Doa Bagi Negara Kongo
Sehubungan dengan terjadinya kekerasan baru-baru ini di Nyankunde,
Democratic Republic of Congo (DRC), Mission Aviation Fellowship
terpaksa harus menutup sementara kantor mereka yang ada di sana.
John Lewis, wakil dari MAF, menjelaskan bahwa peperangan antar suku
telah menghancurkan pelayanan outreach mereka.
"Kantor utama kami benar-benar hancur total dan rata dengan
tanah. Saya berbicara dengan seorang pilot kemarin yang sedang
mencoba terbang di atas wilayah Nyankunde. Dia hanya melihat
puing-puing terserak di berbagai tempat, bahkan belum aman untuk
mendaratkan pesawat di sana. Jadi, selama dua atau tiga bulan
terakhir kami tidak akan dapat menggunakan kantor Nyankunde."
Namun, saat ini MAF tetap melanjutkan pelayanan mereka di wilayah
ini. Lewis meminta dukungan doa bagi tim pelayanan di Kongo.
Sumber: Mission Network News, February 10th, 2003
Pokok Doa Dunia hari ini akan kita mulai dengan Republik Demokratik
Kongo, dimana pemerintah telah menandatangani persetujuan berbagi
kekuasaan dengan para pemberontak. Persetujuan itu bertujuan untuk
mengakhiri konflik empat tahun dimana sudah lebih dari 2 juta orang
meninggal. Petugas World Vision, Tex Lanier, mengatakan mereka
berharap dapat melanjutkan pekerjaan mereka untuk membantu membangun
kembali infrastruktur negeri yang mengalami kehancuran ini.
"Dalam segala hal yang dilakukan World Vision, kami selalu
membawa Injil kepada orang-orang. Injil, dalam pandangan kami,
memiliki dua bentuk: perbuatan dan perkataan. Kami tentu saja
menunjukkan perbuatan kepada orang-orang ini dengan memberi makan
yang lapar dan menolong yang miskin. Injil dalam perkataan juga
sangat mungkin untuk dilakukan."
Lanier meminta orang-orang percaya untuk berdoa bagi para pekerjanya
di daerah itu, juga bagi penduduk yang selamat dari malapetaka.
"Yang pasti saya ingin orang-orang berdoa untuk persetujuan damai
yang baru ditandatangani beberapa hari yang lalu agar sungguh-sungguh dijalankan, dan kedua belah pihak menghormati persetujuan
itu. Doakan agar Raja Damai membawa kedamaian, dan kedamaian itu
akan langgeng."
Sumber: Mission Network News, Dec 30th, 2002
Tentara pasukan keamanan PBB melucuti senjata tentara militer lokal
di Kongo. Ini merupakan respon terhadap penyerangan yang menewaskan
9 orang Pakistan. Perwakilan dari Grace Ministries International
mengatakan bahwa kekerasan ini hanya terjadi di daerah Utara,
sedangkan di daerah Selatan perdamaian berjalan sangat baik. Dia
juga mengatakan bahwa pelayanan sudah bisa dilanjutkan kembali.
"Kami telah mengirimkan 60 sepeda bagi para penginjil sehingga
mereka bisa kembali melakukan perjalanan dan mempermudah kunjungan
mereka dari satu tempat ke tempat lain. Ini merupakan hal yang
sangat positif." Perwakilan dari Grace Ministries juga mengatakan
bahwa orang-orang Kongo telah disiapkan untuk mendengar Kabar Baik.
"Ketika Injil disharingkan kepada orang-orang Kongo, ada banyak
respon dari mereka yang mendengarnya."
[Sumber:Mission Network News, March 3rd 2005]
Pokok Doa:
Mengucap syukur atas pelayanan yang dilakukan oleh Grace
Ministries International di Kongo. Kiranya Roh Kudus selalu
menyertai pelayanan mereka dan Allah akan senantiasa memenuhi
segala kebutuhan yang diperlukan untuk pelayanan mereka.
Doakan orang-orang Kongo yang merespon terhadap Injil yang
diberitakan. Mereka bisa mendapat pelayanan follow-up yang tepat
dan penguatan iman untuk bertahan di tengah-tengah lingkungan
mereka.
Kinshasa, Kongo--Republik Demokratik Kongo telah melaksanakan
pemilu. Hasil pemilu tersebut diharapkan dapat mengakhiri 32
tahun masa pemerintahan yang otoriter serta kekejaman perang saudara
yang telah memakan lebih dari empat juta jiwa. Tragedi kemanusiaan
itu bahkan juga telah disebut menelan ribuan nyawa setiap minggunya.
Anggota World Vision, Rory Anderson, menyatakan bahwa mereka sedang
mencoba mencukupi baik kebutuhan saat ini maupun di masa depan.
"Pemilu ini sangat penting karena akan membantu masa transisi negara
Kongo dari pemerintahan otoriter serta ketidakstabilan akibat perang
kepada pemerintah yang terlegitimasi dan mampu menapaki jalan menuju
perkembangan." Negara ini masih harus menapaki jalan panjang untuk
menuju kestabilan politik dan lebih jauh lagi untuk menuju kepada
masa yang benar-benar damai. Anderson mengatakan bahwa tim mereka
terus mewartakan pengharapan dalam Kristus lewat proyek-proyek
mereka karena "Sungguh merupakan satu sukacita untuk mampu melakukan
pekerjaan Tuhan dengan melayani mereka yang sering kali dilupakan
oleh masyarakat internasional, namun kami tahu bahwa semua anak-anak
Kongo serta orang tuanya adalah berharga di mata Yesus."
