You are herePhilipina Tahun 2002
Philipina Tahun 2002
Di beberapa tempat di Filipina, banyak anak menjadi pemulung untuk membantu keluarga mereka dalam mempertahankan hidup. Jodie Nelson, dari Operation Blessing International mengatakan bagaimana mereka menjangkau keluarga-keluarga yang tinggal di sekitar tempat pembuangan sampah.
"Kami telah mengunjungi wilayah-wilayah pembuangan sampah dan menyediakan pendidikan, makanan, serta pelayanan kesehatan. Bagi anak-anak pemulung yang telah terdaftar dalam program yang kami adakan, kami juga membantu keluarga termasuk orangtua mereka. Kami berusaha mencarikan pekerjaan yang lebih baik untuk menghidupi keluarga mereka."
Nelson mengatakan bahwa ada banyak resiko yang harus dihadapi tim mereka terutama saat mensharingkan tentang pengharapan kepada Kristus. Namun mereka pantang mundur.
"Kami juga menjadi sponsor bagi anak-anak yang tinggal di wilayah Mindanao. Pelayanan kami terutama dilakukan melalui para dokter, perawat dari Filipina dan para relawan. Mereka memiliki lebih banyak akses untuk melayani daerah mereka daripada orang-orang Barat yang ada di negara tersebut."
Sumber: Mission Network News, October 1st, 2002
Banyak gereja baru didirikan di Filipina dan hal itu menyebabkan meningkatnya permintaan Alkitab. Seorang perwakilan dari Bible League menyatakan bahwa mereka baru saja menerjemahkan Alkitab Penuntun Hidup Sehari-hari (Daily Study Bible) ke dalam bahasa Cebuano [say-BWAH-noh] yang digunakan oleh 15 juta penduduk -- semula mereka tidak memiliki Alkitab dan Alkitab penuntun dalam bahasa yang mereka gunakan. Segera setelah selesai diterjemahkan, Alkitab Penuntun ini dapat digunakan oleh para pendeta, pemimpin Kristen, dan juga pemimpin kelompok persekutuan. Alkitab Penuntun tersebut dapat menjadi sarana pengajaran yang tepat bagi pertumbuhan gereja, penginjilan, dan bagi jemaat. Dengan diluncurkannya Alkitab ini dharapkan akan segera terjadi aktivitas penginjilan dan munculnya kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari Alkitab dengan lebih bersemangat.
Sumber: Mission Network News, April 18th, 2002
Sebuah pelayanan Kristen di Pakistan telah merintis lebih dari 2.000 gereja sejak tahun 1974 -- rata-rata sekitar 70 gereja dirintis setiap tahunnya -- dan kecepatan langkah pelayanan ini terus berlanjut. William Johnson, seorang penduduk asli Pakistan, telah memulai Pakistan Gospel Assemblies tahun 1974. Pada tahun 1990, dia bertanggung jawab karena telah merintis 325 gereja. Tahun berikutnya, Allah memberinya visi untuk menjangkau 50.000 komunitas yang belum memiliki kesaksian Injil. Sejak itu, Johnson dan beberapa pekerja telah merintis 2.000 gereja dengan total jemaat sebanyak 100.000 orang. Sebagian besar gereja mengadakan kebaktiannya di rumah-rumah atau menyewa tempat. Tim misionaris Pakistan merencanakan untuk merintis 500 gereja perumahan lagi sampai akhir tahun ini. Tahun 1997, Johnson juga merintis lembaga pelayanan kemanusiaan untuk para pengungsi, yatim piatu, dan para korban bencana alam/penganiayaan. Pelayanan ini juga bekerja sama dengan proyek-proyek pengembangan sosial bagi pendidikan anak, perawatan kesehatan dan pelayanan medis keliling bagi orang-orang miskin dan tuna wisma. Baru-baru ini, pelayanan kemanusiaan membawakan bantuan untuk para pengungsi Afganistan di Pakistan; menyediakan makanan, selimut untuk 1000 keluarga di Shilman Afghan Refugee Camp pada bulan Januari dan untuk 2000 keluarga pengungsi di Akora Khattak pada bulan Mei.
Sumber: Christian Aid Mission, June 21, 2002
Sekitar 50 wanita bergabung dalam kampanye musim panas yang dilakukan Operation Mobilization di Pakistan. Sesudah mengikuti pelatihan, para wanita itu dibagi menjadi beberapa tim kecil yang melayani di 14 kota yang berbeda. Beberapa diantara tim tersebut melihat buah-buah yang nyata saat sejumlah wanita dan anak-anak mereka memberikan respon terhadap Injil. Di Islamabad, satu tim mensharingkan tentang Yesus dalam sebuah pertemuan wanita dan ada 13 orang yang membuka hatinya untuk menerima Yesus.
Sumber: Mission Network News, August 1st, 2002
Berdoalah agar umat Kristen yang tinggal di Pulau Mindanao bagian Barat dapat menjadi alat yang tepat di tangan Tuhan dan bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang menaruh peduli untuk membangun suasana damai di kalangan saudara sepupu di daerah-daerah yang terkena dampak pertikaian bersenjata antara pemerintah dan pemberontak Abu Sayaf. (13 April)
Lima orang Kristen yang di putus bersalah oleh pengadilan karena dituduh mengebom sebuah masjid di Chichawatni, Pakistan, telah dibebaskan setelah 12 hari mendekam di penjara. Polisi dan para pemimpin Islam menyatakan bahwa keputusan tersebut salah. "Seluruh masyarakat Kristen bersatu di dalam doa dan perbuatan", kata Uskup Katolik John Joseb. "Tak seorangpun bertanya apakah orang yang dipenjarakan tersebut orang Katolik, Presbiterian, atau anggota Bala Keselamatan, namun keputusan yang salah dan pembebasan kelima orang Kristen tersebut mendorong umat Kristen di sana untuk menyelenggarakan ibadah ucapan syukur antar denominasi pada tanggal 25 Januari di Chichawatni.
Sumber : Barbara B. Baker
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 2636 reads