You are hereRenungan Misi / Renungan Misi
Renungan Misi
Seorang Penganiaya Bertobat
Saya tidak memunyai banyak waktu untuk menjelaskan kepada Anda semua keindahan gereja bawah tanah. Barangkali saya hanya dapat menceritakan satu episode yang pernah saya alami. Saat itu kami berada di suatu sel penjara; berisi 30 atau 40 tahanan. Pintu dibuka dan para penjaga mendorong masuk seorang tahanan baru. Dia kotor seperti halnya kami juga. Kami tidak pernah mandi selama 3 tahun. Jadi, dia kotor dan kami juga kotor. Dia digunduli dan memakai seragam bergaris sebagai seorang tahanan.
Menabur Bagi Kota-Kota Dunia
"Saya melihat Tuhan tetap memelihara kehidupan kita "hidup irit" tetapi justru pada saat kita menabur, di situlah kita menuai."
Berjalan Bersama-Nya
Paulus mengatakan bahwa dia rindu untuk mempunyai pengalaman pribadi dengan Yesus dalam penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Surat-surat Paulus berisi pengalaman pribadinya dengan Tuhan Yesus ketika melayani secara fisik dari waktu ke waktu tubuh fisiknya makin merosot, tetapi secara batiniah dia terus menerus diperbarui.
Pikiran Manusia Vs Tuhan
Pikiran manusia Petrus tidak menginginkan pemimpin-Nya menderita, diperlakukan tidak adil, dinista, atau dihina; demikian juga kita. Bukankah Yesus berkuasa melakukan banyak mukjizat? Ia berjalan di atas air, mengubah air menjadi anggur, membangkitkan orang mati, dan banyak lainnya. Yesus sanggup membela dan melepaskan diri-Nya dari paku-paku yang menancapkan-Nya ke kayu salib.
Mengapa Orang Saleh Menderita?
Mengapa? Mengapa Tuhan? Mengapa saya harus mengalami semua ini? Apa dosa saya? Pertanyaan serupa sering kita dengar, bahkan mungkin keluar dari mulut kita sendiri, ketika seseorang atau kita mengalami sesuatu yang tidak mengenakkan dalam hidup, sakit yang tak kunjung sembuh, masalah yang datang bertubi-tubi, gagal dalam pekerjaan, ditinggal orang yang dikasihi, dan sebagainya.
Juru Minum Bagi Raja Yang Agung
"Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku diam di sana." (Nehemia 1:9) Kehancuran Yerusalem dan penderitaan yang dialami orang-orang Israel merupakan kesedihan besar bagi Nehemia. Kesedihan Nehemia ini membuat ia tumbuh sebagai seorang anak Bangsa yang berani dan mampu memimpin kembali pembangunan tembok Yerusalem. Nehemia tahu dan sadar akan kesalahan dan dosa yang telah diperbuat oleh orang-orang Israel dan keluarganya sendiri. Kesedihan Nehemia tidak berakhir menjadi kesedihan semata, tetapi berkembang menjadi suatu doa dan pergumulan (Nehemia 1:5-11), agar kaum keluarga dan bangsanya berbalik kepada Allah dan memohon pengampunan dari Allah untuk mereka. Kehancuran Yerusalem bukan hanya menimpa fisik dari kota itu, tetapi juga melambangkan kehancuran dan kemerosotan spiritual dan karakter.
Makna Natal
Apakah makna Natal bagi kita umat Tuhan yang masih diberi-Nya kehidupan dan kesempatan untuk menikmati anugerah dan berkat-Nya hingga kini, di akhir tahun 2010 ini? Dari tahun ke tahun Natal dirayakan, banyak uang dibelanjakan untuk menghiasi gereja, rumah, bahkan jalan-jalan di kota-kota.
Siapa yang Salah?
Jika kita membaca Yohanes 9:1-5, pastilah kita memiliki pemikiran yang sama dengan murid-murid Tuhan, "Siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Mengapa hal ini dipertanyakan? Karena kebanyakan dari kita ketika sedang diperhadapkan pada persoalan atau pergumulan hidup tanpa disadari mulai menyalahkan orang lain. Namun jawaban yang diberikan Tuhan Yesus sangat luar biasa dan memberi kelegaan. Paling tidak ada tiga hal yang dapat kita pelajari dari peristiwa saat itu, yaitu:
Kurban Sejati Atau Manipulasi
Penjangkauan sesama membuat hidup kita menjadi berarti. Kenyataan membuktikan bahwa semakin kita banyak memberi dan berbagi, semakin kita banyak menerima dan mendapat balasannya. Ketika kita mengasihi dan melayani dengan berbuat baik kepada sesama, segala kebajikan dan hal-hal yang baik akan mendatangi kita.
Renungan Tsunami
Data terakhir dari musibah tsunami di Aceh saat saya menuliskan renungan ini berjumlah 22.000 jiwa tewas (versi reuters). Bisa jadi, besok angka itu akan bertambah lagi. Inikah jawaban Allah atas dosa-dosa manusia yang telah naik ke takhta Allah dan menampar pipi-Nya?