Seri Mutiara Iman (RBC/Yayasan Gloria/YLSA) SMI-002 Bagaimana Bersaksi tanpa Berdebat?

Bagian 0. Kata Pengantar

Bagaimana bersaksi tanpa berdebat? Jawabannya haruslah lembut, berkaitan dan dapat bertahan lama. "Penginjilan persahabatan" adalah suatu cara penting untuk menarik orang-orang kepada perubahan yang Kristus sedang perbuat dalam diri kita (1Pet 3:15). Namun apakah itu jawaban yang menyeluruh? Sudahkah sebagian dari kita menggunakan strategi itu sebagai alasan untuk tidak berbicara secara terbuka entang iman kita?

Ketika saya bertemu Bill Fay, saya merasakan iman yang dalam dan keyakinan yang menyuarakan kebenaran. Mendengar ceritanya dan mendengarkannya menjelaskan cara-cara praktis untuk lebih langsung dalam bersaksi, membangun kembali rasa kebutuhan yang amat sangat dalam hati saya sendiri.

RBC menawarkan pengalaman dan metode kesaksian Bill bukan karena kami menganggap bahwa itulah satu-satunya cara, namun karena kebutuhan untuk dipengaruhi oleh seseorang yang sedang mengerjakan segala hal yang ia dapat lakukan untuk menjangkau orang-orang bagi Kristus.

Martin R. De Haan II


Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Yayasan Gloria P.O. Box 13 YKGD, Yogyakarta 55224 Diterjemahkan dari How Can I Share My Faith Without an Argument? Naskah dilindungi oleh hak cipta (c) 1991 pada RBC Ministries SMI-002-93. Diterjemahkan: Lianawati

Bagian A. Tentang Penulis Buku ini

"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa", dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan kesabaranNya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepadaNya dan mendapat hidup yang kekal.

- Paulus (1Tim 1:15-16)

Yesus Kristus mengubah hidup. Sama seperti Dia mengubahkan tujuan hidup Rasul Paulus secara dramatis, Tuhan terus menerus mengubah hidup manusia hingga masa kini. Bill Fay, penulis buku ini, adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Ia sedang mengejar tujuan hidupnya sendiri ketika Tuhan membuatnya jatuh tersungkur.

Pada awal hidupnya, Bill telah memutuskan untuk menjadi orang nomor satu dalam segala hal yang ia perbuat -- tidak peduli apa pun juga. Di perguruan tinggi ia menemukan berbagai cara untuk menipu demi mencapai tujuan. Namun yang lebih penting, ia belajar berjudi. Kenyataannya, bakat-bakatnya yang luar biasa sebagai penjudi licik, membantunya untuk membiayai kehidupannya di perguruan tinggi.

Setelah lulus ia menjadi sales dan dengan cepat menapak jenjang kariernya. Namun dalam hidupnya, ia menghadapi suatu dimensi baru ketika ia mengunjungi Las Vegas, surga para penjudi. Karena keahliannya bermain kartu, ia mulai dikenal, dan ia menjalin hubungan dengan orang-orang terkemuka di dunia hitam. Sementara ia tetap memegang jabatannya, ia mulai menjadi penghubung mafia di seluruh negara.

Bill pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dari satu istri ke istri lain, untuk mengejar tujuan pribadinya. Ia mengira akan memperolehnya ketika ia menjadi pimpinan di sebuah perusahaan besar. Ia memiliki banyak limousine, pengeluaran besar, penghargaan, jam tangan Rolex, cincin berlian, dan emas di tangan serta lehernya. Namun di tengah-tengah tumpukan uang, kekuasaan, dan kemewahan; hidupnya sunyi dan kosong.

Di samping pekerjaan tetap, Bill kemudian memutuskan untuk bergabung dengan perusahaan lain yang akan memanfaatkan kemampuan pemasarannya. Ia membangun salah satu rumah bordil terbesar di Amerika Serikat. Namun bisnis ini membawanya ke dalam kesulitan. Ia ditahan sehubungan dengan usahanya yang baru itu, dan perusahaan memecatnya. Meskipun demikian, Bill memulai bisnis penelitian dan mulai mencetak uang lagi.


"Di tengah-tengah tumpukan uang, kekuasaan, dan kemewahan; hidupnya sunyi dan kosong"

Sebagai hiburan yang menyenangkan selama hidupnya yang penuh gejolak dan ketegangan itu, Bill pergi ke sebuah tempat berlibur di Colorado yang bernama Lost Valley Ranch. Pada mula ia tidak tahu kalau tempat itu mempekerjakan orang-orang yang percaya pada Kristus. Namun ia memperhatikan bahwa ada sesuatu yang berbeda dengan tempat tersebut.

Bill dapat meladeni orang Kristen mana pun yang berani berdebat dengannya. Namun pada suatu pagi di hari Paskah, ia mendengar sesuatu yang mengganggunya sampai ia menyerahkan hidupnya pada Kristus. Selama kebaktian di tempat terbuka, seorang pria muda kira-kira berusia 22 tahun berbicara tentang perbedaan antara kebahagiaan dan kedamaian yang sejati. Bill mendengarkan dengan sungguh-sungguh karena ia tahu ia tidak memiliki kedamaian sejati. Namun saat pria itu berkata bahwa kedamaian datang hanya melalui hubungan pribadi dengan Yesus Kristus, Bill menaiki kudanya dan merengut, "Aku tidak butuh omong kosong seperti itu dalam hidupku." Dan ia mengendarai kudanya keluar dari padang rumput itu.

Beberapa saat kemudian, Bill berjalan masuk ke tempat penyimpanan raket dan bertemu seorang pria yang kelak memainkan peran penting sampai ia beriman pada Kristus. Dr. Paul Grant baru saja bermain tenis hari itu setelah meminta kesempatan kepada Tuhan agar dapat bersaksi tentang imannya. Kedua orang itu bertemu, dan Paul bercerita tentang Kristus kepada Bill dengan penuh kasih.

Paul mengundang Bill dan istrinya, Peggy, ke gereja. Setelah kebaktian ia mengundang mereka ke rumahnya. Paul dan istrinya, Kathie, memancarkan hubungan pribadi dengan Kristus. Walaupun tergerak oleh kesaksian mereka, Bill belum siap untuk memberikan hidupnya kepada Kristus.

Masih dalam masa percobaan dari penahanan sebelumnya, Bill ditangkap karena kasus pemukulan polisi. Setelah berakhir minggu di penjara dengan uang jaminan sebesar $250,000 dolar, hidupnya sampai pada titik kritis. Bill hanya duduk di rumahnya selama dua hari dengan berurai air mata. Kepahitan hidup terasakan olehnya. Ia ingin lari dari kenyataan melalui obat-obatan, alkohol, bahkan bunuh diri. Berkat kemurahan Allah, ia tidak memilih salah satu dari cara-cara tersebut.

Istri Bill menyarankan agar ia mengundang pendeta yang telah menikahkan mereka. Setelah mengemukakan beberapa keberatan, akhirnya ia menelepon juga. Apa yang ia dengar tujuh tahun yang lalu di sebuah ranch, kembali muncul di benaknya. Kepada pendeta itu ia menyampaikan keinginannya akan kedamaian sejati. Hari berikutnya ia mengendarai mobilnya sejauh lebih dari 135 km ke sebuah gereja kecil di daerah pedalaman. Dengan berlutut di atas lantai yang berdebu, ia datang untuk mengenal Yesus Kristus secara pribadi. Hal itu terjadi tanggal 4 Maret 1981. Ia meninggalkan gereja itu sebagai orang yang berbeda.

Ia kembali ke rumah dan menghadapi pemeriksaan pengadilan, namun diputus bebas. Ketika ia meninggalkan pengadilan, ia memutuskan untuk tidak pernah mendekati penjara lagi. Namun Tuhan memiliki rencana lain. Selama beberapa tahun kemudian, ia mengunjungi orang-orang hukuman di penjara untuk bersaksi tentang Yesus kepada mereka.


