You are heree-JEMMI No.13 Vol.05/2002 / Kita Juga Akan Hidup
Kita Juga Akan Hidup
Masih ada banyak tempat pemakaman yang lebih megah daripada makam yang dipakai untuk membaringkan tubuh Juru Selamat yang tidak bernyawa dua ribu tahun yang lalu. Di Mesir, dapat ditemukan tempat peristirahatan para firaun termasyhur yang terbaring dalam kekayaan yang mewah dalam makam-makam yang dirancang secara artistik.
Taj Mahal di India merupakan makam yang paling memesona dari makam- makam yang lain. Makam Nabi Muhammad dijaga di Madinah dan dikunjungi oleh muslim-muslim yang beribadah. Di Red Square, Moscow, terbaring peti kristal Lenin yang telah dikunjungi oleh jutaan orang. Namun, letak makam Yesus tidak diketahui dengan pasti dan tidak dapat dibuktikan.
Sementara makam-makam yang lain merupakan bukti kematian dan kebusukan, makam Kristus merupakan bukti kehidupan. Hari ini kita mendengar kembali tantangan malaikat di taman, "Mengapa engkau mencari Yang Hidup di antara yang mati?"
Walaupun masih ada para pengejek yang menuntut, "Di mana terletak bukti mengenai kehidupan yang akan datang? Di mana terletak bukti kebangkitan?", bagi kita orang-orang Kristen, kebangkitan, makam yang kosong, merupakan inti dari iman kita. Tanpa kebangkitan kita tidak memiliki apa-apa.
Para ahli sejarah menerima suatu peristiwa sebagai peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, apabila peristiwa itu dapat memperlihatkan serangkaian bukti-bukti. Kebangkitan disaksikan oleh ratusan kesaksian di Perjanjian Baru yang melihat Kristus, berbicara dan makan dengan-Nya, berlutut di hadapan-Nya serta menyambut Dia sebagai Juru Selamat mereka. Jika pernyataan-pernyataan mereka yang memberikan kesaksian tentang kebenaran kebangkitan tidak diterima sebagai bukti untuk mengambil kesimpulan, tidak akan ada kesaksian atau bukti apa pun yang dapat menetapkan kebenaran pada masa-masa tertentu dalam sejarah.
Siapakah yang mentransformasi kumpulan murid yang pertama, yang gemetar ketika bersembunyi di belakang pintu yang terkunci, ke dalam kemenangan Tuhan mereka yang disalib? Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh seorang pemimpin yang mati. Sang Pemimpin itu haruslah Pemimpin yang Hidup, Kristus, Sang Pemenang. Kuasa dan pengaruh apa yang mengubah salib dari alat penyiksa menjadi lambang yang paling mulia dan dikasihi di antara lambang-lambang yang lain? Orang-orang Romawi telah menyalibkan ribuan orang sebelum dan sesudah penyaliban Yesus di Kalvari. Jika Yesus tidak bangkit dari antara orang mati, tidak ada seorang pun yang berpikir sehat yang akan memuliakan salib yang merupakan alat penyiksa yang begitu mengerikan.
Siapakah yang memberikan kepada laskar Kristen yang begitu besar, para martir dan misionaris, kasih dan kuasa untuk menghadapi kematian, menembus hutan-hutan yang berbahaya, menyeberangi gurun pasir dan mempercepat datangnya akhir dunia dengan semangat mereka memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus? Inilah kenyataan lahiriah kebangkitan, kebenaran yang abadi mengenai penaklukan kematian oleh Sang Juru Selamat.
Melalui mujizat kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Yesus meletakkan meterai jaminan pengampunan dosa bagi kita. Kristus yang mati tidak dapat menjadi Juru Selamat kita. Sebuah makam yang tidak terbuka tidak akan pernah dapat membuka pintu surga. Dengan memutuskan mata rantai pada pintu makam, Yesus membuktikan diri-Nya sebagai penakluk dosa sepanjang zaman. Pengorbanan di Kalvari telah mencapai maksudnya, tebusan yang dibayar bagi dosa saya dan Anda telah diterima Allah. Haleluya! Dialah Sang Juru Selamat.
Makam yang terbuka menjadi janji Allah bahwa Anda dan saya, selama kita percaya kepada Kristus, akan hidup untuk selamanya. Masalah besar mengenai jiwa manusia mendapatkan pemecahannya pada makam yang kosong. Melalui kebangkitan Kristus, kita belajar bahwa hidup kita yang singkat dan penuh dengan kebimbangan, sebagaimana kita jalani segala-galanya: kita tidak dikubur untuk kemudian menjadi busuk. Dengan tergulingnya batu besar pada pintu masuk makam Yesus, segala keraguan dan segala sesuatu yang merintangi kekekalan kita telah disingkirkan.
Jadi, dalam terang PASKAH dan dalam kuasa kemuliaan kebangkitan, biarlah Roh Allah membawa hati Anda pada jaminan bahwa Anda akan menerima anugerah hidup yang kekal. Kita yang percaya kepada Yesus Kristus dapat mengatakan pada dunia, "Karena Dia telah bangkit, karena Dia telah hidup, kita akan hidup juga!"
DISKUSI DAN REFLEKSI
Apa yang meyakinkan Anda untuk percaya bahwa Yesus benar-benar bangkit dari antara orang mati?
Kita memperoleh kepastian bahwa melalui iman kepada Kristus, kita akan memperoleh hidup yang kekal. Bagaimana kepastian ini mempengaruhi cara Anda memandang kematian?
Sebagai orang-orang Kristen, kita merayakan kebangkitan setiap hari ketika menjalani hidup baru kita bersama Yesus. Perubahan-perubahan apa yang Anda butuhkan agar dapat menjalani hidup baru ini dengan lebih penuh?
Diambil dari: | ||
Judul buku | : | Kristus dalam Paskah |
Penulis | : | Billy Graham |
Penerjemah | : | Kristina Santi Prijatna |
Penerbit | : | BPK Gunung Mulia, 1998 |
Halaman | : | 67 -- 69 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 6360 reads