You are heree-JEMMI No.43 Vol.06/2003 / Kuk Yang Kupasang Itu Enak
Kuk Yang Kupasang Itu Enak
Berikut ini adalah kesaksian dari Aida Skripnikova (1961):
Wanita muda itu berdiri di sudut ruangan sambil membagikan kartu- kartu kecil bertuliskan puisi-puisi di dalamnya. Beberapa orang menerima kartu-kartu tersebut karena ingin tahu tentang tulisan yang ada di dalamnya. Beberapa orang tertarik karena ia begitu cantik, tetapi kebanyakan mengambil kartu-kartunya karena sukacita dan kasih yang tampak di dalam senyumnya saat ia menatap ke dalam mata setiap orang dan memberi mereka sebuah kartu. Pada tiap kartu terdapat puisi yang telah ia tulis sendiri. Tiap puisi menyatakan kasih dan sukacita yang ia rasakan setelah mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Namun karena tindakannya itulah ia ditahan dan dibawa ke pengadilan. Di hadapan pengadilan dengan berani ia menyaksikan, "Masyarakat yang sedang kalian bangun, wahai Komunis, tidak pernah dapat menjadi adil karena kalian sendiri tidak adil." Aida dijatuhi hukuman satu tahun penjara.
Ketika dilepaskan, ia langsung kembali ke pekerjaannya semula yaitu melayani di sebuah gereja bawah tanah. Karena kecantikannya, kemauan kerasnya, dan keberaniannya, ia dijuluki "a pirate from the house of prayer" oleh koran Komunis Izvestia.
Salah satu hal yang berani ia tulis adalah, "Kalian para ateis, dapat mengadakan pertemuan bersama setiap saat dan melakukan apa pun yang kalian inginkan -- berbicara, membaca, dan bernyanyi. Jika demikian, mengapa kami tidak dapat saling mengunjungi? Hukum apa yang melarang hal ini? Mengapa kami tidak boleh berdoa atau membaca Alkitab kapan pun kami mau? Kami diijinkan untuk berbicara mengenai Allah hanya di gereja. Kalian pasti tidak akan setuju jika kalian diijinkan untuk berbicara mengenai teater hanya di teater atau mengenai buku-buku hanya di perpustakaan. Dengan cara yang sama, kami tidak dapat diam saat mengetahui ada hal-hal yang bertentangan dengan makna hidup kami -- yaitu Kristus." Untuk ucapannya itu sekali lagi Aida dijatuhi hukuman empat tahun penjara, tetapi hal ini tidak juga membuat imannya goyah.
Pada usia 27, Aida masuk penjara lagi untuk keempat kalinya, tetapi agaknya penjara hanya memberi pengaruh sedikit. Penjara malah semakin meningkatkan cintanya terhadap Firman Allah dan betapa penting firman itu bagi imannya. "Di penjara, hal yang tersulit adalah hidup tanpa Alkitab."
Pernah satu kali, sebuah Injil Markus diselundupkan ke penjara dan diberikan kepadanya. "Ketika para penjaga mengetahui bahwa aku memiliki sebuah Injil, mereka menjadi kuatir dan menggeledah seluruh penampungan. Pada penggeledahan kedua, para penjaga menemukan kitab itu. Aku dihukum karena hal ini dan dikurung sendiri dalam sel tahanan yang dingin selama sepuluh hari dan sepuluh malam dan terasing. Tetapi dua minggu kemudian aku diberi Alkitab Perjanjian Baru yang dapat aku simpan sampai hari pembebasanku."
"Penjara sering kali digeledah, tetapi setiap kali Tuhan membantuku. Aku mengetahui terlebih dahulu mengenai penggeledahan tersebut sehigga aku dapat menyimpan kitab yang berharga itu. Banyak tahanan lain yang membantuku menyembunyikannya, walaupun mereka bukan orang Kristen."
Para penjaga melakukan banyak hal untuk melemahkan iman Aida dan berusaha membuatnya menyangkali imannya, tetapi beberapa usaha itu menjadi senjata makan tuan. "Suatu kali seorang penjaga menunjukkan kepadaku satu paket makanan. Ia mengatakan kepadaku bahwa isinya coklat dan berbagai makanan lezat lainnya. Meskipun tidak diberikan kepadaku, paket makanan itu menguatkan aku saat mengetahui bahwa sahabat-sahabatku peduli terhadap diriku. Fakta ini jauh lebih berarti daripada makanan itu sendiri. Pada kesempatan lain, aku diberitahu bahwa ada kiriman sepuluh paket untukku dari Norwegia, tetapi paket-paket ini pun tidak diberikan kepadaku .... Merupakan sukacita yang besar bagi kami untuk mengalami persekutuan roh bersama orang-orang Kristen yang ada di berbagai wilayah. Hal ini memberikan harapan kepada kami yang ada di dalam penjara. Aku ingin mengirimkan sebuah ungkapan kasih dari kami semua yang ada di penjara kepada mereka yang telah peduli terhadap kami dan telah berdoa bagi kami."
Ketika ia dibebaskan dari penjara, Aida telah berubah secara drastis. Kecantikan bagai bintang film yang dimilikinya pada masa mudanya bukan saja lenyap, tetapi pada usianya yang baru 30 tahun, ia tampak seperti berusia lebih dari 50 tahun. Ia kurus kering dan lusuh oleh tahun-tahun yang dihabiskan di dalam penjara. Jika Anda melihatnya, Anda tak akan pernah mengenalinya sebagai wanita yang sama, kecuali untuk satu hal: senyumannya. Senyumnya masih mencerminkan kasih dan sukacita karena pengenalannya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Saat menjalani masa penjaranya yang terakhir dan paling sulit, Aida menulis, "Ada makna satu ayat yang menjadi lebih jelas dari sebelumnya, 'Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.'" (
Informasi Tambahan
Pada tahun 1991, sekitar 20 tahun setelah Aida menjalani masa penjaranya yang keempat, Uni Soviet pecah karena runtuhnya Komunis. Penganiayaan kaum Kristen yang dilakukan oleh pemerintah berhenti pada saat itu, setidaknya untuk satu masa. Iman dan perjuangan dari Aida dan banyak umat percaya lainnya melalui pelayanan di bawah tanah tidaklah sia-sia.
Pada tahun 1992, utusan dari The Voice of the Martyrs menjumpai Aida di apartemen yang terawat dengan baik di sebuah gedung tua di St. Petersburg. Aida tidak menyimpan kegetiran kepada orang-orang yang telah menyiksanya di penjara, hanya pengampunan yang terpancar dari hatinya. Ia terkejut saat mengetahui kesaksiannya telah menarik banyak perhatian dari umat Kristen di seluruh dunia, dan ia amat bersyukur karena hal itu. Aida mengatakan, "Aku hanya mungkin bertahan karena dukungan banyak doa dari seluruh dunia. Jika tidak, aku tidak akan bertahan."
"Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini." (
Sumber:
Judul buku | : | Jesus Freaks |
Judul asli artikel | : | A Pirate from The House of Prayer |
Penulis | : | dc Talk and The Voice of the Martyrs |
Penerbit | : | Albury Publishing, Tulsa, Oklahoma 1999 |
Halaman | : | 84 -- 87 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 4934 reads