Kerajaan Menyerang Balik: Sepuluh Periode dari Sejarah Penebusan

Manusia sesungguhnya telah menghapus kisahnya sendiri. Sejauh catatan paleologis (kepurbakalaan) apa pun yang kita miliki, umat manusia telah begitu sering bertarung satu sama lain dan telah menghancurkan lebih dari 90 persen hasil karya mereka sendiri. Perpustakaan mereka, literatur mereka, kota-kota mereka, karya seni mereka, hampir seluruhnya sudah tiada. Bahkan, yang kecil yang tersisa dari masa lalu menunjukkan bukti-bukti kejahatan yang aneh dan menyeluruh, yang secara menjijikkan telah merusak potensi manusia. Ini aneh karena kelihatannya tidak ada spesies lain yang memperlakukan sesamanya dengan kebencian yang mematikan seperti itu. Tengkorak-tengkorak tertua merupakan saksi bisu bahwa mereka dihantam dengan keras dan dipanggang agar organ tubuhnya menjadi makanan bagi manusia lain.

Peperangan

Sejumlah besar bakteri penyakit juga memangkas pertumbuhan populasi. Populasi dunia pada masa Abraham diperkirakan sekitar 27 juta orang -- kurang dari populasi California pada tahun 2000. Tetapi, pertumbuhan populasi yang lambat pada masa Abraham merupakan bukti mengerikan dari kombinasi menghancurkan antara wabah dan perang, keduanya menjadi saksi akan dampak dari Si Jahat. Rata-rata pertumbuhan populasi dunia waktu itu hanya seperenambelas dari rata-rata pertumbuhan global masa kini.

Ketika kebencian dan penyakit ditaklukkan, populasi dunia langsung meningkat. Jika rata-rata pertumbuhan global masa kini yang relatif lambat terjadi di masa Abraham, populasi dunia kita yang sekarang ini (sekitar 6 miliar orang) telah dicapai hanya dalam waktu 321 tahun! Jadi, pada masa itu, kejahatan yang menghancurkan kehidupan pasti jauh lebih merajalela daripada sekarang. Jadi, tidak heran kita menemukan bahwa penjelasan bagi kejahatan yang aneh ini muncul dalam catatan tertulis tertua yang rinci -- dokumen-dokumen yang bertahan, yang dihormati oleh tradisi Yahudi, Kristen dan M, di mana para penganutnya terdiri lebih dari setengah populasi dunia. Dokumen-dokumen ini disebut "Torah" oleh orang Yahudi, "Kitab-kitab Taurat" oleh orang-orang Kristen, dan "Taurat" oleh orang-orang M. Dokumen itu tidak hanya menjelaskan sumber kejahatan, tetapi juga menggambarkan suatu serangan balik terhadap kejahatan itu, dokumen tersebut mengikuti perkembangan serangan tersebut di sepanjang sejarah.

Lebih spesifik lagi, sebelas pasal pertama dari kitab Kejadian yang membentuk suatu "pendahuluan" dari seluruh permasalahan, merupakan plot dari seluruh Alkitab. Halaman-halaman tersebut menggambarkan tiga hal: (1) ciptaan awal yang indah dan "baik"; (2) masuknya kejahatan, yang memberontak dan merusak -- manusia yang mau menjadi sama dengan Tuhan, tergoda oleh setan -- sehingga menghasilkan, (3) kemanusiaan yang terperangkap dalam pemberontakan dan berada di bawah kuasa Si Jahat.

Seluruh Alkitab bukan hanya suatu kumpulan kisah yang tidak saling berhubungan seperti yang terkadang diajarkan di sekolah minggu. Namun, Alkitab terdiri atas drama tunggal: masuknya Kerajaan Allah, kuasa dan kemuliaan Allah yang hidup ke dalam wilayah yang dikuasai musuh. Mulai dari Kejadian 12 sampai akhir Alkitab, dan bahkan sampai pada akhir zaman, dibukakan suatu drama tunggal yang saling berhubungan tentang Kerajaan Allah yang menyerang balik. Ini akan menjadi judul bagi Alkitab itu sendiri jika dicetak secara modern (dengan Kejadian 1 -- 11 sebagai pendahuluan bagi seluruh Alkitab). Dalam drama yang sedang dibukakan ini, kita melihat secara bertahap kuasa Allah yang tidak dapat ditolak menguasai kembali dan menebus ciptaan-Nya yang telah jatuh, dengan memberikan Anak-Nya di pusat periode 4.000 tahun, dimulai pada tahun 2000 SM. Secara ringkas, hal itu dirangkum dalam sebuah ayat: "Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu" (1 Yohanes 3:8).

Serangan balik melawan Si Jahat ini jelas tidak menunggu sampai Pribadi di pusat kisah ini muncul. Memang, saya melihat ada lima periode sebelumnya yang mendahului kedatangan Kristus dan juga lima periode sesudahnya. Tujuan utama dari artikel ini adalah menggambarkan lima periode setelah Kristus. Namun, agar periode ini terlihat sebagai bagian dari satu kisah tunggal yang dibukakan dalam sepuluh periode selama 4.000 tahun, kita akan memperhatikan beberapa petunjuk mengenai lima periode awal. Tema yang menghubungkan kesepuluh periode adalah anugerah Allah yang campur tangan dalam sebuah "dunia yang berada di bawah kuasa Si Jahat" (1 Yohanes 5:19), melawan musuh yang sementara ini adalah "ilah zaman ini" (2 Korintus 4:4) agar bangsa-bangsa dapat memuji nama Allah. Rencana-Nya untuk melakukan hal ini adalah dengan menjangkau segala suku bangsa melalui memberikan "berkat" yang tidak biasa kepada Abraham dan keturunannya (anak-anak Abraham melalui iman), bahkan ketika kita berdoa "Datanglah Kerajaan-Mu".

Berlawanan dengan itu, rencana Si Jahat adalah menodai nama Allah. Si Jahat mendatangkan kebencian, memunculkan penderitaan dan kerusakan atas ciptaan Allah yang baik, bahkan mungkin juga merusak urutan DNA. Alat Setan mungkin termasuk membuat bakteri yang jahat untuk merusak kepercayaan terhadap karakter Allah yang pengasih.

Alkitab terdiri atas drama tunggal: masuknya Kerajaan Allah, kuasa dan kemuliaan Allah yang hidup ke dalam wilayah yang dikuasai musuh.
  1. Facebook
  2. Twitter
  3. WhatsApp
  4. Telegram

Serangan balik Allah dilaksanakan melalui berkat. Kata "berkat" dalam bahasa Inggris bukan merupakan terjemahan yang ideal. Kita melihat kata ini digunakan ketika Ishak memberikan "berkat" kepada Yakub dan bukan kepada Esau. Itu bukan "berkat-berkat", tetapi "berkat"; pemberian nama keluarga, tanggung jawab, tugas, dan hak istimewa. Itu bukan sesuatu yang dapat Anda terima atau dapatkan seperti sebuah kotak cokelat uang yang bisa Anda bawa pergi dan makan sendirian dalam gua, atau suatu kekuasaan pribadi yang baru yang dapat Anda pertunjukkan seperti otot-otot Anda. Berkat itu merupakan sesuatu yang membuat Anda menjadi berada dalam suatu hubungan dan persekutuan yang permanen dengan Bapa di surga. Itu mengembalikan "keluarga-keluarga", yaitu segala bangsa kepada rumah tangga Allah, kepada Kerajaan Allah, agar bangsa-bangsa tersebut "dapat memuji kemuliaan-Nya".

Bangsa-bangsa tidak menyatakan kemuliaan Allah karena mereka kekurangan bukti akan kemampuan Allah untuk mengatasi kejahatan. Jika Anak Allah muncul untuk menghancurkan pekerjaan Iblis, apa yang harus dilakukan para pengikut Anak Allah dan para "pewaris kerajaan" untuk mendatangkan kemuliaan bagi nama-Nya? Mereka yang menerimanya karena iman dan menundukkan diri mereka kepada kehendak Allah seperti Abraham, akan mewakili penyebaran Kerajaan dan otoritas-Nya di dalam dan atas segala bangsa dan suku. Berkat Allah membawa tanggung jawab yang tidak terpisahkan, sesuai dengan makna asli dari "berkat", yang akan kita telusuri di sepanjang sejarah.

Catatan redaksi: Artikel ini adalah pendahuluan dari bab yang ditulis oleh Dr. Ralph D. Winter dalam buku "Perspectives on the World Christian Movement". Karena keterbatasan ukuran publikasi ini, kami tidak dapat mencantumkan artikel beliau secara lengkap. Untuk itu, kami mendorong Pembaca untuk mengunjungi situs Perspektif.co melalui alamat URL di bawah ini agar Anda dapat membaca tulisan beliau secara menyeluruh.

Diambil dan disunting dari:
Nama situs : Perspektif
Alamat URL : https://perspektif.co/Kerajaan_Menyerang_Balik:_Sepuluh_Periode_dari_Sejarah_Penebusan
Penulis : Ralph D. Winter
Tanggal akses : 26 November 2013