You are hereArtikel / Membawa Injil ke Pekerjaan
Membawa Injil ke Pekerjaan
Kita menghabiskan banyak waktu di tempat kerja. Rata-rata orang Amerika di kelas pekerja menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada aktivitas tunggal lainnya. Itu adalah lebih banyak waktu daripada yang mereka habiskan di rumah, lebih banyak waktu daripada yang mereka habiskan bersama keluarga, dan bahkan lebih banyak waktu daripada yang mereka habiskan untuk tidur. Tempat kerja semakin banyak memberikan kesempatan penginjilan yang paling dapat diakses dalam kehidupan kebanyakan orang. Namun, tidak semudah itu. Pekerjaan dan iman bisa sangat sulit untuk diintegrasikan. Melakukan percakapan rohani dan membagikan Injil dapat terasa seperti bertentangan dengan kecenderungan alami kita.
Tentu saja, membawa Injil ke pekerjaan lebih dari mencari kesempatan untuk berbicara tentang Kristus, tapi pastinya tidak kurang dari itu. Memanfaatkan peluang Injil sebaik-baiknya membutuhkan tiga hal: hubungan, cerita, dan ketekunan.
Hubungan
Kita diciptakan untuk memiliki hubungan. Minat, hasrat, keterampilan, dan bahkan pendidikan dan pengalaman kerja kita membuka dunia koneksi relasional. Fakta bahwa kita bekerja dengan seseorang berarti kita sudah memiliki satu titik kontak. Terkadang hanya itu yang diperlukan. Seperti yang C.S. Lewis
amati, persahabatan dimulai saat Anda berkata, "Apa! Kamu juga? Saya pikir hanya saya satu-satunya." [1]
Koneksi ini membawa kegembiraan dan persahabatan dalam kehidupan kerja kita. Persahabatan membuat proyek tim lebih sukses, masa-masa sibuk lebih tertahankan, dan misi serta budaya perusahaan kita lebih gamblang. Sebagai orang Kristen, kita dapat melakukan persahabatan yang sehat dan budaya relasional sebagai hal yang baik di dalam dan dari diri mereka sendiri. Hidup akan jauh lebih menyenangkan bila Anda menikmati orang-orang yang bekerja dengan Anda.
Hubungan juga menciptakan kondisi yang sering digunakan Allah untuk membawa orang kepada diri-Nya sendiri. Meskipun bisa sulit, dan dalam beberapa situasi tidak tepat, untuk melakukan percakapan rohani dengan rekan satu tim dan rekan kerja, membangun persahabatan memungkinkan kita untuk melakukan percakapan tersebut di luar kantor. Kita bisa mengundang teman untuk makan malam, keluar untuk minum kopi, atau ikut kita ke gereja. Pikirkan pekerjaan sebagai titik awal, bukan satu-satunya kesempatan.
Cerita
Ketika Anda berteman dengan seseorang, Anda berbicara tentang apa yang penting bagi Anda. Pedagang dan pengiklan ingin sekali membuat orang membicarakan produk mereka secara alami dan terbuka. Jika Anda benar-benar terpengaruh oleh sesuatu, Anda akan membicarakannya. Gairah itu menular. Ketika Anda telah ditebus oleh Yesus Kristus dan Anda mengikuti Dia, mustahil untuk tidak membicarakan apa yang Dia lakukan dalam hidup Anda.
Perjumpaan Kristus dengan seorang pria dari Gerasa di Markus 5 menangkap kekuatan dari menceritakan kisah Anda. Setelah serangkaian mukjizat yang melelahkan, kesembuhan, dan tekanan yang terus-menerus dari orang banyak, Yesus dan para murid berlayar menyeberangi Laut Galilea. Segera badai besar mengancam hendak menenggelamkan kapal, tetapi Yesus menenangkan angin dan ombak dengan satu kata. Hanya beberapa menit setelah tiba di pantai — Anda hampir dapat melihat para murid perlahan-lahan mengenali situasi mereka setelah badai — Yesus dan murid-murid-Nya berhadapan langsung dengan seorang pria gila yang kerasukan setan, yang dengan cepat menuju ke arah mereka. Yesus menghadapi pria itu, mengusir legiun setan, dan menyebabkan kegaduhan di pedesaan. Ketika orang-orang dari desa terdekat memohon kepada Yesus untuk meninggalkan daerah mereka, para murid bersiap untuk kembali ke perahu.
Saat saya mempersiapkan khotbah dari teks ini beberapa minggu yang lalu, saya dikejutkan oleh apa yang pernah saya anggap sebagai detail yang dangkal di akhir cerita. Saat Yesus dan murid-murid-Nya mempersiapkan perahu untuk perjalanan kembali menyeberangi lautan, orang yang dirasuki setan mencoba untuk naik ke perahu bersama mereka. Saat yang lain lewat, Yesus menghentikan pria ini dan melarang dia pergi bersama mereka. Kemudian, Yesus memberinya misi yang sangat spesifik: -Yesus tidak mengizinkannya, melainkan berkata kepadanya, 'Pulanglah ke teman-temanmu. Ceritakan kepada mereka betapa besar yang Tuhan telah lakukan kepadamu, dan bagaimana Dia berbelas kasihan kepadamu.'- (Markus 5:19).
Sekarang Injil bersifat pribadi. Dia punya kisahnya sendiri untuk diceritakan. Membagikan apa yang telah Allah lakukan untuk kita tidak sama dengan membagikan Injil, tetapi itu bisa membuatnya jauh lebih mudah dan lebih menarik. Kisah-kisah kita menggambarkan Injil, menunjukkan kuasa Allah sedemikian rupa sehingga orang-orang yang mengenal kita menginginkan apa yang kita miliki. Itu memberi mereka keyakinan bahwa ketika kita memberi tahu mereka bahwa Yesus mati untuk orang berdosa, bangkit kembali, dan akan datang kembali, mereka dapat dimasukkan dalam kisah penebusan ini.
Ketekunan
Membawa Injil ke pekerjaan berarti melakukan pandangan yang jauh. Kepercayaan membutuhkan waktu, dan ada banyak kemungkinan untuk putus asa. Ketakutan, rasa malu, dan keraguan sering kali menghalangi kita untuk melangkah ke momen kesempatan. Dibutuhkan kebijaksanaan untuk mengetahui bagaimana memulai percakapan yang berbeda dan dengan orang yang berbeda.
Pada akhir kitab Kolose, Paulus melakukan sesuatu yang jarang dia lakukan: dia meminta gereja untuk berdoa secara khusus baginya. "Berdoalah juga untuk kami," tulisnya, "supaya Allah membukakan pintu bagi firman sehingga kami boleh memproklamasikan rahasia Kristus" (Kolose 4:3). Paulus berada di penjara karena memberitakan Injil, tetapi dia masih mencari kesempatan untuk membagikannya dengan orang-orang di sekitarnya. Sangat menggembirakan melihat Paulus minta didoakan agar dia menjadi berani, dan itu adalah pengingat bahwa kita membutuhkan pertolongan Roh untuk mengenali peluang dan memiliki keberanian untuk mengambilnya.
Bangunlah hubungan dengan rekan kerja Anda, carilah kesempatan untuk membagikan apa yang Allah lakukan dalam hidup Anda, dan jangan berkecil hati jika itu membutuhkan waktu. Menaikkan doa yang diminta Paulus kepada jemaat di Kolose sekarang sama baiknya seperti dulu: "Tuhan, kami mohon pintu dibukakan untuk menceritakan rahasia Kristus dengan teman dan rekan kerja kami. Tolonglah kami supaya bersikap tegas, bijaksana, dan ramah sehingga kami dapat siap untuk berbicara tentang apa yang telah Engkau lakukan untuk kami dan membagikan Injil kepada siapa pun yang perlu mendengarnya." (t/Jing-Jing)
[1] C.S. Lewis, The Four Loves, 65.
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Radical.net |
URL | : | https://radical.net/articles/bringing-the-gospel-to-work/ |
Judul asli artikel | : | Bringing the Gospel to Work |
Penulis artikel | : | Cole Feix |
- Login to post comments
- 1116 reads