You are hereKesaksian Misi / Sudah: Petrus
Sudah: Petrus
Dalam bahasa Arab, gelang kuningan itu dinamakan bacle. Petrus membawanya seolah-olah barang keramat. Gelang itu pengingat masa lalu keluarganya dan berkat luar biasa Petrus.
Kakeknya yang membuat bacle itu, namun itu bukanlah olah kerajinan. Pada kenyataannya, ia dipaksa menggunakannya oleh guru-guru Mayoritasnya. Kakek Petrus ditangkap di Sudan selatan dan dibawa ke Sudan utara, di mana ia dibeli dan dijual sebagai seorang budak.
Kakek Petrus meskipun dianiaya dan disiksa oleh guru-guru Mayoritasnya, tidak mau bergabung dengan iman mereka. Ia memegang teguh imannya dalam Kristus, tubuhnya menanggung luka-luka penolakannya. Karena ia bukan seorang Mayoritas, ia dipandang tidak lebih dari seekor binatang.
Tak lama sebelum ia meninggal, kakek Petrus mencopot bacle itu dan memberikannya kepada ayah Petrus. "Keluarga kita tak selamanya menjadi budak" katanya, "namun kita tidak boleh lupa."
Di kemudian hari ayah Petrus memberikannya kepada Petrus, ia membawa besertanya ketika melarikan diri dari tuan Mayoritasnya dan lari menuju kebebasan. Hari ini, bacle itu tidak lagi menjadi tanda kepemilikan, namun sebuah tanda kuasa Tuhan yang menaklukkan. Itu menjadi simbol tangan Tuhan atas sebuah keluarga yang bekerja atas tiga generasi untuk membawa mereka menuju kebebasan.
"Jangan pemah melupakan bangsaku," desaknya. "Jangan pemah berhenti berdoa hagi umat Kristen teraniaya di Sudan."
Lupa. Itu merupakan musuh nomor satu doa. Kita cepat menawarkan doa dukungan kita. Sayangnya, maksud baik kita jarang cukup untuk menolong kita menjalankan komitmen kita untuk berdoa bagi mereka yang membutuhkan. Apa yang dapat mengingatkan Anda untuk berdoa bagi mereka yang teraniaya di seluruh dunia? Mungkin stiker kecil di jam Anda dapat mengingatkan Anda. Setiap saat Anda metihat jam sepanjang hari dapat menjadi kesempatan bagi Anda untuk mengingat sekelompok orang yang tinggal di bawah penganiayaan agamawi. Apapun metode yang Anda pilih untuk lebih ingat akan peluang-peluang yang terhilang untuk berdoa, lakukanlah. Membaca kisah-kisah tentang umat percaya yang ekstrim tidak akan mengubah apapun. Berdoa bagi umat percaya yang ekstrim dapat mengubah segala hal -- bahkan mungkin hari ini.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku | : | Devosi Total |
Penulis | : | The Voice of the Martyrs |
Penerjemah | : | Fintawati Rahardjo dan Iyan Haryanto |
Penerbit | : | Yayasan KDP (Kasih Dalam Perbuatan), Surabaya 2005 |
Halaman | : | 26 |
Dipublikasian di: http://doa.sabda.org/sudan_petrus
Dipublikasikan di: http://kesaksian.sabda.org/sudah_petrus
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 3716 reads