Aku berdoa, agar persekutuanmu di dalam iman turut mengerjakan pengetahuan akan yang baik di antara kita untuk Kristus. Filemon 1:6

Sejak itu, Bill telah bersaksi tentang imannya kepada orang-orang dari berbagai latar belakang dan mengajar banyak orang untuk melakukan hal yang sama. Namun Bill sendiri mengatakan, "Keajaiban yang terbesar dari semuanya bukanlah perubahan dalam apa yang saya lakukan, tetapi perubahan dalam diri saya. Pencarian kekuasaan, uang dan wanita telah digantikan dengan pengejaran kebajikan-kebajikan yang pernah saya rendahkan: kasih, kejujuran, kesetiaan, pengurbanan, kedisiplinan, kerendahan hati, iman, kesabaran, dan ketabahan. Dan karena saya tahu bahwa satu-satunya kehidupan yang berarti untuk dijalani adalah hidup melalui Kristus, saya telah menjadikan hidup saya hidup yang bersaksi tentang Dia kepada sesama manusia."

Pada halaman-halaman berikut ini, Bill akan menjelaskan bagaimana ia bersaksi tentang imannya dengan penuh percaya diri, dan bagaimana Anda juga dapat melakukannya.

Redaksi


Bill Fay adalah lulusan Seminari Denver, pendeta khusus liga utama tim baseball Colorado Rockies dan tim baseball Denver Zephyrs Triple-A, pendeta khusus untuk dua departemen kepolisian, pembicara program radio nasional Let's Go, dan pembicara nasional dan pemimpin seminar.

Bagian B. Mengatasi Berbagai Kendala

Pernahkah Anda ingin bersaksi tentang iman Anda tetapi tidak jadi karena takut? Ketika saya menanyakan pertanyaan ini dalam banyak acara pertemuan di gereja, pendeta pun mengakuinya. Hal ini wajar.

Apa yang menyulitkan kita untuk bersaksi tentang iman kita? Dalam sebuah seminar yang saya pimpin, orang-orang memberikan jawaban sebagai berikut:

  • Saya tidak tahu bagaimana mengarahkan pembicaraan ke Injil. Saya takut ditolak.
  • Saya tidak tahu bagaimana memulai percakapan tentang hal-hal yang berbau rohani.
  • Saya kurang yakin Tuhan mau berbicara melalui saya.
  • Saya tidak dapat membayangkan orang-orang akan mau mende-ngarkan apa yang saya katakan.

Kita akan membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun sebelumnya kita perlu untuk memperjelas peran dan sikap kita yang tepat.

Kita perlu menghilangkan mentalitas "harus memenangkan mereka". Orang tidak akan beriman kepada Kristus karena kepandaian kita "memaksa" mereka untuk percaya. Kita harus menyadari bahwa jika kita "memenangkan" seseorang untuk Kristus, ia belum tentu benar-benar diselamatkan. D.L. Moody, seorang penginjil, sedang naik kereta api ketika seorang pemabuk datang kepadanya dan berkata, "Tuan Moody, saya adalah salah seorang yang bertobat karena Anda." Moody menjawab, "Saya kuatir Anda benar, karena nampak jelas Anda bukan petobat milik Tuhan."

Kita juga harus meyakini bahwa keberhasilan di mata Tuhan adalah: bersaksi tentang iman dan memancarkan hidup kekristenan kita. Dia tidak mengukur keberhasilan dengan berapa orang yang kita bawa kepada Yesus Kristus. Tugas kita adalah beriman kepadaNya.

Tentu saja kita masih takut gagal dan ditolak. Tidak ada perasaan yang lebih kuat di dunia ini daripada perasaan-perasaan tersebut. Perasaan itu menyakitkan. Namun kita harus ingat bahwa orang-orang dalam Injillah yang ditolak, Yesus yang mereka tolak, bukan kita. Sepertinya kita yang ditolak, tetapi kita harus membebaskan diri dari perasaan yang menyebabkan kita merasa seperti itu. Yesus berkata, "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku" (Yoh 6:44).


Keberhasilan bukanlah membawa seseorang kepada Kristus. Keberhasilan adalah memancarkan hidup kristiani, bersaksi tentang Injil, dan mempercayakan hasilnya kepada Allah.

Rasul Paulus menulis kepada orang-orang percaya di Korintus, "Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar" (1Kor 2:3). Namun hal itu tidak membuatnya berhenti. Kenyataannya, sebagian besar kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis oleh orang yang "penakut" itu.

Allah memahami bahwa kita mungkin merasa takut. Namun kita tidak memiliki alasan untuk tidak bercerita kepada orang lain tentang Kristus, karena kuasaNya menjadi sempurna di dalam kelemahan kita (2Kor 12:9).

Saya merasa takut setiap kali harus ke rumah sakit. Hal itu terlalu berat buat saya. Namun kenyataan itu tidak menjadi alasan buat saya untuk tidak menengok orang-orang yang telah Allah percayakan untuk saya layani di rumah-rumah sakit. Kita harus pergi -- baik suka maupun tidak.

Ingatlah Musa. Ia gagap. Musa tidak akan menjadi seorang penyiar TV yang baik pada masa kini. Allah memilih kelemahan-kelemahan yang ada di dunia ini untuk mempermalukan orang-orang bijak dan kuat. Dan jika ada orang yang memenuhi kriteria untuk hal-hal tersebut di atas, sayalah orangnya.

Dan akhirnya, jika Anda berpikir bahwa orang yang kepadanya Anda ingin bersaksi adalah orang yang sulit, Anda harus percaya bahwa Allah adalah Allah dari segala hal yang mustahil. Anda dan saya perlu mengingat bagian kita dan bagian Allah dalam proses menyaksikan iman kita.

BAGIAN KITA

  • "Yesus mendekati mereka dan berkata: 'KepadaKu telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu'" (Mat 28:18-19).
  • "Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami" (2Kor 5:20).

BAGIAN TUHAN

  • "Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan rohKu, firman TUHAN semesta alam" (Za 4:6)
  • "Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh" (1Kor 2:4).
  • "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku" (Yoh 6:44). "Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya"(Yoh 6:65).

Bagian C. Bagaimana Saya Dapat Bersaksi?

Saya ingin memaparkan pendekatan langkah demi langkah yang sederhana yang telah saya gunakan dalam bersaksi kepada orang lain. Dengan cara ini saya menghindari perdebatan yang tidak perlu yang akan menghalangi penyampaian Injil secara lengkap.

Mula-mula saya menanyakan lima pertanyaan untuk menentukan kondisi rohani orang tersebut. Melalui hal itu saya mencari informasi, bukan menyampaikan alasan-alasan saya.

Kemudian, saya meminta orang itu membaca beberapa ayat-ayat kunci dari Alkitab dan menanyakan ayat-ayat tersebut berbicara apa kepadanya. Tujuannya bukan untuk berkotbah, tetapi agar Roh Kudus memberi keyakinan, sementara orang itu membaca dan berpikir tentang kebenaran-kebenaran dari Alkitab.

Langkah ketiga berupa lima pertanyaan yang lain lagi. Pertanyaan-pertanyaan ini meringkas kebenaran-kebenaran ayat-ayat yang baru saja ia baca, dan ia terpanggil untuk mengambil keputusan menerima Kristus.

  • Langkah 1 -- Pendekatan
  • Langkah 2 -- Dasar Alkitab
  • Langkah 3 -- Penutup
  • Ringkasan

  • Langkah 1 -- Pendekatan
  • Langkah 2 -- Dasar Alkitab
  • Langkah 3 -- Penutup
  • Ringkasan

LANGKAH 1 -- PENDEKATAN

PENDEKATAN (Pertanyaan)

  1. Apakah Anda memiliki kepercayaan rohani tertentu?
  2. Menurut Anda, siapakah Yesus?
  3. Menurut Anda, apakah surga dan neraka itu ada?
  4. Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi?
  5. Jika apa yang Anda percayai ternyata tidak benar, maukah Anda mengetahuinya?

