Gereja-gereja suku pribumi di Amazonia sedang bergerak untuk menjadi bagian dalam penginjilan ke seluruh dunia.
Sekelompok penginjil Kristen dari 47 suku pribumi di Amazonia berkumpul dalam sebuah konferensi pada 6--9 September yang lalu. Enam belas pendeta Pacaas Novos hadir bersama dengan dua misionaris dari New Tribes. Adapun pertemuan itu turut dihadiri 1.300 orang.
Tema dari pertemuan tersebut adalah Gerakan Gelombang Misi Ketiga (A Movement of The Third Mission Wave). Salah satu misionaris yang hadir menjelaskan ketiga gelombang yang dimaksud. Gelombang pertama dilakukan oleh para misionaris asing, yang kedua oleh misionaris dari Amerika Latin, dan sekarang, penginjilan yang dilakukan oleh para pendeta dari suku pribumi sendiri merupakan gelombang ketiga dari kegiatan penginjilan tersebut.
Bahasa pengantar yang digunakan dalam pertemuan itu adalah bahasa Portugis. Namun, bahasa Spanyol dan 46 bahasa suku lainnya juga digunakan. Selain itu, ada banyak terjemahan juga disampaikan kepada kelompok-kelompok tersebut. Ide besar yang disampaikan oleh orang- orang pribumi dan misionaris serta pendeta itu adalah bahwa, "Sekaranglah saatnya kita bersama-sama memikul beban untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia."
Orang-orang pribumi yang percaya ini mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan para misionaris yang membawa mereka kepada kebenaran untuk pergi ke penjuru dunia dan mengabarkan Injil ke semua orang.
[Sumber: New Tribes Mission, September 2006]
Pokok Doa:
Brazil -- Enam belas sukarelawan dari Roswell Street Baptist Church di Marietta, Ga., mengunjungi masyarakat Vitoria da Conquista di Bahia, Brazil untuk menginjili dan mengajarkan metode kesaksian pada orang-orang Kristen di sana dalam perjalanan misi March 2-14. Dengan menggunakan bahan dari buku Darrell Robinson, "People Sharing Jesus", tim itu mengajar kepada lebih dari enam ratus orang di tujuh gereja baptis di Brazil tentang bagaimana cara mewartakan iman mereka. Tim-tim itu kemudian juga mewartakan Kristus di sekolah- sekolah umum, peternakan-peternakan ayam, penjara-penjara, dan tempat-tempat berkumpul lainnya. Mereka juga melakukannya dari pintu ke pintu untuk mengabarkan Kabar Kesukaan dari Kristus. Mereka mengakhiri minggu itu dengan KKR yang diadakan di gelanggang olahraga kota. Lebih dari dua ribu orang hadir pada kebaktian Sabtu malam dan 125 orang menerima Kristus. Bersamaan dengan itu, dari masyarakat yang berjumlah sekitar 300.000 itu, 1.200 sampai 1.500 di antaranya berdoa agar dapat menerima Kristus.
[Sumber: PULPITHELPS, Vol.31 No.6, Juni 2006]
Pokok Doa:
Ketika orang percaya di Guanano mempelajari kitab Kisah Rasul, mereka segera terdorong untuk memulai menjangkau teman-teman mereka. Namun usaha mereka terhalang oleh penolakan. Mario mengatakan bahwa hal ini secara khusus tidaklah mudah. Ketika dia mencoba untuk mengajak temannya agar memikirkan Injil yang mereka berikan, temannya itu akan menjawab, "Aku tahu tentang Tuhan. Kau tidak sedang memberitakan sesuatu yang kami tak tahu." Begitulah rata-rata jawaban masyarakat di sana yang telah dibanjiri dengan berbagai pengetahuan keagamaan yang masing-masing memberikan jalan yang berbeda-beda untuk bisa masuk ke surga. Ketika para misionaris mengatakan kepada orang-orang percaya mengenai bagaimana mereka harus menaruh kepercayaan dan keselamatan mereka pada Kristus saja, Christina dan Herman teringat akan beberapa halangan dalam memahami kebenaran. Christina mengatakan bahwa dia kemana-mana membawa sebuah kebusukan dalam dirinya sampai ia mendengar tentang kisah Adam dan Hawa dan belajar bahwa ia memiliki tabiat dosa alamiah yang tak dapat diperbaiki oleh dirinya sendiri. Saat ia mendengarkan pengajaran penginjilan yang alkitabiah, ia sadar bahwa Yesuslah satu- satunya yang dapat menyelamatkan dirinya. Herman berbicara tentang kebingungan dalam pemahaman rohaninya. Tidak ada jaminan akan keselamatan. Ia telah diberitahu untuk mencoba melakukan yang terbaik dan pada akhirnya ia akan menemukan jika memang hasilnya cukup baik; bahwa Tuhan mengetahui siapa-siapa saja yang akan pergi ke surga, namun Anda tidak akan menemukannya sebelum Anda mati. Ia berkata bahwa Injil telah menjawab segala kebingungannya, tulis misionaris Lindy Drake. Ia harus mengakui bahwa kerohaniannya ternyata jauh lebih buruk dari yang ia perkirakan. Namun pertolongan datang tepat ketika kita disuruh meletakkan saja segala beban itu ke tangan Sang Penebus yang penuh kuasa. Ketika para misionaris mengajarkan kitab Roma, orang Guananos belajar tentang siapakah mereka setelah mereka berada dalam Kristus.
Sumber: Mission Network News February 7th 2006