[Sumber: Mission Network News, Agustus 2006]
Pokok Doa:
Di Kongo, para pendeta saling mengajar satu sama lain. Para anggota Free Church of Congo menawarkan sesi pelatihan Alkitab kepada lebih dari lima ratus pengkhotbah yang memiliki sedikit pendidikan formal Alkitab. Setiap sesi terdiri dari empat mata pelajaran yang sudah disiapkan oleh para pendeta itu. Tom dari Evangelical Free Church Mission mengatakan, baru-baru ini mereka menghabiskan waktu selama dua minggu untuk menambah kosakata dan mengembangkan keterampilan pastoral mereka dan semuanya itu berjalan dengan sangat sukses. Tujuan mereka ialah dalam tiga tahun ke depan, kemampuan para pengkhotbah itu akan setingkat dengan para pengkhotbah terlatih di sekolah Alkitab. Tom berkata bahwa mereka sudah menerima laporan kemajuan yang positif. "Berdasarkan apa yang kami lihat sejauh ini, di tahap awal ini, mereka sudah kembali dan menggunakan bahan-bahan yang kami berikan ini secara langsung dalam khotbah-khotbah mereka, dalam pelajaran, dan dalam apa yang mereka bagikan kepada masyarakat mereka. ECFM sudah menciptakan program sponsor yang disebut CEFOC bagi siapa pun yang ingin membantu pelayanan ini.
[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]
Pokok Doa:
Tim Grace Ministries baru-baru ini mengadakan seminar di Republik Demokrasi Kongo. Seminar 4 hari ini ditujukan bagi para kepala sekolah dan pendeta di Kama. Tujuannya adalah untuk melengkapi para pemimpin di sana supaya memasukkan prinsip-prinsip ilahi ke dalam sistem pendidikan.
Sebanyak 2 ton literatur Kabar Baik dan perlengkapan untuk penginjilan penjangkauan, termasuk sebuah sepeda motor dan gas, dikirim ke Kama. Dua tim yang melakukan penginjilan di sekolah-sekolah dan desa-desa akan menggunakan peralatan-peralatan ini dan berencana mengunjungi seratusan sekolah pada Natal nanti.
Seorang anggota tim membagikan kegembiraannya karena terlibat dalam pembagian literatur di dua sekolah, di mana sebanyak 165 orang menanggapi pesan Kabar Baik setelah melihat DVD "The God-Man".
Doakan tim ini ketika mereka melakukan perjalanan di jalanan yang kasar dan berlumpur dengan menggunakan sepeda motor dan sepeda untuk membawa buku-buku dan perlengkapan, "sound system", pemutar DVD, dan proyektor. Doakan agar Tuhan mau menggunakan mereka untuk membawa banyak orang kepada Kristus. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, November 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13490
Pokok doa:
Mengucap syukur atas bantuan 2 ton literatur dan perlengkapannya yang dikirim ke Kongo. Doakan agar melalui bantuan ini, banyak orang yang belum percaya dapat menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi mereka.
Doakan bagi tim yang akan terlibat di dalamnya, agar Tuhan melindungi dan memberi kekuatan, mengingat medan yang harus mereka lalui cukup berat.
Sebanyak 15% anak-anak di Kongo adalah anak yatim piatu karena AIDS. Sebagian besar anak-anak itu berasal dari daerah barat laut Republik Demokrasi Kongo dan mereka telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka karena HIV/AIDS.
Mereka hidup di daerah negara berkembang yang belum mendapat listrik atau air dan berada di bawah iklim politik yang tidak tenang dan tidak stabil. Pada sebagian besar kasus, anak- anak yatim piatu ini berasal dari situasi keluarga yang miskin ke situasi keluarga miskin lainnya, dengan hanya didampingi oleh komunitas gereja lokal. Bersyukur unit keluarga masih menjadi faktor penyeimbang di lingkungan pedesaan di Kongo. Karena kalau tidak, anak-anak itu menjadi tunawisma dan tinggal di jalanan.
Melalui Global Fingerprints, anak yatim piatu ini dapat bersekolah, menerima perawatan medis, dan ditempatkan di rumah keluarga Kristen dari Evangelical Free Church di Kongo.
Bagi sebagian besar dari anak-anak ini, berjalan kaki adalah satu- satunya transportasi mereka, dan sepatu mereka tidak lebih dari sandal yang sudah tidak layak pakai. Doakanlah proyek "Shoe Me" ("Berikan Aku Sepatu") yang bertujuan mengumpulkan dana untuk membeli ribuan pasang sepatu bagi anak-anak ini. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, July 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/
Pokok doa:
Doakan program "Shoe Me" (Berikan Aku Sepatu) untuk membantu menyediakan sepatu bagi anak-anak di Kongo, agar Tuhan menggerakkan setiap orang percaya di Kongo dan di tempat lain untuk menopang program ini.
Doakan Global Fingerprints yang melayani dan berusaha memberikan kehidupan yang lebih baik kepada anak-anak yatim piatu di Kongo, agar Tuhan memberkati tim untuk melayani anak-anak ini.