeban untuk suku-suku bangsa yang belum terjangkau oleh Injil dan memulai merencanakan satu usaha pekabaran Injil untuk memberitakan Injil Keselamatan surgawi kepada mereka.
Sumber:
Artikel ini ditulis oleh WJ, seorang pengamat setia e-JEMMi dan pelayan pada sebuah organisasi misi.
- Printer-friendly version
- 17036 reads