Bencana badai dahsyat terjadi di Myanmar dan membunuh puluhan ribu orang dan masih banyak lagi yang belum ditemukan. Sedikitnya 20 ribu orang yang tewas di daerah yang dulunya menjadi ibukota Yangon, namun tragedi yang lebih besar berhasil dihindari karena rumah-rumah yang kuat di daerah itu.
Berbeda halnya dengan daerah pedalaman. Pondok-pondok bambu menjadi tempat berlindung bagi masyarakat desa. Dengan demikian, pejabat pemerintah yakin bahwa kematian terbanyak terjadi di daerah rawa sekitar delta. Kini, sebanyak satu juta orang tidak memiliki rumah tinggal.
Roger Thomas dari AMG Internasional mengatakan bahwa komunikasi dengan partner-partner di daerah terpencil masih buruk. "Partners Internasional belum pernah mendengar dari daerah pedalaman di mana sekolah Alkitab itu berada, di mana pusat anak-anak kami berada dan daerah yang belum terjangkau dengan alat komunikasi, jadi kami belum mengetahui separah apa keadaan di sana."
Tim mereka sudah memberikan respons atas kebutuhan orang banyak yang mengerikan itu. "Mereka mulai memberikan pertolongan kepada orang-orang yang ada di kota. Yang terpenting ada air minum dan beras untuk mereka. Harga-harga semakin mahal, khususnya bensin." Pada suatu kesempatan, Thomas memberitahu partnernya bahwa harga-harga melonjak tiga kali lipat lebih mahal daripada harga bensin di pasar gelap, khususnya bahan bakar.
Badan PBB mengirimkan lebih dari 10 juta dolar Amerika sebagai bantuan, tapi kurangnya prasarana memperlambat pendistribusian. Thomas mengatakan bahwa bantuan mereka merupakan bagian dari visi pelayanan jangka panjang. Daerah tersebut adalah daerah yang dianggap lunak terhadap Injil. Dia mengatakan bahwa masalah gangguan-gangguan dalam suatu daerah memaksa mereka menghentikan program sponsor tersebut.
Meskipun demikian, "Peristiwa tersebut membuka kesempatan bagi kami karena mereka kini menjadi tahu bahwa kasih Kristuslah yang mendorong kami untuk membantu mereka." Thomas mengatakan bahwa timnya menjual generator dan memberikannya untuk para biarawan Budha di daerah setempat untuk membantu meringankan beban mereka. Mengapa?
Selain ingin memberi pengaruh pada biarawan di daerah itu, tim kami juga ingin menjadi surat hidup. "Kami tidak minta apa-apa, kami hanya ingin menunjukkan kasih Allah kepada para biarawan itu dan menolong mereka. Para biarawan pun merespons, mereka ingin tahu alasannya, mereka ingin tahu lebih banyak tentang apa dan siapa yang membuat kami melakukan hal itu."(t/Setyo)
Diterjemahkan dari | : | Mission News Network, Mei 2008 |
Alamat URL | : | http://www.MNNonline.org/article/11198 |
Pokok doa:
Doakan para korban bencana topan dahsyat yang membunuh puluhan ribu orang di Myanmar. Biarlah Tuhan menggerakkan anak-anak Tuhan di sekitar area bencana untuk membantu dan memberikan penghiburan dan bantuan yang diperlukan, khususnya air minum dan kebutuhan makanan pokok.
Doakan agar tim AMG Internasional yang sedang melayani masyarakat di Myanmar, dapat menjadi saluran berkat dan kesaksian yang hidup bagi orang-orang yang belum percaya, khususnya mereka yang rindu menemukan Pencipta yang ingin mereka sembah.
Lima petani Kristen di Myanmar (Burma), yang menerjemahkan Alkitab bagi suku Ngawn sejak tahun 1990, telah menyelesaikan sepuluh salinan terjemahan pada tahun 2006 hanya dengan menggunakan mesin ketik manual. Salinan-salinan itu disimpan dengan baik dan dipinjamkan kepada penduduk asli Kristen di suku yang berjumlah dua puluh ribu orang. Tahun ini, mereka memindahkan salinan Perjanjian Baru tersebut dalam format komputer dan sedang berdoa agar dapat mencetaknya sebanyak sepuluh ribu buah dengan peralatan yang ada. Mereka mengenal orang Kristen yang dengan senang hati menolong mereka untuk mencetaknya. Lima petani itu secara bertahap mengumpulkan uang dengan menjual panenannya untuk membiayai pencetakan Alkitab-Alkitab tersebut, dan setelah dicetak, mereka juga berencana untuk menerjemahkan Kitab Perjanjian Lama. Suku Ngawn pertama kali mempelajari kekristenan pada tahun 1908 dari orang-orang di desa tetangga. Orang-orang Kristen di sana terancam dengan meningkatnya penganiayaan yang dilakukan oleh komplotan militer yang korup, yang bertujuan untuk menghancurkan gereja di negara tersebut. (t/Novita dan Dian)
Diterjemahkan dari:
Judul buletin | : | Body Life, Edisi Oktober 2007, Volume 25, No. 10 | Halaman | : | 3 |
Pokok doa