Kedaulatan Allah dalam Penginjilan

Kedaulatan Allah dalam Penginjilan

Menjalankan Amanat Agung menjadi tugas setiap orang yang percaya. Namun, apa yang terjadi jika orang percaya yang sudah bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun, menjalankan panggilannya sebagai penginjil, tetapi hasil dari benih yang sudah disebarkan tidak tampak? Apakah mereka akan terintimidasi dan meninggalkan panggilannya sebagai penginjil? Apakah mereka akan tetap bertekun dalam menjalankan Amanat Agung? Ada hal yang perlu kita sadari sebagai orang percaya yang menjalankan Amanat Agung bahwa otoritas tertinggi dan yang berdaulat atas apa yang kita lakukan adalah Allah. Jadi, apakah orang yang kita injili bertobat dan menerima Yesus atau tidak, itu bukan otoritas kita sebagai orang percaya. Mari belajar dari Nabi Yeremia yang berkhotbah selama empat puluh tahun, tetapi tidak melihat adanya keberhasilan dalam mengubah pikiran masyarakat pada saat itu. Mereka tetap keras kepala. Yeremia menanggung beban pemberitaan yang sulit dan juga beban melihat buah yang sedikit, tetapi dia terus berkhotbah. Dalam edisi e-JEMMi bulan ini, kami menyajikan artikel yang akan mengingatkan kita semua bahwa Tuhan adalah Tuan atas tuaian. Saat orang percaya memakai metode kesuksesan yang didapat dari dunia untuk memenangkan jiwa kepada Yesus, saat itu juga orang percaya mengabaikan kedaulatan Allah atas jiwa-jiwa. Kiranya dengan membaca artikel ini, paradigma kita semua boleh diubahkan dan tidak mudah depresi saat pelayanan kita belum menghasilkan buah. Selamat membaca, Tuhan Yesus memberkati.


Lena L.

Staf Redaksi e-JEMMi,
Lena L.