You are heree-JEMMI No.45 Vol.10/2007 / e-JEMMI No.45 Vol.10/2007
e-JEMMI No.45 Vol.10/2007
Disidang Karena Membagikan Injil
Persahabatan Anila dan Parveen sudah dimulai sejak mereka sekolah. Parveen merupakan seorang gadis dari keluarga non-Kristen yang ketat, sedangkan Anila adalah gadis Kristen yang sangat percaya akan kebesaran Yesus. Seiring persahabatan mereka, Anila memberikan Alkitab kepada Parveen dan mengajarkan lagu-lagu Kristen yang dengan cepat dipelajarinya. Anila mulai mengundang Parveen menghadiri kebaktian Jumat Agung. Ketika mendengar presentasi Injil, gadis non-Kristen itu langsung menerima Yesus dalam hidupnya. Ia sangat bersemangat mengenai hubungannya bersama Yesus dan merasakan perubahan besar dalam hidupnya.
Gereja Bertumbuh di Tengah Penganiayaan
Misi yang Berorientasi pada Injil
Belum lama berselang di RRC, salah satu ladang kekristenan yang paling tandus di dunia, telah dibuka sebuah China Mission Center (CMC). [Pdt. Stephen Tong diundang sebagai pengkhotbah utama pada hari pembukaan.] CMC ini didirikan sebagai perwujudan dari kesatuan tindakan serta keyakinan untuk bersama-sama bekerja bagi suatu misi dunia, misi yang berorientasi pada pekabaran Injil. Oleh Injil, manusia didorong dan dikuatkan untuk bekerja. Kunci keberhasilan penginjilan yang efektif adalah memiliki dasar firman Tuhan yang kokoh dan penguasaan teologi yang mantap. Pada setiap generasi, kita yang terpanggil untuk melayani harus mengulangi lagi Amanat Agung yang sudah diberikan oleh Yesus Kristus.
China Tahun 2007
Tanggal 10 Juli 2007, China Aid Association melaporkan kurang lebih seratus pekerja asing Kristen dipulangkan secara paksa ke negara mereka. Peristiwa ini terjadi tahun ini sekitar bulan April dan Juni di mana sebanyak enam puluh pekerja dari kota Xinjiang telah dipulangkan secara paksa ke negara asal mereka, termasuk mereka yang telah melayani di China selama kurang lebih 15 hingga 18 tahun. Beberapa pekerja Amerika disita paspornya oleh Chinese Public Security Bureau, lalu mereka ditahan selama dua hingga tujuh hari tanpa diberi akses untuk menghubungi Kedutaan Besar Amerika Serikat.
Bangladesh Tahun 2007
Kelompok radikal sebuah agama di sebuah desa di Banglades kembali memukuli umat Kristen dan mengancam mereka setelah polisi tidak lagi menjagai daerah tersebut. Aparat yang ditugaskan untuk menjaga lokasi kejadian selama tiga bulan hanya bertahan selama satu minggu. Setelah itu mereka tidak lagi terlihat di sekitar lokasi. Kelompok ekstremis di desa Durbachari, Nilphamari, melanjutkan aksi kekerasan mereka terhadap umat Kristen awal bulan Juli. Koran lokal juga menuliskan artikel tentang umat Kristen di Nilphamari, mencantumkan nama Pendeta AA sebagai target serangan, beliau adalah pengacara yang membela umat Kristen di Nilphamari.