Minggu lalu di Nepal, orang-orang Nepal merayakan Hari Republik untuk pertama kalinya sejak penghapusan 240 tahun kekuasaan monarki tahun lalu. Perdana Menteri yang baru dilantik melaju terus dengan proses perdamaian, dan Presiden Ram Baran Yadav menyerukan rakyatnya untuk memperkuat demokrasi.
Walaupun ini merupakan berita yang menguatkan, namun 400 orang Kristen masih menunggu kebebasan beragama yang dijanjikan oleh demokrasi. Menurut sebuah laporan dari Voice of the Martyrs (VOM) Kanada, 400 orang Kristen tersebut sedang berada di sebuah gereja Katolik di Kathmandu ketika sebuah bom meledak di dalam gereja pada minggu sebelumnya.
Seorang anak perempuan berusia 15 tahun langsung meninggal dalam ledakan tersebut. Seorang wanita lainnya yang berusia 30 tahun terluka parah dan meninggal di rumah sakit. Sebuah pamflet dari Tentara Garda Nasional ditemukan di dalam gereja tidak lama sesudahnya. Mereka adalah sekelompok teroris yang menginginkan agar agama negara Nepal dipulihkan menjadi Hindu. Hingga tahun 2006, Nepal merupakan satu-satunya negara di dunia yang agama resminya adalah Hindu.
Terlepas dari tragedi ini, pemerintahan Maois yang terpilih pada April 2008 tetap menawarkan harapan untuk kebebasan beragama bagi orang-orang Kristen Nepal.
Doakan untuk keluarga kedua orang yang meninggal dalam ledakan dan juga mereka yang terluka. Berdoalah agar mereka senantiasa bersabar dan memiliki pengharapan di dalam penderitaan yang menimpa mereka. (t\Benny)
Diterjemahkan dari: Mission News, Juni 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12736
Pokok doa:
Doakan kebebasan beragama dan perlindungan bagi penganutnya di Nepal, agar setiap warga Nepal dapat menjalankan kegiatan keagamaannya dengan aman.
Berdoa juga untuk kesatuan umat Tuhan dan gereja Tuhan di Nepal, agar mereka tetap tekun berdoa bagi pengabaran Injil di sana.