Pada saat Anda mengajukan pertanyaan, hal itu memberi kesempatan pada orang tersebut untuk menyatakan pandangannya. Orang senang menyatakan pendapat-pendapat mereka. Ketika Anda menanyakan satu pertanyaan, jangan menanggapinya dengan jawaban Anda sendiri; maka Anda tidak akan mengakhirinya dengan debat panjang. Pada saat orang itu berkata bahwa ia akan bereinkarnasi atau berakhir saat meninggal, Anda pasti ingin melompat dan menanggapi. Tetapi jangan melakukannya!

Sebagai tambahan dari pertanyaan-pertanyaan ini, saya kadang-kadang menggunakan pertanyaan-pertanyaan pengantar yang lain sebagai penghubung. Salah satu yang menjadi favorit saya adalah: Apakah Anda ke suatu gereja tertentu? Hal itu tidak terlalu memojokkan. Cobalah hal itu pada saat orang tersebut ada di tempat kerja dan amati apa yang terjadi. Pertanyaan itu dapat menjadi alat penghubung yang efektif untuk masuk dalam pertanyaan-pertanyaan berikut.

1. Apakah Anda memiliki kepercayaan rohani tertentu?

Pertanyaan pertama ini tidak menanyai orang apakah mereka percaya kepada Allah -- pertanyaan seperti itu mungkin akan menyebabkan Anda mendapat jawaban, "Bukan urusanmu." Namun jika Anda menanyai mereka apakah mereka memiliki kepercayaan rohani tertentu, mereka akan berbicara kepada Anda, sekitar 5-10 menit. Biarkan mereka berbicara, sebab jika mereka melakukan hal itu, mereka tidak akan terlalu mendebat Anda. Jika mereka menjawab langsung "ya" tanpa penjelasan apa pun, lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.

2. Menurut Anda, siapakah Yesus?

Pada saat Anda bertanya pada seseorang apa pendapatnya tentang Yesus, ia biasanya akan menanggapi, "Anak Allah" atau "Orang yang mati disalib." Namun jika saya bertanya tentang hal itu kepada Anda, saya berharap jawaban Anda akan menggambarkan hubungan pribadi Anda dengan Yesus. Saya mengharapkan Anda berkata, "Allahku dan Juruselamatku." Oleh karena itu, perhatikan dengan baik jawaban orang itu.

3. Menurut Anda, apakah surga dan neraka itu ada?

Pertanyaan ini aman. Ini pertanyaan intelektual. Secara sederhana pertanyaan ini menanyakan apa yang mereka percayai tentang kehidupan yang akan datang.

4. Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi? Jika ke sorga, mengapa Anda berpendapat demikian?

Saya bertanya kepada seorang wanita, "Menurut Anda, apakah surga dan neraka itu ada?" Ia menjawab dengan tegas, "Jelas tidak ada." Namun pertanyaan keempat ini adalah bersifat pribadi. Jadi ketika saya menanyai ke mana ia akan pergi jika ia meninggal, ia berkata, "Tentu saja ke surga." Pendapat ini mengalir dari kepala ke hatinya. Ketika Anda mulai berbicara tentang aspek-aspek pribadi kehidupan seseorang, ia akan mulai serius.

Jika orang menjawab, "Surga," tanyakan, "Mengapa?" Jawaban mereka akan menunjukkan dengan tepat kepercayaan mereka yang sesungguhnya. Jika mereka berkata, "Tidak tahu," lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.

5. Jika apa yang Anda percayai ternyata tidak benar, maukah Anda mengetahuinya?

Pertanyaan terakhir ini adalah pertanyaan yang sulit. Yesus membuat orang-orang Farisi dan Saduki jengkel dengan pertanyaan-pertanyaanNya yang keras, jadi saya tidak ragu-ragu menanyai mereka demikian.

Apakah dua kemungkinan jawaban atas pertanyaan nomor 5? Ya atau tidak. Jika "ya", teruskan. Jika jawabannya "tidak", berhenti. Dan tahukah Anda apa yang akan terjadi setiap kali Anda berhenti? Orang itu akan berkata, "Tidakkah Anda ingin memberitahu saya?" Kasus seperti ini sangat sering terjadi. Jika Anda mendapat jawaban tidak, ingatlah, itu bukan persoalan Anda, itu urusan Allah.

VARIASI PENDEKATAN

Anda dapat membuat variasi pendekatan dalam beberapa cara. Di bawah ini saya berikan beberapa contoh.

Contoh 1: Saya sedang berada di suatu bandara dan saya berada di tempat pengambilan tiket sebelum naik ke pesawat. Saya mengamati seorang wanita yang sendirian. Saya mendekatinya dan berkata, "Saya memiliki satu pertanyaan." Dan ia bertanya, "Apa?" Saya berkata, "Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi?" Ia berkata, "Ini adalah pertanyaan yang penting." Kemudian saya mengajaknya ke satu sudut, dan akhirnya ia menyerahkan hidupnya kepada Yesus Kristus.

Pertanyaan-pertanyaan ini hanya merupakan suatu penyelidikan untuk mengetahui kesiapan hatinya. Anda dapat mengatur mereka sesuai dengan keinginan Anda. Jika Anda ingin langsung ke persoalan inti, tanyakan saja. Tidak ada percakapan yang tidak dapat diarahkan ke pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas.

DERRINGER
"Derringer" adalah sebuah pistol saku kecil. Para penjudi Barat kuno menggunakannya untuk menembaki lawan mereka. Jika Anda pergi ke suatu tempat dengan seseorang, jangan membawa "senjata" Anda (Alkitab yang dipakai ke gereja). Jika Anda ingin mendekati saya sebelum saya menjadi orang Kristen dan meletakkan Alkitab besar Anda di atas meja restoran, Anda dan Alkitab itu tak akan ditanggapi. Bawalah Alkitab saku yang kecil. Setiap hari bila Anda menaruh di saku atau tas, berdoalah dan katakan, "Tuhan, saya telah siap."

Contoh 2: Anda dapat berkata kepada seseorang, "Di suratkabar Anda membaca tentang olahragawan ternama yang mencetak banyak uang namun kehidupan pribadinya kacau balau. Menurut Anda, apa yang membuat seseorang berbahagia? Saya ingin tahu apakah Anda memiliki kepercayaan rohani tertentu? Siapa Yesus menurut pemahaman Anda?"

Contoh 3: Anda dapat berkata, "Anda tahu bukan, berbagai ketegangan di dunia dan peperangan yang sedang berlangsung, apakah Anda berpikir tentang para tentara itu yang mungkin akan meninggal? Pernahkah Anda memikirkan apa yang akan terjadi pada seseorang jika mereka meninggal? Bagaimana dengan Anda? Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi?"

Anda dapat mengarahkan percakapan apa pun ke dalam konfrontasi yang tidak kentara. Namun jangan meninggalkan pertanyaan-pertanyaan tadi, atau Anda mungkin tidak akan mendapat kesempatan lagi untuk berbicara tentang Tuhan kepada mereka.

Contoh 4: Seorang saksi Yehova datang ke rumah saya. Saat itu saya sedang terburu-buru untuk pergi memenuhi suatu janji, tetapi saya membuka pintu juga. Ia berkata, "Hallo, saya dari Watchtower." Saya berkata, " Sebentar, saya benar-benar harus pergi, tetapi saya mempunyai satu pertanyaan." Ia bertanya, "Apa itu?" Saya berkata, "Jika apa yang Anda percayai ternyata salah, maukah Anda mengetahuinya?" Ia menjawab, "Tapi, Tuan, apa yang saya percayai itu benar, dan saya datang ke sini untuk membagikan kebenaran dan wahyu itu kepada Anda." Saya berkata, " Bu, itu bukan pertanyaan saya." Saya mengulang hal ini 12 kali. Akhirnya ia berkata, "Baiklah." Dan ia telah kembali ke rumah saya dua kali.

Pokok pikiran dari seluruh pertanyaan tersebut adalah untuk masuk ke Alkitab. Kuasa itu ada pada firman Allah. Saya ingin mengarah ke dalam firmanNya.

Contoh 5: Saya mempunyai seorang teman yang membaca 1200 kata dalam satu menit dan ingat segala hal yang ia pernah baca. Selama 20 tahun ia menjadi seorang ateis dengan hobinya menggoyahkan iman orang-orang percaya lainnya.

Pada suatu hari di Guam, di sebuah bis, ia melihat seorang laki-laki yang sedang diganggu oleh beberapa orang. Seseorang merebut Alkitabnya dan melemparkannya keluar lewat jendela. Teman saya yang memiliki hati yang peka itu, mendekat dan berkata, "Mengapa Anda membiarkan mereka melakukan hal itu kepadamu?" Orang itu berkata, "Saya seorang Kristen."

Teman saya menanggapi hal ini dengan berkata, "Maksud Anda, Anda mau mengatakan bahwa Anda percaya seseorang dimuntahkan dari mulut ikan paus?" Orang itu menjawab ya. Teman saya bertanya dengan cepat, "Dari mana Anda tahu?" Jawabnya, "Alkitab saya mengatakan demikian."

Hal ini dilanjutkan dengan beberapa pertanyaan lagi dan orang itu menjawab dengan ya atau tidak dan berkata, "Alkitab saya mengatakan demikian." Hal ini sangat menggusarkan teman saya sehingga ia pulang, meminjam sebuah Alkitab, dan membacanya selama akhir pekan. Sebuah ayat dalam kitab Ayub yang mengatakan, "Diamlah, dan perhatikanlah keajaiban-keajaiban Allah" berbicara kepadanya (Ayub 37:14).

Selama dua minggu ia berpikir dan bergumul antara bunuh diri atau percaya Kristus, sebelum akhirnya ia menyerahkan diri kepada Tuhan. Sekarang ia adalah seorang Kristen, pembela iman yang tangguh.

Hal yang paling penting adalah: Jangan sampai merasa terancam. Katakan "ya" bila "ya" dan "tidak" bila "tidak".

  • Langkah 1 -- Pendekatan
  • Langkah 2 -- Dasar Alkitab
  • Langkah 3 -- Penutup
  • Ringkasan

LANGKAH 2 -- DASAR ALKITAB

DASAR ALKITAB

  1. Roma 3:23
  2. Roma 6:23
  3. Yohanes 3:3
  4. Yohanes 14:6
  5. Roma 10:9-11
  6. Wahyu 3:20

Allah menggunakan Alkitab untuk mengubah hidup manusia. Langkah kedua dalam bersaksi tanpa berdebat berdasarkan pada dua prinsip berikut. Pertama, dari Roma 10:17, "Iman timbul dari pendengaran." Pendengaran adalah kuncinya. Prinsip kedua, dalam Lukas 10:26, yang saya kutip, "Apa yang kaubaca di sana?" Roh Kuduslah yang akan memberi meyakinkan dan kepastian. Anda hanya bersiap dan melihat Allah melakukan sesuatu.


Roh Kuduslah yang akan memberi keyakinan dan kepastian
1. Roma 3:23 -- "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."

Pada saat saya bersaksi, saya membawa Alkitab dan membukanya di depan orang lain -- di meja atau di pangkuannya. Saya menunjuk Roma 3:23 dan memintanya untuk membacanya dengan bersuara. Kemudian saya bertanya padanya, "Apa yang dikatakannya pada Anda?" Bila Anda bertanya dengan cara demikian, ia tidak dapat berkata, "Itu kan hanya interpretasi Anda sendiri." Ia akan membaca dan mengatakan kepada Anda apa yang dikatakan Alkitab padanya. Dengan demikian ia tidak dapat berkata bahwa Anda yang memberitahu padanya. Ketika Anda melakukannya, orang tersebut akan berbicara, Roh Kudus akan meyakinkan, dan tak seorang pun yang akan memulai perdebatan dengan Anda tentang interpretasi itu.

Setelah orang tersebut membaca ayat ini dan memberitahu Anda apa yang didapatnya, bila Anda rasa orang itu memerlukan penjelasan secara sederhana katakan, "Pernahkah Anda membunuh?" Orang itu mungkin berkata, "Belum." Lalu tanyakan, "Pernahkah Anda membenci atau marah pada seseorang?" Ia mungkin akan merasa sedikit terdesak dan berkata, "Yah, Anda sendiri?" Anda berkata, "Tentu pernah." Dan kemudian Anda berkata, "Tahukah Anda bahwa Allah berkata bahwa marah itu sama dengan membunuh?" Pada saat itu ia biasanya akan diam, sebab tiba-tiba ia menyadari bahwa dilihat dari standar kesucian Allah, ia adalah sampah.

KE MANA SELANJUTNYA? Di bawah ini adalah saran seandainya Anda bingung bagaimana mengingat ayat selanjutnya yang harus dibuka. Bukalah Alkitab Anda pada Roma 3:23. Buka sedemikian rupa sehingga orang yang sedang menghadap Anda dapat membacanya. Pada tepi yang paling dekat, tulis "Roma 6:23." Sementara Anda membaca Roma 3:23 dengan seseorang, Anda akan melihat referensi ayat berikutnya pada tepi Alkitab Anda. Kemudian, pada bagian Roma 6:23, tulislah di tepinya " Yohanes 3:3" Lakukan hal ini untuk semua ayat yang akan Anda gunakan. Setiap kali Anda membuka sebuah ayat, Anda akan tahu ke mana Anda harus meneruskannya.

2. Roma 6:23 -- "Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."

Mintalah orang itu membaca ayat ini, kemudian tanyakan, "Apa yang dikatakan ayat ini?" Ia akan berkata bahwa karena satu dosa kita binasa.

Ayat ini dapat menghancurkan agama seseorang dan perasaan bahwa ia aman-aman saja. Dalam Roma 6:23, garis bawahi atau lingkarilah kata dosa. Kemudian tariklah garis menuju kata maut. Dengan huruf besar, tulislah kata neraka di dekatnya. Kemudian lingkari kata dalam. (Lakukan hal ini di Alkitab Anda sebelum Anda berbicara dengan orang lain.)

Ada kecenderungan dalam diri kita untuk terburu-buru. Kita mungkin ingin memberitahu seseorang, "Dengar, tolol, karena satu dosa kamu akan pergi ke neraka. Dan agamamu tidak akan menyelamatkanmu!" Jika Anda melakukan itu, hal tersebut bukan saja tidak kasih, tetapi juga orang itu tidak akan mau mendengar. Anda dapat menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus. Kunci keseluruh-annya terletak pada bagaimana Anda menunjukkannya.


Ada kecenderungan dalam diri kita untuk terburu-buru, tetapi kita harus penuh kasih dan lemah lembut dalam menyampaikan Injil Kristus

Setelah orang tersebut membaca dan memberitahukan apa yang dikatakan ayat tersebut kepadanya, Anda dapat berkata, "Apakah Anda perhatikan bahwa di dalam Alkitab saya kata dosa saya garis bawahi?" (Menunjuk ke kata itu.) Ia akan berkata, "Ya." Kemudian sambil menunjuk ke kata dosa Anda dapat berkata lagi, "Hal ini mengingatkan saya bahwa dosa yang dimaksud di sini adalah satu dosa, bukan banyak dosa. Allah berkata karena satu dosa Dia akan mengirim saya ke neraka." Anda menunjuk diri Anda sendiri, tetapi orang tersebut akan mengerti maksud Anda.

Sekarang, seandainya orang yang Anda ajak berbicara adalah orang yang biasa ke gereja, tanyakan, "Apakah Anda perhatikan bahwa saya melingkari kata dalam? Hal ini mengingatkan saya bahwa saya harus berada dalam suatu hubungan dengan Yesus Kristus, bukan di dalam sebuah agama." Saat itu juga hal-hal yang ia percayai, baptisan anak, sidi, keanggotaan gereja, atau kegiatan keagamaan apa pun lenyap. Dengan ayat ini Anda dengan sopan telah menunjukkan padanya bahwa ia tidak memiliki harapan. Dan Anda telah melakukannya dengan baik sekali.

