Ghana -- Sue dari Oasis International (OI) akan mengunjungi institut
pelatihan kejuruan di Prampram, Ghana dalam minggu ini. Di sana ia
tidak hanya membantu dalam administrasi, tapi juga mengajarkan
manajemen kantor dan kepegawaian. Sue berkata bahwa keterampilan
yang mereka ajarkan ini bukan hanya akan menolong masyarakat di
sana, tapi juga masa depan penginjilan. "Keterampilan itu akan
menolong para pendeta dalam mengembangkan diri. Karena beberapa dari
mereka masih muda, mereka perlu melatih diri sendiri agar memiliki
dasar yang kuat untuk dapat memberi kontribusi pada gereja dan
mengajar orang lain." Itulah yang mendorong visi dari pendiri OI,
Pendeta Elvina. Sue juga berkata bahwa misi mereka adalah untuk
memberikan pelatihan Alkitab dan pelatihan kejuruan, membantu para
pemimpin semampunya, walau ia sadar tidak akan bisa menjangkau dan
mengajar semua orang. Tapi jika dia mengajar para pemimpin, para
pemimpin itu pada gilirannya akan mengajar jemaat mereka. Banyak
pemimpin gereja yang membutuhkan bantuan finansial untuk
menyelesaikan pelatihan ini.
[Sumber: Mission Network News, November 2006]
Pokok Doa:
Art Speck dari Oasis International menyatakan bahwa kelas
kepemimpinan mereka mulai meruntuhkan dinding penghalang dan
membangun kesatuan. Hal ini menarik karena, sebagaimana dikatakan
Speck, "Apa yang kita lihat di Oasis Training Center ialah bahwa
gereja Anglikan, gereja Methodist, gereja Presbytarian, dan gereja
Baptis adalah empat denominasi utama yang menghadiri kelas
kepemimpinan ini. Mereka meninggalkan kelas sembari berkata, `Kami
perlu mengajarkan ini pada pemimpin-pemimpin kami`." Kelas
kepemimpinan mereka berkembang pesat. Ketika ada yang menanyakan
kurikulum yang digunakan untuk mencapai kesuksesan seperti itu,
Speck menjawab, "Kami tidak mengatakan bahwa ini adalah doktrin
gereja, atau mengajarkan doktrin gereja. Para pemimpin dari
denominasi ini tidak merasa terusik karena bagaimana kita bisa
terusik oleh firman Tuhan? Jika kita mengasihi Tuhan dan menyukai
firman-Nya, hal ini menjadi mudah. Jadi, mereka datang dan menerima
firman Tuhan lalu membawanya kembali ke gereja mereka."
[Sumber: Mission Network News, Oktober 2006]
Pokok Doa:
Ghana -- Beralih ke Ghana, di mana jumlah dokter mata masih jarang
dan hanya beberapa saja yang mampu melakukan perawatan tersebut.
Itulah sebabnya kenapa klinik mata menjadi bentuk pelayanan yang
nyata. Anggota International Aid, Myles Fish mengatakan "Kami
mengadakan operasi katarak untuk mereka yang tak mampu, gratis. Itu
adalah pelayanan yang cukup dramatis karena jenis operasi itu
menghadirkan situasi dimana ada orang yang datang dengan kondisi
benar-benar buta namun 24 jam kemudian mereka sudah mampu melihat
kembali." Pintu terbuka lebar -- Fish mengatakan bahwa semua yang
mereka lakukan sudah diatur dengan baik. "Kami sangat tertarik
dengan beberapa kesempatan baru yang datang. Untuk beberapa waktu
saat ini, kami telah mengadakan sejumlah klinik mata; kami telah
melakukan lebih dari 20.000 operasi katarak. Kami juga memiliki
sejumlah pelatihan di arena perawatan kesehatan, dan kami sedang
dalam proses memulai beberapa komunitas yang berdasarkan program
perawatan kesehatan." Fish menjelaskan alasan utama perluasan ini.
"Garis besarnya adalah untuk menjangkau lebih banyak orang lagi
kepada Kristus. Kami melakukannya lewat program kesehatan -- dan
kami ingin memperluas program itu sehingga kami dapat melayani
kebutuhan fisik dan membangun semacam hubungan yang perlu bagi kita
untuk membagikan kasih Kristus dengan mereka."
[Sumber: Mission Network News, Mei 2006]
Pokok Doa:
Setelah delapan tahun menjalani penderitaan hidup sebagai budak di
tempat pemujaan berhala trokosi di Ghana, Afrika Barat, seorang
wanita muda bernama Esther akhirnya terlepas dari ikatannya.
Melalui pelayanan Every Child Ministries, Tuhan telah memberikan
pemulihan dan transformasi. Belakangan, Lorella Rouster, seorang
anggota ECM mengatakan bahwa mantan budak ini telah mengakibatkan
perubahan dalam hidup orang lain. "Saat orang-orang melihatnya,
mereka segera mengetahui bahwa dulunya dia adalah seorang budak di
tempat pemujaan. Namun, mereka juga akan mengetahui bahwa sekarang
dia telah menerima Kristus. Jadi, hal ini membawa dampak yang cukup
besar." Every Child membantu Esther untuk meneruskan pendidikannya
di sekolah menengah akhir dan mendapatkan pelatihan pengajaran
Alkitab nonformal. Rouster mengatakan bahwa ia mempraktikkan
pelajaran Alkitab yang ia dapat dengan cara yang baik. "Sekarang ia
menjadi seorang diaken di gereja lokalnya dan mengajar sekolah
Minggu. Selain itu, ia juga membawa orang tuanya yang dulunya
penyembah berhala kepada Kristus. Saat ini ia juga telah menjadi
staf Every Child Ministries dan melayani sebagai konselor dan
pengajar Alkitab bagi budak-budak lainnya."
[Sumber: Mission Network News, April 2006]
Pokok Doa: