You are heree-JEMMi No. 06 Vol.18/2015 / e-JEMMi No. 06 Vol.18/2015
e-JEMMi No. 06 Vol.18/2015
Semangat untuk Bermisi
Shalom,
Penemuan naskah-naskah Alkitab kuno di Qumran menjadi salah satu bukti kepenulisan Alkitab. Dalam naskah-naskah tersebut, selain memuat latar belakang kehidupan umat Kristen mula-mula, juga ada informasi mengenai Yohanes Pembaptis, yang diperkirakan berhubungan dengan jemaat di Qumran. Naskah-naskah ini merupakan salah satu sumber untuk penerjemahan Alkitab Perjanjian Baru. Saat ini, kita memperoleh satu kemudahan, yaitu Alkitab sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Oleh sebab itu, mari kita bersemangat untuk menyampaikan Injil ke berbagai suku bangsa!
Qumran
Diringkas oleh: Mei Fitriyanti
Qumran adalah nama suatu tempat yang terletak di gurun Juda di pantai Laut Asin (Mati) di sebelah barat. Sejak tahun 1947 hingga 1955, banyak ditemukan naskah-naskah dari zaman Kristus dan sebelumnya di gua-gua sekitar Laut Mati. Di Qumran, juga digali dan ditemukan puing-puing kompleks bangunan peninggalan sekelompok orang Yahudi. Bangunan itu semacam bangunan biara yang dinamakan "Khirbet Qumran". Dalam artikel ini akan membahas sedikit mengenai jemaat Qumran, penemuan-penemuan di Qumran, naskah yang ditemukan dan hubungan jemaat Qumran dengan Perjanjian Baru.
Suku Gara di Pakistan
Identitas
Sekitar 1.000 orang yang tergabung dalam kelompok etnis Gara tinggal di distrik Leh dan Kargil, dari negara bagian Jammu dan Kashmir di India Utara. Sejumlah orang yang tidak diketahui (mungkin sangat kecil) juga tinggal di distrik Lahul dan Spitti di Himachal Pradesh. Tidak diketahui jumlah yang tepat untuk populasi tersebut karena mereka baru diakui sebagai suku tetap di India pada tahun 1989, sehingga terlambat untuk dihitung secara terpisah dalam sensus terakhir yang dilakukan di India pada tahun 1981. Etnolog Sachchindanandra Prasad memperkirakan populasi suku tersebut pada tahun 1998, berjumlah sekitar 1.000 orang Gara.
Hanya sedikit sumber yang pernah menyebutkan Gara sebagai suku yang berbeda sehingga menjadi lebih mengejutkan ketika pemerintah India telah memberikan mereka status resmi. Sejumlah kecil sumber yang menyebutkan tentang Gara biasanya memasukkan mereka sebagai subgrup dari Ladakhi. Meskipun benar bahwa sebagian besar budaya mereka mencerminkan budaya Ladakhi, terdapat perbedaan sosial yang signifikan antara kedua bangsa tersebut. Perbedaan utama adalah perbedaan bahasa. Orang Gara berbicara dalam bahasa Eropa-Indo, benar-benar berbeda dari orang Ladakhi yang berbicara dalam bahasa Tibet-Burman.
Bergabunglah Dalam Kelas Tafsiran Markus (TMR)!
KABAR GEMBIRA!
Pada bulan Juli/Agustus 2015, PESTA akan membuka Kelas Tafsiran Markus (TMR). Kelas ini akan mempelajari Survei Injil Markus dan Tafsiran dari Injil Markus. Injil Markus adalah Injil yang ditulis oleh Markus dengan tema utama Kristus sebagai Hamba yang menderita. Kelas ini akan membahas Injil Markus secara lebih mendalam dan menggunakan sudut pandang alkitabiah.