3. Yohanes 3:3 -- "Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Untuk mengingatkan Anda sendiri, di tepi Alkitab di dekat Yohanes 3:3, tariklah sebuah garis silang seperti salib Kristus, dan sepanjang garis itu tulislah pertanyaan, "Mengapa Yesus datang untuk mati?"

Kali ini ada perkecualian dimana Anda tidak bertanya pada orang itu apa arti ayat tersebut baginya. Mengapa? Karena ia tidak akan tahu.

Cara untuk masuk ke ayat ini adalah dengan berkata pada orang tersebut, "Saya tahu seseorang seperti Anda yang mendekati Yesus Kristus dan bertanya padaNya bagaimana cara untuk masuk surga. Orang ini adalah seorang yang religius, tetapi ia tahu bahwa pergi ke gereja saja tidak cukup. Saya ingin Anda membaca dengan keras apa yang Yesus katakan padanya." Dan ia akan membaca, "Sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Jangan bertanya padanya apa artinya. Ia tidak akan tahu. Kita tahu dari Alkitab bahwa Nikodemus sendiri bingung.

Selanjutnya Anda dapat berkata, "Anda mungkin bertanya-tanya apa yang dimaksud Yesus. Nikodemus berpikir Yesus bermaksud mengatakan bahwa ia harus masuk kembali ke rahim ibunya. Tetapi tidak demikian, Yesus sedang berbicara tentang kelahiran secara rohani."

Sekarang adalah saatnya untuk mengajukan pertanyaan. Keluarkan sebuah pena dan buatlah tanda salib dengan menggunakan jari Anda dan pena itu. Kemudian tanyalah, "Mengapa Yesus datang untuk mati?" Lima puluh persen dari orang-orang tersebut tidak akan tahu. Dengarkan jawabannya. Orang itu mungkin akan berkata bahwa Yesus harus melakukan hal itu atau Dia ingin melakukannya. Tanyalah, "Mengapa?" Mungkin ia akan berkata, "Yesus datang untuk mati bagi dosa." Katakan, "Benar. Upah dosa ialah maut. Anda baru saja membacanya dalam Roma 6:23." Kemudian katakan, "Yesus tergantung di kayu salib dan Dia menanggung semua dosa-dosa Anda, dan saya, dan dosa seluruh dunia. Ketika Dia mati di kayu alib tersebut, Dia mati untuk saya, untuk pengampunan saya. Pengampunan itu merupakan karunia dari Allah.

Kemudian pegang pena Anda, dan tanyakan, "Jika Anda menginginkan pena ini, apa yang harus Anda lakukan untuk mendapatkannya?" Ia mungkin akan menjawab, "Saya harus berterima kasih." Anda berkata tidak. Kemudian dia mungkin berkata, "Saya harus membayar." Katakan, "Tidak, ini hadiah yang diberikan gratis." Jangan beri ia jawabannya. Biasanya ia akan berkata, "Saya hanya mengambilnya atau menerimanya."

Saya tidak tahu mengapa, orang tidak suka menerima sesuatu yang gratis. Namun pada saat mereka mengambilnya, saat itulah Anda dapat berkata, "Nah, hal itu sama dengan apa yang harus Anda lakukan dengan salib. Salib itu tidak menjadi karunia bagi Anda sampai Anda menerimanya untuk diri Anda sendiri."

4. Yohanes 14:6 -- "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Saat Anda sampai pada ayat ini, mintalah orang tersebut untuk membacanya dengan bersuara, kemudian tanyakan apa yang dikatakan ayat tersebut. Orang itu akan berkata bahwa tidak ada jalan lain menuju ke surga untuk bersama-sama dengan Allah jika tidak melalui Yesus.

Kadang-kadang saya akan berkata, "Apakah Anda melihat jalan lain menuju ke surga kecuali melalui Yesus Kristus?" Dan saya mendapati orang-orang yang dengan marah berkata, "Tidak!" Menurut Anda mengapa mereka jengkel? Karena mereka pikir itu adalah pertanyaan yang tolol, yang memang demikian, karena ayat ini sangat jelas. Jika mereka mengetahuinya, mereka mungkin akan memberi jawaban yang menunjukkan kejengkelan mereka, "Tidak!" Apa yang Anda dengar ini menunjukkan bahwa Allah sedang bekerja.

5. Roma 10:9-11 -- "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: 'Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.'"

Salah satu hal yang paling sulit bagi orang-orang untuk percaya adalah bahwa mereka dapat diampuni. Setelah Anda meminta orang tersebut untuk membaca Roma 10:9-11 dan ia melakukannya, tanyakan padanya apakah frase "Jika kamu...percaya...kamu akan diselamatkan" itu termasuk para pembunuh, pecandu alkohol, pecandu obat-obat bius, dan lain-lain. Anda tanyakan hal itu sebab jika ia percaya Allah akan mengampuni seorang pembunuh ia akan percaya Allah akan mengampuni ia untuk perzinahan, kecanduan alkohol, obat-obatan, rasa tidak mengasihi, atau apa saja. Hal ini adalah pokok permasalahannya.


Salah satu hal yang paling sulit bagi orang-orang untuk percaya adalah bahwa mereka dapat diampuni

Namun seandainya saat Anda bertanya padanya apakah itu termasuk para pembunuh dan ia berkata tidak, mintalah ia untuk membaca ayat itu lagi. Biarkan Roh Kudus mengajarnya. Ingatlah ini masalah Roh Kudus. Bukan masalah Anda untuk masuk dalam perdebatan tentang apakah Allah akan mengampuni para pembunuh atau tidak.

6. Wahyu 3:20 -- "Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku."

Seperti ayat-ayat sebelumnya, mintalah orang tersebut untuk membaca ayat ini keras-keras. Kemudian tanyakan, "Apa yang dikatakan ayat itu kepada Anda?" Ia akan berkata bahwa saat kita membuka pintu hidup kita kepada Yesus, Dia akan masuk.

Dengan ayat ini Anda ingin orang itu sadar bahwa Yesus sangat ingin masuk ke dalam kehidupan kita. Tuhan rindu kita menjalin hubungan yang benar dengan Dia.

Sekarang Anda siap untuk maju ke langkah terakhir.

  • Langkah 1 -- Pendekatan
  • Langkah 2 -- Dasar Alkitab
  • Langkah 3 -- Penutup
  • Ringkasan

LANGKAH 3 -- PENUTUP

PENUTUP

  1. Apakah Anda orang yang berdosa?
  2. Apakah Anda ingin memperoleh pengampunan atas dosa Anda?
  3. Apakah Anda percaya bahwa Yesus mati di kayu salib untuk Anda dan bangkit kembali?
  4. Apakah Anda bersedia menyerahkan diri Anda kepada Kristus?
  5. Apakah Anda siap untuk mengundang Yesus masuk ke dalam hati dan hidup Anda?

Ini adalah bagian yang paling menakutkan bagi kita -- panggilan untuk mengambil keputusan. Beginilah cara.

Lima pertanyaan akhir ini adalah rangkuman dari ayat-ayat kunci yang telah Anda gunakan untuk membimbing orang lain.

  1. Apakah Anda orang yang berdosa? Pertanyaan ini menunjuk kembali kepada Roma 3:23, "Karena semua orang telah berbuat dosa." Pada permulaan ia telah melihat bahwa "semua orang" itu termasuk ia.

  • Apakah Anda ingin memperoleh pengampunan atas dosa Anda? Roma 6:23 berkata bahwa pengampunan adalah hadiah cuma-cuma yang disediakan Yesus Kristus. Untuk memperoleh karunia itu kita harus menerimanya sendiri.
  • Apakah Anda percaya bahwa Yesus mati di kayu salib untuk Anda dan bangkit kembali? Dalam Yohanes 3:1-36, Kristus menjelaskan bahwa Dia akan mati bagi dosa-dosa kita dan kita harus mempercayai Dia untuk dilahirkan kembali.
  • Apakah Anda bersedia menyerahkan diri Anda kepada Kristus? Yohanes 14:6 berkata bahwa jalan satu-satunya untuk berdamai dengan Allah ialah melalui Yesus Kristus.
  • Apakah Anda siap untuk mengundang Yesus masuk ke dalam hati dan hidup Anda? Roma 10:9-11 menyatakan bahwa kita diselamatkan pada saat kita menerima kebenaran tentang Yesus secara pribadi dan meletakkan iman percaya kita padaNya.
  • Pada saat Anda menanyakan pertanyaan akhir ini, berdiam dirilah -- dan berdoalah dalam hati untuk orang tersebut. Roh Kudus akan bekerja dalam diri orang tersebut. Tiga puluh detik dalam keheningan akan terasa seperti 20 menit bagi orang tersebut. Inilah saat dimana seseorang sedang membuat keputusan apakah ia ingin mengikut Yesus atau setan. Jadi, kapan pun saya menanyakan pertanyaan akhir itu, saya berdoa dalam hati sekuat tenaga, sementara itu saya berdiam menanti jawabannya.


    Berdiam dirilah dan berdoa, dan biarkan Roh Kudus melakukan pekerjaanNya

    Saya pernah melihat seseorang yang yang sampai mandi keringat. Saya tidak mengatakan sepatah kata pun. Saya hanya tetap menatap matanya dan berdoa. Akhirnya ia berkata, "Ya." Dan saya berkata, "Ya untuk apa?" Ia berkata, "Saya siap." Saya berkata, "Siap untuk apa?" Saya ingin ia membuat keputusan pribadi yang jelas. Itu harus merupakan pilihannya, pernyataan dari keinginan hatinya.

    DOA YANG DISARANKAN

    Ketika orang yang sedang Anda ajak berbicara berkata bahwa ia siap untuk mengundang Yesus masuk dalam hidupnya, Anda dapat membimbingnya dengan doa seperti ini:

    Bapa, terima kasih untuk pemberian cuma-cuma berupa hidup yang kekal. Saya tahu saya seorang berdosa dan membutuhkan pengampunanMu. Saya menyesali dosa-dosa saya di masa lalu, dan saya memohon padaMu untuk mengampuni saya.

    Yesus, saya percaya Engkau mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa saya dan bangkit dari kematian. Sekarang saya membuka pintu hati saya dan mengundang Engkau masuk dalam hidup saya. Saya menyadari tidak ada sesuatu pun yang dapat saya lakukan untuk memperoleh keselamatan, dan saya meletakkan seluruh kepercayaan saya padaMu selama-lamanya. Saya memilih untuk mengikut Engkau sebagai Tuhan saya. Tolonglah saya menjadi orang yang Engkau kehendaki.

    RINGKASAN
    PENDEKATAN
    1. Apakah Anda memiliki kepercayaan rohani tertentu?
    2. Menurut Anda, siapakah Yesus?
    3. Menurut Anda, apakah surga dan neraka itu ada?
    4. Jika Anda meninggal saat ini juga, ke mana Anda akan pergi?
    5. Jika apa yang Anda percayai ternyata tidak benar, maukah Anda mengetahuinya?
    DASAR ALKITAB
    1. Roma 3:23
    2. Roma 6:23
    3. Yohanes 3:3
    4. Yohanes 14:6
    5. Roma 10:9-11
    6. Wahyu 3:20
    PENUTUP
    1. Apakah Anda orang yang berdosa?
    2. Apakah Anda ingin memperoleh pengampunan atas dosa Anda?
    3. Apakah Anda percaya bahwa Yesus mati di kayu salib untuk Anda dan bangkit kembali?
    4. Apakah Anda bersedia menyerahkan diri Anda kepada Kristus?
    5. Apakah Anda siap untuk mengundang Yesus masuk ke dalam hati dan hidup Anda?

    Bagian D. Menghadapi Berbagai Keberatan

    Ketika Anda berbicara dengan orang-orang tentang beriman kepada Kristus, Anda mendengar berbagai keberatan, alasan-alasan mengapa mereka tidak mau percaya. Sehubungan dengan berbagai keberatan mereka, kata kunci yang harus Anda ingat adalah mengapa.

    Saya akan memberi sebuah contoh. Saya kenal seorang laki-laki yang memiliki beberapa restoran McDonald. Saya mendengar ia ingin berbicara dengan seseorang untuk belajar lebih banyak tentang Allah, jadi saya merencanakan untuk menemuinya di salah satu restorannya. Kami duduk di salah satu meja. Kami telah memulai dengan pertanyaan-pertanyaan dan Alkitab, dan ia berkata, "Hanya itu, Bill?" Dan saya berkata, "Hanya itu saja." Keberatannya yang pertama adalah, "Apa yang akan Allah lakukan dengan bisnis saya?" Karena saya tidak tahu apakah Allah akan memberkatinya atau membuat bisnisnya gagal, saya bertanya, "Mengapa? Bagaimana dengan bisnismu?"


    "Dalam mengatasi berbagai keberatan, kata kunci untuk diingat adalah mengapa."

    Entah karena Allah menjawab pertanyaan tersebut atau karena pertanyaan itu tidak penting, ia mengarahkan keberatannya ke suatu hal yang sangat berbeda. Ia berkata, "Bagaimana dengan ibu saya?" Saya heran mengapa seorang pengusaha yang sukses begitu memikirkan ibunya sehingga saya berkata, "Mengapa, ada apa dengan ibumu?" Ia berkata, "Ia tidak akan mengakui saya sebagai anaknya!" Saya membuka Matius 10:37 yang mengatakan, "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu." Saya menyuruhnya membaca keras-keras, kemudian saya bertanya, "Apa yang dikatakannya padamu?" Ia berkata, "Lebih baik saya cemas tentang ibu saya nanti dan menyerahkan hidup saya kepada Yesus sekarang."

    Berikut ini beberapa tipe keberatan yang lain:

    1. "Saya belum siap." Apa yang akan Anda katakan? Anda tidak berpikir sama sekali mengapa orang itu belum siap, jadi dengan sederhana Anda dapat bertanya, "Mengapa?"

    2. "Saya harus berpikir dulu tentang hal itu." Sekali lagi, tanyakan mengapa. Hal itu tidak memperdayakan orang lain, bukan? Karena seringkali keberatan yang pertama hanyalah pertahanan diri yang bersifat spontan.

    3. "Saya sudah percaya Allah." Saya akan berkata seperti ini, "Jika Anda telah menjawab ya untuk kelima pertanyaan tadi, maka Anda tidak akan memiliki masalah apa pun untuk menerima Kristus. Mari saya berdoa agar Anda menerima Dia." Orang-orang selalu berkata kepada saya bahwa mereka sudah percaya Allah. Namun saya berkata kepada mereka, "Hal itu tidak akan menolong Anda sama sekali. Setan-setan pun percaya kepada Allah dan mereka gemetar" (Yakobus 2:19).

    Masih ingat tentang ilustrasi pena? () Anda dapat kembali ke ilustrasi itu dan berkata, "Saya memiliki pena di tangan, namun selama Anda tidak mengambilnya, pena itu bukan hadiah milikmu."

    4. "Teman-teman saya akan mengira saya tidak waras." Anda dapat berkata, "Hal itu mungkin benar, tetapi masalahnya sekarang adalah: Apakah Anda siap untuk mengundang Yesus masuk ke dalam hidup Anda?"

    5. "Agama-agama lain memberitahu bahwa saya perlu melakukan sesuatu untuk masuk surga." Hanya ada dua tipe agama di dunia. Yang satu berkata bahwa Yesus mungkin saja seorang nabi, guru, atau orang yang baik, tetapi Dia bukan Allah. Agama tersebut juga percaya bahwa Anda dapat melakukan sesuatu untuk masuk surga -- dengan kegiatan yang menghebohkan, makan makanan yang khusus, melakukan upacara-upacara keagamaan, atau hidup baik.

    Di sisi lain, kekristenan membuat dua pernyataan yang bertentangan: (1) Yesus adalah Allah, dan (2) Allah harus datang menghampiri manusia; manusia tidak dapat datang kepada Allah.

    Jadi kita memiliki dua pandangan yang bertentangan yang tidak mungkin keduanya benar. Pertanyaan-pertanyaan yang penting adalah: Mana yang benar? dan bagaimana kita tahu? Mulailah dengan pernyataan tentang Kristus. Dia mungkin seorang pembohong, seorang fanatik, atau Allah. Kristus mungkin berbohong bahwa Dia Allah, atau Dia gila, atau Dia adalah Seorang yang sebagaimana Dia katakan. Tidak ada bukti bahwa Yesus berbohong. Dia secara meyakinkan tidak memiliki ciri-ciri seorang yang fanatik. Jadi hanya tinggal satu kesimpulan: Dia adalah Seorang yang sebagaimana Dia katakan.


    Kristus mungkin berbohong tentang keberadaanNya sebagai Allah, atau Dia gila, atau Dia adalah Seorang yang sebagaimana Dia katakan

    6. "Apakah Allah menyuruh saya berhenti minum alkohol dan mulai pergi ke gereja?" Ketika saya bertobat pada 4 Maret 1981, saya pergi ke seorang pendeta dan bertanya, "Saya tidak harus menjadi seorang pecinta Alkitab, bukan?" "Tidak," jawabnya. Saya berkata, "Bagus. Saya tidak harus membaca Alkitab untuk diselamatkan, bukan?" "Tidak," jawabnya. Saya bertanya, "Dapatkah saya pulang dan minum minuman keras?" Ia berkata, "Yah, tetapi jangan sampai mabuk." Ia tahu jika pertobatan saya sungguh-sungguh, saya tidak perlu melakukannya. (Sekarang, saya membaca Alkitab saya setiap hari dan saya tidak minum minuman keras dalam 10 tahun ini).

    Kalau orang-orang bertanya pada Anda dengan pertanyaan langsung, jangan terkecoh. Jika mereka bertanya, "Haruskah saya menghentikan cara hidup saya?" Anda lebih baik berkata ya. Mengapa? Karena kepastian itu telah mereka ketahui -- atau jika tidak, mereka tidak akan mengajukan pertanyaan tersebut. Jika mereka tidak mengungkapkannya, jangan mulai mengungkapkan semua dosa yang Anda ketahui dalam hidup mereka. Lihat semua dosa dalam hidup Anda sekarang, apalagi sebelum Anda mengenal Kristus.

    7. "Bagaimana Allah dapat mengirim seseorang ke neraka?" Apakah Anda menyadari bahwa Allah tidak melihat ke sekeliling dan dengan mudah berkata, "Saya akan mengirim orang itu dan yang itu ke neraka?" Allah mengirim AnakNya ke dunia untuk menyelamatkan seluruh dunia, tidak sebagian darinya. Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan (Roma 10:13).

    8. "Saya belum siap." Saya hanya memiliki satu pertanyaan untuk orang yang berkata seperti itu: "Jika Anda harus meninggal sekarang juga, sebelum menerima Kristus, ke mana Anda akan pergi?" Jika ia menyadari bahwa ia akan pergi ke neraka, ia tidak akan bertahan lebih lama.

    9. "Ada kesalahan dalam Alkitab." Waktu saya mendengar hal itu, saya hanya menyerahkan Alkitab saya kepada orang itu dan berkata, "Saya sudah dan sedang membaca Alkitab selama ini. Dapatkah Anda menunjukkan salah satu kesalahannya kepada saya?" Biasanya orang akan berkata, "Yah, saya belum membacanya." Jadi, tergantung di mana Anda berada dalam proses bersaksi tersebut, Anda dapat menunjuk kembali kepada apa yang Alkitab katakan. Maka Anda akan mendengar keberatan tersebut untuk yang terakhir kalinya.

    10. "Bukankah ada banyak terjemahan Alkitab?" Jawabnya adalah "ya". Ada banyak terjemahan, tetapi mereka berbicara tentang hal yang sama. Ketika orang bertanya tentang hal itu, biasanya hanya suatu mekanisme pertahanan diri. Katakan saja "ya", kemudian bawa mereka kembali ke ayat-ayat Alkitab yang telah Anda lihat.

    11. "Bagaimana Anda tahu bahwa Alkitab benar?" Untuk satu hal, para arkeolog membuktikan hal itu. Ada lebih dari 14.000 salinan naskah Perjanjian Baru yang masih ada sampai hari ini. Dan saat para sarjana membandingkannya, mereka hanya dapat menemukan tidak lebih dari satu paragraf yang berbeda -- dan sebagian besar dari ketidaksamaan itu adalah kesalahan ejaan atau ejaan yang berbeda. Tidak ada di antara ketidaksamaan itu yang mempengaruhi hal-hal doktrinal yang mendasar. Semua bukti itu mengacu pada kesimpulan bahwa kita memiliki teks yang akurat. Penggalan naskah Injil Yohanes yang pertama dicatat hanya 40 tahun dari saat naskah itu ditulis.

    Meskipun kita tahu bahwa Alkitab 100 persen benar, kita perlu menyadari bahwa kita tidak dapat memaksa orang-orang untuk menerimanya sebagai sesuatu yang benar. Jika mereka tidak mau menerimanya, mereka tidak akan mau, tidak peduli berapa banyak bukti yang kita berikan. Setiap kali kita menawarkan bukti-bukti, mereka akan meminta lebih -- sebab mereka tidak ingin percaya.

    Ketika saya menemui kaum intelektual yang skeptis, saya ingat bahwa mereka keras, marah, dan bingung, dan bahwa mereka telah diberi banyak info yang salah. Saya mengingatkan diri saya sendiri bahwa seperti itulah dulu saya sebelum diselamatkan.

    Ketika seorang pengacara terkemuka di Universitas Harvard memutuskan untuk mengadakan pemeriksaan pengadilan dengan tujuan untuk mencemooh apakah ada cukup bukti untuk membuktikan kebangkitan Yesus Kristus, tahukah Anda apa kesimpulan yang diambilnya? Ia berkata di balik bayang-bayang keraguan, bukti-bukti dalam jumlah yang lebih besar ada untuk menunjukkan bahwa Yesus Kristus bangkit dari kematian. Namun ia berkata, "Saya memilih untuk tidak mempercayainya."

    Anda tidak dapat membuat siapa pun percaya terhadap sesuatu. Anda dapat mencoba meyakinkan saya bahwa Abraham Lincoln hidup, tetapi jika saya tidak ingin mempercayainya saya tidak akan percaya.

    Pertanyaan yang saya tanyakan pada orang-orang yang berkata mereka tidak akan mempercayai Alkitab adalah: "Apa yang akan membuktikan bahwa buku itu adalah Firman Tuhan?" Sering kali mereka bahkan tidak tahu. Hal itu hanyalah pertahanan yang diberikan mereka pada Anda.

    Bagian E. Sebuah Tantangan Pribadi

    Orang-orang yang mati secara rohani banyak di sekitar kita. Orang-orang yang belum dilahirkan kembali, yang belum memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ada di tempat kerja kita, di lingkungan tetangga kita, di rumah kita.

    Sebagai seorang penginjil, saya melakukan cukup banyak perjalanan. Saya melihat gereja-gereja dengan segala kegiatan dan program-programnya yang kelihatannya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kesempatan untuk membawa seseorang mengenal Yesus Kristus. Saya kira ada beberapa pertanyaan keras yang harus ditanyakan pada gereja masa kini.

    1. Pertanyaan-pertanyaan keras
    2. Anda Dibutuhkan
    3. Alasan-alasan
    4. Berapa Banyak Kesaksian Iman Mereka?
    5. Sebuah Impian
    6. Maukah Kita Mengambil Resiko?

    PERTANYAAN-PERTANYAAN KERAS

    Berapa banyak di antara kita yang telah menjadi alat yang menghantar seseorang datang dan mengenal Yesus Kristus? Apakah kita benar-benar percaya bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali akan binasa? Di mana rasa keterbebanan kita? Saya takut bahwa kita semua pada saat berdiri di depan Allah yang kudus dan hidup, akan direndahkan seperti debu karena kita telah gagal dalam melaksanakan Amanat Agung.


    "Berapa banyak dari kita yang telah menjadi alat yang menghantar seseorang datang dan mengenal Yesus Kristus?"

    Kelihatannya kita telah melupakan misi kita, dan bahwa Allah telah memperlengkapi kita dengan segala hal yang kita butuhkan untuk memenuhi misi tersebut. Kekuatan kebangkitan Kristus, kekuatan yang membangkitkan Dia dari kematian, hidup dalam diri kita. Dengan kekuatan yang seperti itu, adakah alasan bagi kita untuk tidak bersaksi tentang iman kita?

    ANDA DIBUTUHKAN

    Dari 100 pertobatan, hanya 15 orang yang mengenal Kristus melalui acara pelayanan penginjilan seperti Kebaktian Kebangunan Rohani. Delapan puluh lima orang mengenal Kristus melalui kesaksian pribadi. Oleh karena itu betapa pentingnya bagi kita untuk berbicara kepada sesama tentang Kristus.

    Jika Anda tidak pernah membuka mulut, anda bersalah karena dosa berdiam diri. Mungkin Anda mengira Anda tidak dapat melakukan banyak perubahan, tetapi sesungguh Anda dapat. Coba pertimbangkan cerita berikut ini sebagai contoh. Pada suatu petang seorang diaken, karena alasan yang hanya dimengerti oleh ia sendiri, mengesampingkan sebuah kartu pelayanan kunjungan gereja yang telah diisi oleh seseorang yang menghendaki kunjungan di rumahnya. Pada minggu itu Presiden John F. Kennedy terbunuh. Yang membuat diaken itu terpukul, hari Selasa minggu depannya ia kembali untuk melihat kartu-kartu kunjungan, nama pada kartu yang ia sisihkan itu adalah Lee Harvey Oswald, orang yang menembak presiden.

    ALASAN-ALASAN

    Ada kecenderungan orang-orang Kristen saat ini mengharapkan orang lain yang melakukan penginjilan. Kita memiliki alasan-alasan klasik: "Saya terlalu sibuk." "Itu tugas pendeta." "Saya tidak mempunyai talenta untuk menginjili." Kita menemukan alasan, alasan dan alasan.

    Waktu Petrus menyangkal Kristus tiga kali, ia berkata dalam banyak kata, bahwa ia tidak pernah melihat atau mendengar Yesus. Tak seorang pun di antara kita yang akan memiliki keberanian untuk berkata seperti itu. Namun kita melakukan hal yang sama dengan cara yang lain: Kita menyangkal Yesus Kristus dengan alasan-alasan dan kediaman kita.

    BERAPA BANYAK KESAKSIAN IMAN MEREKA?

    Saya ingin menanyakan sebuah pertanyaan yang keras. Sudahkah Anda, dalam tahun lalu, membawa Alkitab Anda dan membuka halaman-halamannya kepada seseorang yang belum diselamatkan, untuk menunjukkan kepadanya bagaimana menjadi seorang Kristen yang mengalami lahir baru? Saya belum pernah berada di suatu gereja dimana lebih dari 10 persen jemaat menunjukkan bahwa mereka telah bersaksi pada tahun yang lalu. Kiranya Tuhan mengampuni kita!

    Ini adalah masalah yang serius. Seseorang tanpa dilahirkan kembali dan memiliki hubungan pribadi degan Kristus, sedang dalam perjalanan ke neraka, siksaan yang tak berkesudahan, kegelapan, dan kertak gigi. Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk bersaksi. Namun sebagian dari kita tinggal diam. Saya sungguh tidak mengerti.

    SEBUAH IMPIAN

    Saya mempunyai sebuah impian. Dalam impian saya ada sebuah samudra yang penuh dengan orang-orang yang hanyut. Ada sebuah batu karang yang muncul dari dalam lautan itu. Beberapa orang merangkak naik batu itu dan selamat.


    "Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk bersaksi. Namun sebagian dari kita tinggal diam. Saya sungguh tidak mengerti.


    Dalam penglihatan saya, 10 persen orang-orang yang berada di atas batu sibuk membuat tali dan tangga, pergi ke tepian, dan berusaha menarik orang lain untuk naik ke batu tersebut. Namun yang 90 persen sedang sibuk mengurusi taman, musik, pekerjaan, dan hidup mereka di atas batu. Mereka memiliki banyak kesempatan pertemuan dimana mereka menghabiskan sekian banyak waktu untuk mengembangkan program-program untuk kembali ke samudra - tetapi mereka tidak pernah pergi.

    Pikiran yang terus menerus mengusik dalam mimpi ini "Telah lupakah mereka bahwa mereka sendiri pernah berada dalam lautan tersebut?"

    Sekelompk kecil orang yang kelihatannya seperti para pemimpin, lebih menggusarkan saya lagi. Mereka menghabiskan waktu dengan berusaha naik lebih tinggi ke atas batu. Kelihatannya mereka tidak ingin berada di dekat tepian sebab berada di situ membawa resiko. Kematian, penyakit, kehilangan - hal itu ada di bawah sana. Namun kelompok yang berada di atas batu itu menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyendiri dalam rasa aman yang palsu di bagian batu yang lebih atas. Namun demikian setiap orang mendengar suara berkata, "Maukah engkau datang? Maukah engkau menolong saya?"

    MAUKAH KITA MENGAMBIL RESIKO?

    Dalam mimpi saya, batu itu adalah salib kalvari. Suara yang mereka dengar adalah suara Yesus Kristus memanggil anda dan saya yang datang. Hanya ada satu hal yang tertinggal, dan itu adalah apakah kita bersedia atau tidak. Pertanyaannya ialah, maukah anda dan saya berubah? maukah kita mendengar suara itu dan mengambil resiko dan bicara untuk menyelamatkan yang lain?

    Jika jawaban anda adalah "ya", berdoalah demikian sekarang juga: Tuhan, jadikan saya hambaMu yang taat. Saya telah bersalah karena berdiam diri. Setiap hari, setiap saat, saya akan berusaha untuk bersaksi tentang Engkau kepada orang lain.

    INGATLAH : Keberhasilan bukanlah membawa seseorang kepada Kristus. Keberhasilan adalah memancarkan hidup kristiani, bersaksi tentang Injil, dan mempercayakan hasilnya kepada Allah.

    Bagian F. Kata-kata Kunci

    Lahir Baru : diberi kehidupan rohani yang baru melalui Kristus menjadi anak Allah (Lih. Yoh 3:1-36).
    Orang Kristen : seseorang telah menerima karunia keselamatan secara pribadi yang disediakan oleh Yesus Kristus.
    Hidup Kekal : keadaan seseorang yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah, keberadaannya di surga untuk selama-lamanya.
    Penginjilan : proses menceritakan kepada sesama tentang Yesus dan apa yang telah Dia lakukan untuk mereka.
    Iman : tindakan mempercayai, mengandalkan, bergantung pada seseorang untuk melakukan sesuatu untuk anda. Untuk diselamatkan dari hukuman dosa kita perlu untuk mempercayai Yesus Kristus.
    Pengampunan : penghapusan hukuman dosa untuk kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
    Injil : kebenaran tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus, dan bagaimana kita dapat memiliki hidup kekal.
    Surga : tempat keberadaan Allah yang khusus dan rumah yang kekal untuk semua orang yang telah diampuni.
    Neraka : tempat penghakiman kekal untuk semua orang yang menolak Kristus.
    Kedamaian sejati : Perasaan suka cita dan kepuasan pribadi yang dialami oleh orang-orang yang memiliki hubungan yang benar dengan Allah.
    Yesus Kristus : Pribadi kedua dari trinitas Allah yang menjadi anak manusia untuk membayar lunas hukuman dosa kita dan memulihkan hubungan kita dengan Allah.
    Keselamatan : pekerjaan Allah dimana dia menyelamatkan orang yangberdosa yang terbelenggu neraka dan memberi pengampunan karena apa yang dilakukan Kristus di atas kayu salib.
    Dosa : pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah.