Di Berlin, kota yang pernah terkenal secara global karena temboknya, ada suatu pertanda bahwa harapan akan muncul: gereja-gereja dan pelayanan-pelayanan sedang bersatu dalam proses jangka panjang untuk menjangkau kota ini.
"Tembok Berlin mungkin sudah hancur, tetapi masih ada satu tembok yang ada dalam hati dan pikiran para penduduk," kata pendeta Hans-Peter dari gereja Lucas Fellowship di Berlin. Perbedaan antara orang-orang Timur dan orang-orang Barat, penduduk Jerman dan pendatang, orang tua dan muda, karismatik dan non-karismatik, menunjukkan bahwa kesatuan tidak bisa dicapai dalam waktu semalam. Hans-Peter dan temannya Axel Nehlsen memiliki visi tentang kesatuan bagi kota Berlin sejak beberapa tahun yang lalu sampai sekarang. Visi mereka adalah agar semua orang percaya dari semua gereja di Berlin akan merayakan kesatuan dalam keberbedaan mereka; bekerja sama untuk mengekspresikan pengharapan dalam Injil dalam setiap segi kehidupan kota: pendidikan, politik, bisnis, perawatan kesehatan, kehidupan keluarga, hiburan, media, dan di dalam gereja sendiri.
Kota Berlin yang berpenduduk 4 juta orang, hanya 120.000 jemaat yang setia beribadah di gereja, dan kemungkinan hanya separo dari mereka yang mempunyai iman berkemenangan. Hans-Peter dan Axel ingin melihat bahwa jumlah itu akan naik menjadi 400.000 jemaat. Axel, seorang pendeta gereja lokal, percaya bahwa ratusan gereja baru perlu dirintis di kota ini agar visi tersebut bisa terjadi: gereja besar, gereja kecil, kontemporer dan tradisional, berbahasa Jerman dan dalam bahasa lainnya. "Hanya dengan melalui beragam jenis gereja ini, kami akan dapat menjangkau kota," kata Axel. Hans-Peter bahkan lebih spesifik lagi, karena ia percaya bahwa Berlin masih membutuhkan 1700 gereja baru. Namun untuk mewujudkannya diperlukan pemikiran dan perencanaan jangka panjang.
Pache dan Nehlsen telah membangun relasi dengan para pendeta lain melalui doa puasa yang telah dilakukan selama lima tahun, dan mensharingkan tentang visi kesatuan yang mereka miliki. Persekutuan doa ini telah berkembang menjadi program Together for Berlin -- jaringan relasi para pemimpin dari 140 gereja dan organisasi untuk menjangkau setiap bagian kota dengan Injil. Melalui Together for Berlin diharapkan bisa:
Pusat-pusat kebugaran menyediakan kesempatan yang baik untuk menceritakan tentang Yesus kepada orang lain. Gunter Geispel, seorang pendeta dari Unterwurschnitz di Vogtland, yang mengadakan pelayanan di tempat-tempat permandian mineral melihat kesempatan tersebut. "Minggu demi minggu, dengan sedikit pengecualian, saya bisa mengenalkan orang-orang (kadang-kadang 2 atau 3 orang, kadang juga 20-30 orang) kepada Yesus selama konseling. Orang-orang juga bisa mendengar berita keselamatan dalam berbagai acara lainnya, misalnya pada saat pemakaman, undangan ulangtahun, pemahaman Alkitab, dan dalam sharing pribadi. Jumlah orang yang hadir bisa ratusan. Dia meyakinkan bahwa doa dan kerjasama di antara orang-orang Kristen membuat sesuatu yang tidak mungkin terjadi menjadi mungkin. Sejumlah besar pemimpin Kristen di Vogtland telah menandatangani sebuah deklarasi dan berjanji untuk saling mendukung dan membicarakan hal-hal yang positif tentang perkembangan gereja dan penginjilan-penginjilan yang mereka lakukan. "Allah sedang bekerja," kata Geipel. Ada laporan-laporan rutin tentang penyembuhan secara fisik, dan pelepasan dari kuasa jahat. Ketika orang-orang mengalami hal-hal seperti itu, mereka membicarakannya, maka berita itu tersebar. "Salah satu contohnya, anak kami, Susi, dulu secara medis dinyatakan tidak mampu bersekolah di sekolah-sekolah untuk anak normal karena ibu kandungnya dulu adalah pecandu alkohol. Orang-orang Kristen di daerah setempat mendoakan Susi. Sekarang ia masuk dalam peringkat terbaik di antara anak-anak kelas enam. Komentar yang tertulis dalam buku PR-nya adalah 'Susi, kamu adalah anak terpandai di kelas 6c.' Ketika kesaksian ini disampaikan digereja, dokter yang dulunya mendiagnosa Susi bahwa dia tidak bisa bersekolah di sekolah anak normal juga hadir di antara jemaat."
Sumber:FridayFax, April 30, 2004
Masih ingat dengan ayat yang berbunyi, "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (
"'Gereja yang memberi prioritas utama bagi misi dunia tidak akan mendapat untung,' demikian pendapat seorang jemaat gereja di Jerman kurang lebih 10 tahun yang lalu. Dia mengatakannya saat kami mendiskusikan tentang luas gereja baru yang akan kami bangun," kenang pendeta Reinhard Weber dari Konigsbrunn Evangelical Fellowship yang ada di dekat Nuremburg, Jerman. "Saat itu gereja ini mempunyai 58 jemaat, dan sepakat untuk memberikan 3% dari persembahannya untuk membantu pelayanan misi dunia. Muncul pendapat, 'Apakah tidak sebaiknya mendonasikan uang sebesar 1,5 juta Euro untuk membangun gedung gereja baru?'. Namun pendeta dan majelis gereja sepakat. Kami tetap akan mencari dana untuk membangun gedung gereja baru, namun tidak dengan memotong jatah persembahan untuk pelayanan misi dunia. Sekarang, 10 tahun kemudian, kami telah menggunakan gedung gereja baru. Jemaat gereja menjadi tiga kali lipat, sekitar 160 lebih jemaat. Meskipun demikian, persembahan untuk pelayanan misi dunia terus kami jalankan bahkan besarnya telah bertambah menjadi 20 kali lipat."
[Sumber: Friday Fax, February 6, 2004]
Pokok Doa: