Doa Bagi Belanda
Koordinator doa di Belanda melaporkan bahwa saat berlangsungnya konferensi nasional Belanda di awal bulan Mei 2003, koordinator doa Bergen mengatakan tentang dampak-dampak dari doa dan strategi penginjilan di Bergen. Orang-orang Kristen dari berbagai denominasi di Bergen bekerja sama untuk menjangkau kota dengan Injil. Salah satu konsep kunci dari usaha tersebut adalah didirikannya "Menara doa", dimana sekitar 1200 menara doa telah dimulai. Menara doa itu dilaksanakan saat seorang Kristen atau seluruh keluarga dalam satu rumah menyatakan rumah atau sekolah atau tempat kerjanya untuk dipakai menjadi tempat dimana para tetangga atau teman kerja bisa bersama-sama berdoa, saling memperhatikan, dan dapat mendengar berita Injil.
"Menara doa ini sangatlah efektif karena memberitakan Yesus kepada banyak orang dan bukannya mengajak orang untuk masuk ke gedung gereja. Perubahan-perubahan sosial yang terjadi juga menjadi topik dalam media massa setempat; halaman pertama surat kabar secara teratur juga menerbitkan foto-foto persekutuan doa."
Sumber: FridayFax, May 23, 2003
Bun Futuro Prison (Penjara Bun Futuro) -- dulunya dikenal dengan nama Koraalspecht Prison -- di Curacao, Belanda Antilles, mempunyai nama yang buruk karena dihuni oleh para buronan, penjahat, koruptor, bandar obat terlarang, tukang pukul bahkan pembunuh. Suasana di balik tembok itu sangatlah buruk. Namun selama beberapa tahun terakhir ini suasananya kembali tenang. Pendeta Norwin Martina melihat bahwa revival yang terjadi di penjara ini telah mengubahkan banyak narapidana menjadi manusia baru.
Martina menemukan Yesus melalui 'pengalaman liar' yang dialaminya di Belanda. Di hari yang sama ia kehilangan pekerjaan dan rumahnya. Pada saat berada di Ben Futuro Prison Allah menunjukkan kepadanya bahwa 'pintu akan dibukakan' baginya. Tidak lama kemudian ia mendapat kesempatan untuk menjadi pelatih olahraga di penjara tersebut. Pada awalnya baik para narapidana maupun penjaganya menyangka bahwa ia adalah orang yang fanatik karena memulai semua pelajaran olahraganya dengan doa. Ia tetap melakukan hal itu terus menerus dan semakin banyak orang yang tertarik padanya. Di tahun 1995 dia mulai pelajaran Alkitab bagi para narapidana. Pengurus penjara itu mengakui pentingnya tindakan yang dilakukan Martina tersebut. Oleh karena itu, pengurus menjadikannya sebagai pendeta di penjara itu.
Di tahun-tahun berikutnya jumlah narapidana yang mengikuti pelajaran Alkitab bertambah, bahkan Martina melayani para narapidana kelas berat yang berada dalam saat-saat yang sulit. Oleh karena itu, ia dihormati oleh para narapidana. Saat ini 200 dari 600 orang penghuni penjara itu secara rutin mengikuti kebaktian yang diadakan oleh Martina. Sebagian dari para pelayannya adalah para narapidana itu sendiri. "Dalam tiga bulan aku bisa mengetahui apakah pertobatan mereka sungguh-sungguh atau tidak," kata Martina akhir-akhir ini. "Bagaimana caranya? Sangat mudah: doa! Persekutuan doa kami biasanya memakan waktu dua sampai tiga jam. Jika Anda tidak sungguh-sungguh berkomitmen pada Allah, maka Anda tidak akan tahan!"
Sumber: JOEL-NEWS-INTERNATIONAL-433, 14 March 2003
Ronald van der Molen adalah seorang perintis gereja yang mengadakan acara pesta pizza bagi para remaja yang ada di lingkungannya, The Hague. "Baru-baru ini kami mendapat enam remaja tamu, termasuk seorang ibu muda yang berusia 17 tahun. Kami berdiskusi tentang Yesus dan Alkitab. Ketika saya menanyakan, 'Siapa yang bersedia percaya pada Yesus dan mau hidup baru dengan-Nya?', keenam remaja tadi mengangkat tangan mereka. Kami mendoakan remaja-remaja itu dan mereka saling mendoakan."
Televisi sekuler Belanda baru-baru ini melaporkan tentang metode-metode yang 'non konvensional' yang dipakai oleh Ronald. Dia berkeliling ke seluruh penjuru Belanda untuk memberikan semangat bagi para remaja dan pemuda supaya terlibat dalam perintisan gereja.
"Saya melihat bahwa perintisan gereja bukanlah topik yang menarik bagi orang muda berusia 18 - 25 tahun. Namun, ketika mereka menyadari bahwa perintisan ini bukanlah untuk mengundang dunia ke gereja, tetapi bagaimana menyatakan keberadaan gereja di dunia, semangat mereka pun bertumbuh!"
Sumber: JOEL-NEWS-INTERNATIONAL-426, January 20, 2003
"Di negara mana pun, hanya sedikit kaum tuna rungu yang dapat dijangkau oleh Injil dibanding mereka yang memiliki pendengaran yang normal," kata Terri Chapman, misionaris dari Greater Europe Mission. Itulah alasan Chapman diutus untuk melayani orang-orang tuna rungu di Belanda.
Selama 23 tahun, Chapman menjadi seorang penerjemah bahasa isyarat di Amerika Serikat. Kemudian ia pindah ke Belanda dengan suaminya sebagai misionaris sepenuh waktu. Ia mengira pelayanannya sudah selesai. Setelah bertemu dengan dua orang tuna rungu dua tahun yang lalu, "Saya mulai mengikuti kelas penerjemahan bahasa isyarat Belanda untuk tingkat dasar. Lalu pada musim gugur, saya terlibat dalam program pelatihan penerjemah bahasa isyarat."
Chapman tidak mengindahkan penjangkauan orang-orang tuna rungu ketika ia dan suaminya masih bekerja. "Di Belanda, kami tinggal di daerah Amsterdam barat, dan saya benar-benar tidak mengindahkan penjangkauan orang-orang tuna rungu melalui Injil. Jadi, saya sedang berusaha memulai sesuatu di sana."
Ada yang bertanya pada Chapman, akankah orang-orang tuli lebih cepat merespons Injil dibanding orang yang normal. Chapman menjawab, "Saya tidak tahu apakah respons mereka akan lebih cepat, namun jika tidak tersedia jalan untuk memperolehnya, bagaimana bisa merespons?"
Bahasa isyarat bukanlah bahasa universal. Chapman mengatakan bahwa ia memerlukan doa karena terkadang ia merasa bingung antara Bahasa Isyarat Belanda dengan Bahasa Isyarat Amerika. "Banyak orang mengira bahasa isyarat itu universal, padahal tidak. Memang ada beberapa isyarat yang sama, namun banyak sekali yang berbeda. Jadi, saya mempelajari keseluruhan bahasa baru," tuturnya.
Tuhan sudah memberikan kesempatan pada Chapman, untuk berbagi dengan teman-teman di sekolahnya. "Salah satu hal menakjubkan yang telah Tuhan lakukan adalah Ia menempatkan saya dalam kelompok pelajar, lima orang di antaranya adalah orang yang sangat percaya pada Injil dan tertarik dalam penjangkauan," ujarnya.
[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]
Pokok Doa: