Laporan demi laporan menunjukkan menurunnya kebebasan beragama di Eritrea. Edisi terakhir Voice of the Martyrs Canada mengatakan bahwa seorang penginjil ditangkap di rumahnya di ibu kota Eritrea, kemudian dipenjarakan. Menurut Glen, pemerintah Eritrea mengatakan cerita yang berbeda. "Jika Anda bertanya kepada pemerintah Eritrea apakah ada orang Kristen yang dipenjara karena iman mereka, mereka akan menjawab, `Tidak, tidak ada orang Kristen yang dipenjara. Yang dipenjara hanyalah para kriminal.` Mereka menganggap aktivitas Kristen sebagai tindakan kriminal." Departemen Luar Negeri Amerika mendukung pernyataan World Watch List tahun 2007 -- daftar negara yang paling melarang kebebasan beragama -- yang mengatakan bahwa situasi di Eritrea semakin buruk. Eritrea naik satu peringkat dalam daftar tersebut. Glen mengatakan bahwa terbatasnya kebebasan beragama itu akan berdampak pada penginjilan. "Hal itu pasti akan terjadi karena sebenarnya, kemampuan untuk membagikan iman adalah sesuatu yang sangat alami dalam kekristenan. Jika ada larangan yang membatasi kemampuan tersebut, orang lain tidak akan dapat berkata bahwa Anda memiliki kebebasan beragama yang sejati," ujarnya lagi.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, September 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10406 |
Pokok Doa
Kisah Magos Solomon Semere (MAH-gohs solomon se-MEH - ray) akan segera berakhir. Bernie dari Voice of the Martyrs menjelaskan bahwa setelah empat setengah tahun dipenjara oleh rezim Eritrea karena mengadakan kebaktian di gereja Prostestan, Magos meninggal di dalam penjara. "Ia anak muda Kristen berumur tiga puluh tahun dari Eritrea dan menemui ajalnya karena pneumonia (radang paru-paru) di dalam penjara militer di Assab selatan. Selama itu, pihak militer di Eritrea selatan memperlakukannya dengan sangat brutal." Lebih dari dua ribu orang Eritrea dipenjarakan karena mempraktikkan iman mereka. Semere adalah orang Kristen ketiga yang meninggal karena mempertahankan imannya di Eritrea, terhitung sejak bulan Oktober lalu. "Saya merasa ragu untuk menyebutnya sebagai peningkatan karena peristiwa ini tidak terjadi dalam waktu yang berdekatan. Namun tetap saja, hal ini menunjukkan bahwa pemerintah lokal mengizinkan dan membiarkan orang-orang Kristen diperlakukan secara brutal di dalam penjara militer. Kita harus terus berdoa untuk anak-anak Tuhan di Eritrea."
[Sumber: Mission Network News, Februari 2007]
Pokok Doa: