You are heree-JEMMI No.02 Vol.08/2005 / e-JEMMI No.02 Vol.08/2005

e-JEMMI No.02 Vol.08/2005

warning: Creating default object from empty value in /home/sabdaorg/public_sabda/misi/modules/taxonomy/taxonomy.pages.inc on line 33.

The Rightnow Campaign

Rightnow Campaign didirikan oleh Brian Mosley pada tahun 2000. Organisasi ini didirikan berdasarkan pengalaman Brian Mosley yang melihat banyak organisasi Kristen yang hanya bergantung pada brosur organisasinya untuk menindaklanjuti orang-orang yang memiliki kerinduan untuk terlibat dalam pelayanan. Organisasi ini ada untuk membantu generasi usia 20 -- 30-an ke atas agar mendapat kesempatan melayani Tuhan. Inti dari Rightnow Campaign adalah penindaklanjutan (follow-up) secara pribadi. Rightnow Campaign mengadakan pertemuan bagi para pemuda, baik secara tatap muka atau pun secara tersambung (online), lewat situsnya, dan menyediakan tim yang beranggotakan orang-orang terlatih untuk menghubungi orang-orang yang rindu melayani melalui telepon. Melalui kerja sama dengan 75 organisasi pelayanan dan misi, Rightnow Campaign membantu orang-orang tersebut mengenali kerinduan mereka dalam melayani Tuhan dan mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan iman mereka. Kunjungi situsnya untuk mengenal organisasi ini lebih dekat.

Peranan Gereja dalam Pertumbuhan Rohani

Banyak orang datang kepada Kristus melalui pekerjaan para pelayan Injil atau melalui uluran tangan kelompok-kelompok khusus. Tetapi, setelah mereka menjadi orang Kristen, mereka memerlukan suatu jemaat setempat untuk mengasuh dan membina mereka. Kelompok-kelompok pekabar Injil itu laksana perahu-perahu kecil yang dapat menghampiri cukup dekat untuk menembakkan seruit pada ikan paus. Tetapi perahu- perahu itu tidak dapat memproses lebih lanjut ikan paus itu; untuk memprosesnya diperlukan kapal besar yang mempunyai peralatan yang memadai. Sama seperti perahu-perahu kecil itu harus selalu kembali ke kapal yang lebih besar, demikian juga para pelayan Injil harus kembali kepada gereja dan peralatan rohaninya.

Indonesia Tahun 2005

Bencana Kelaparan di Yahukimo (Papua)

Sampai saat ini, diberitakan 55 orang meninggal dan 112 orang sakit parah di Kabupaten Yahukimo, Papua. Hal ini terjadi diduga karena kelaparan dan menderita sakit. Curah hujan yang cukup tinggi telah menyebabkan gagalnya panen umbi-umbian di kabupaten ini. Pemerintah melalui Menkes telah menurunkan tim kesehatan ke Yahukimo. Penduduk yang sakit saat ini dirawat di Rumah Sakit Wamena. Selain obat- obatan, Depkes juga memberikan bantuan makanan dan minuman untuk pasien di RS Wamena yang berasal dari Yahukimo.

Antioch Network

Antioch Network berdedikasi dalam "menguatkan gereja-gereja untuk menjangkau bangsa-bangsa". Organisasi ini menjadi tuan rumah dari berbagai macam acara misi sepanjang tahun, termasuk ´Unhindered Conference´ yang diadakan bagi para pemimpin organisasi misi.

Kebangkitan Gereja-Gereja di Singapura

Lebih dari 180 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 29 Januari 1819, Raffles mendaratkan kakinya di sebuah pulau kecil yang isinya hanya sebuah desa nelayan kecil. Pulau nelayan itu bernama Singapura, dinamai oleh Sri Nilam Utama seorang raja Sriwijaya yang menurut legenda pernah dikagetkan oleh seekor singa di pulau tersebut. Empat bulan setelah penjejakannya yang pertama, Raffles menghibahkan sebidang tanah untuk membangun sekolah guna mempelajari bahasa Ona serta kekristenan. Dia juga memberikan dukungan dan dana kepada misionaris pertama dari London Missionary Society, Rev. Samuel Milton untuk memulai sebuah gereja. Raffles percaya, kekristenan dapat membawa perbaikan sosial.