Yesus disalibkan dan dibangkitkan dari maut pada hari ketiga. Sulit dipercaya? Memang begitulah kenyataannya. Mayat Yesus yang dijaga oleh tentara Romawi dapat berjalan, berbicara, dan makan dengan murid-murid-Nya.
Kejadian ini terjadi dua ribu tahun yang lalu. Walaupun demikian, orang-orang yang hidup pada masa kini masih dapat merasakan hadirat-Nya. Bukankah Anda merasakan hadirat-Nya saat Anda menyembah-Nya?
Apakah yang menjadikan sumber sejarah tentang kegiatan Yesus? Kita dapat melihatnya melalui Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes, surat yang ditulis Paulus, dan sebagainya. Mengapa kita harus percaya kepada mereka dan bukan sumber yang lain?
Alasannya karena mereka tidak memihak kepada salah satu pihak dan tulisan tersebut juga dibuat dengan ketelitian. Kita juga harus memerhatikan karakter penulisnya. Tidak diragukan lagi bahwa kredibilitas para penulis Injil lebih besar daripada penulis sejarah lainnya. Kebanyakan para penulis sejarah dibayar bukan untuk mengangkat kebenaran, tetapi menyanjung atau mengangkat seorang tokoh dan masyarakat mereka.
Sebaliknya, para penulis Injil berasal dari latar belakang dan profesi yang berbeda-beda, tetapi tulisan mereka berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Mereka menghadapi risiko kematian karena apa yang mereka tulis. Rasul Yohanes diasingkan ke pulau Patmos, Rasul Paulus dipenggal di Roma, dan Rasul Petrus disalibkan secara terbalik.
Penulis sejarah yang lain kebanyakan menulis tentang pembunuhan, peperangan, kerajaan, dan sebagainya. Apa yang mereka tulis tersebut mudah dipahami dan diterima oleh akal kita, sedangkan penulis Alkitab menulis sesuatu yang berlawanan dengan pengalaman manusia dan tidak dapat diterima oleh logika kita.
Penulis Alkitab menulis tentang kelahiran Yesus dari seorang perawan tanpa ada hubungan persetubuhan, orang yang sakit kusta disembuhkan, Yesus berjalan di atas air, Yesus memberi makan lima ribu orang dengan lima potong roti dan dua ikan, membangkitkan orang mati, yang diakhiri oleh kebangkitan Yesus dan kenaikan-Nya ke surga. Semua yang ditulis tersebut adalah kejadian yang bersifat mukjizat, di mana orang-orang pada masa kini tidak lagi percaya kepada mukjizat.
Mukjizat yang dinyatakan Yesus terjadi dalam situasi pengecualian yang tidak dapat disangkal. Di dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya hal-hal masuk akal yang terjadi, melainkan ada juga hal-hal ajaib yang terjadi. Seorang yang tidak percaya mukjizat bukanlah orang yang realis (berdasarkan kenyataan) karena mukjizat adalah sesuatu yang benar-benar terjadi dalam kehidupan kita.
Yesus adalah sosok yang memiliki kekuatan rohani yang tidak dipunyai orang lain. Tidaklah mengherankan Ia mampu melakukan mukjizat karena Ia adalah Anak Allah. Ia dapat melakukan hal-hal unik yang tidak masuk akal.
Adalah suatu tindakan yang tidak bijaksana jika kita menganggap mukjizat itu tidak ada dan langsung menolaknya tanpa mengaji bukti orang-orang yang dapat dipercaya, seperti yang ditulis oleh para rasul. Jika kita tidak percaya akan kebangkitan Yesus, bukankah lebih dahsyat lagi kalau gereja dapat berkembang dengan pesat tanpa kebangkitan Yesus?
Mari kita mengaji bukti-bukti berikut ini; Yesus tidak menulis satu buku pun ketika Ia hidup di bumi, Ia juga tidak mendirikan suatu gedung gereja. Ia hanya melakukan pemuridan. Semua murid-Nya adalah orang-orang berdosa. Bahkan ada murid yang mengkhianati-Nya dan menyangkali-Nya. Ia mati di atas kayu salib dan ditinggalkan oleh Bapa-Nya. Ia berteriak, "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku."
Setelah kematian-Nya, Ia dikuburkan. Sebuah batu besar digulingkan di depan kubur dan beberapa penjaga ditempatkan untuk menjaga kubur tersebut. Murid-murid-Nya mengunci diri mereka di sebuah ruangan karena mereka takut dihukum mati seperti Yesus. Inilah kisah hidup Yesus yang berakhir di bumi ini. Jika Ia tidak bangkit, bagaimana mungkin gereja dapat berkembang?
Masih ada lagi penjelasan yang lain. Pada hari ketiga, Yesus bangkit dari maut dan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Yesus makan bersama-sama dengan mereka dan membiarkan mereka menyentuh-Nya. Kemudian Yesus memberikan bimbingan dan pengajaran kepada mereka. Ia juga mencurahkan kuasa-Nya atas mereka melalui Roh Kudus.
Petrus yang semula takut, berdiri di antara kerumunan orang banyak di Yerusalem dan dengan berani ia bersaksi bahwa ia telah melihat Yesus bangkit dari antara orang mati. Rasul lainnya juga berbuat hal yang sama. Walaupun dengan risiko kematian yang mereka hadapi, mereka mengabarkan Injil dengan berani dari satu negara ke negara lainnya. Dengan cara inilah gereja mula-mula lahir, bertumbuh, dan bertahan di tengah-tengah penganiayaan.
Dasar gereja yang teguh dibangun di atas kebangkitan Yesus. Dasar ini telah terbangun selama dua ribu tahun. Keberadaan gereja adalah bukti bahwa Yesus telah bangkit dari kematian.
Imam dan ahli taurat mengatakan bahwa murid-murid Yesus telah mencuri mayat Yesus. Mereka menyuruh para pengawal untuk menyebarkan berita bohong bahwa ketika mereka tidur, murid-murid Yesus datang untuk mencuri mayatnya. Sekarang, jika mereka tertidur, bagaimana mereka dapat mengetahui bahwa yang mencuri mayat Yesus adalah murid-murid-Nya?
Diambil dan diedit seperlunya dari:
Judul buletin | : | Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Maret-April 2002 |
Judul artikel | : | Apakah Yesus Bangkit dari Kematian? |
Penulis | : | Radu Valentin |
Halaman | : | 7 |