Tuhan dan warga Kabyle, seperti yang terjadi di Kisah Para Rasul "Orang-orang mengadakan persekutuan di rumah-rumah mereka untuk berdoa. Mereka membagikan mimpi dan visi-visinya, dan merasakan kesembuhan serta kemerdekaan. Mantan teroris dan dukun-dukun menerima Yesus sebagai Tuhan mereka.
Gereja didirikan. Ini bukan kutipan dari Kisah Para Rasul tapi hal ini benar terjadi saat ini diantara orang Kabyle di wilayah timur laut Aljazair." tulis anggota Operation Mobilization, Debbie Meroff. "Negara Aljazair mempunyai populasi sekitar 35 juta, secara umum terbagi dalam dua kelompok besar: orang Berber dan Muslim Arab, yang kemudian akan menguasai daerah itu. Setelah Perancis keluar pada tahun 1962, pemerintah yang baru mencoba menyatukan Aljazair ke dalam satu bahasa, agama dan budaya. Tentunya ini sulit dilakukan, terutama bagi orang Kabyle di Berber: mereka mempunyai akar kekristenan, dan protes mereka seringkali ditanggapi dengan kekuatan militer. Penindasan ini membawa dampak baru: kemarahan mereka terhadap segala sesuatu yang berbau Arab telah menyiapkan jalan mereka kepada Yesus Kristus. Gereja-gereja Kristen baru telah dibangun di banyak daerah Kabyle. Sejauh ini, mereka masih mampu menolak pengaruh satu denominasi dan kepemimpinan orang asing. Banyak orang mendengarkan Injil lewat radio Kristen dan program-program televisi, sementara lebih dari 274 orang melakukan kontak dengan pekerja Kristen tiap bulannya. Orang-orang Kristen berharap dapat bergabung dengan orang-orang percaya yang masih terpecah-pecah ini dalam satu gereja baru, dan mereka bermaksud untuk mendirikan gereja-gereja di 48 kota besar di Aljazair.
[Sumber: FridayFax, October 7, 2005]