Mam Manga dari Guinea Bissau, Afrika Barat, belajar di sebuah sekolah Alkitab di Brasil. Setelah lulus, ia ingin kembali ke negaranya untuk melayani Yesus. "Orangtua saya dulunya bukan Kristen, bahkan cukup menentang karena mereka masih menganut kepercayaan nenek moyang. Di rumah kami banyak patung berhala, dan orang-orang datang untuk memberi persembahan bagi para berhala itu. Abang saya belajar di ibukota, dan di sana ia menjadi Kristen. Hal itu memicu perdebatan sengit. Saya masih ingat ayah saya mengatakan padanya `Kamu sudah bukan anakku lagi!!` Keluarga kami sudah memutuskan untuk memukulinya sampai ia berubah pikiran, tapi Tuhan meluputkannya dari pemukulan itu. Tidak lama kemudian, tiba-tiba ayah merasa tidak enak badan dan tubuhnya lemas. Dukun-dukun mengatakan bahwa roh-roh marah padanya. Penderitaan yang dirasakannya membuat ia terbuka pada Yesus, dan ketika abang saya tersebut mensharingkan tentang imannya, maka ayah, ibu, empat saudara perempuan saya dan saya sendiri menjadi percaya pada Yesus. Yesus pun lalu menyembuhkan ayah saya, sehingga ia bisa berjalan lagi. Pada hari itu juga, ayah membakar semua patung berhalanya dan meminta maaf pada abang saya -- hari itu adalah hari yang terindah. Saya juga tak akan pernah melupakan kata-kata terakhir ayah sebelum ia meninggal beberapa tahun yang lalu: `Anak-anak, ikutlah Yesus dan kita akan berkumpul lagi di dalam kekekalan.`"
Sumber:FridayFax, October 20, 2005
Negara di Afrika Barat ini berpenduduk sejumlah 1,3 juta orang. Sekitar 2,5% diantaranya memeluk agama Kristen (Kami bersyukur karena dalam tiga tahun ini, jumlah tersebut bertambah terus. Ini merupakan buah dari doa-doa syafaat saudara-saudara seiman). Suku-suku terabaikan di negara ini, antara lain Fula, Mandinga, Nalu, Susu, Soninke, Jahanka, Pajadinka, Manika, Wolof, dan Badyara. Semuanya belum pernah diinjili dan diperlukan tambahan pekerja misi dari dalam dan luar negeri.
Di negara kecil yang sangat miskin dan politiknya tidak stabil ini, ada pekerja misi dari Indonesia yang memberitakan Injil di antara orang Animis di berbagai desa dan daerah. Puji TUHAN, jemaat-jemaat baru dapat didirikan dan bertumbuh. Selain itu, para pekerja misi ini masing-masing memuridkan petobat baru agar bisa bertumbuh dalam Kristus dan menjadi dewasa dalam iman. Komunikasi keluar negeri sulit, karena kantor pos tidak berfungsi, sedangkan telepon dan email hanya ada di ibukota saja.
Sumber: Doa SWI Jan/Feb 05