Doa Bagi Pakistan
Sebuah pelayanan Kristen di Pakistan telah merintis lebih dari 2.000 gereja sejak tahun 1974 -- rata-rata sekitar 70 gereja dirintis setiap tahunnya -- dan kecepatan langkah pelayanan ini terus berlanjut. William Johnson, seorang penduduk asli Pakistan, telah memulai Pakistan Gospel Assemblies tahun 1974. Pada tahun 1990, dia bertanggung jawab karena telah merintis 325 gereja. Tahun berikutnya, Allah memberinya visi untuk menjangkau 50.000 komunitas yang belum memiliki kesaksian Injil. Sejak itu, Johnson dan beberapa pekerja telah merintis 2.000 gereja dengan total jemaat sebanyak 100.000 orang. Sebagian besar gereja mengadakan kebaktiannya di rumah-rumah atau menyewa tempat. Tim misionaris Pakistan merencanakan untuk merintis 500 gereja perumahan lagi sampai akhir tahun ini. Tahun 1997, Johnson juga merintis lembaga pelayanan kemanusiaan untuk para pengungsi, yatim piatu, dan para korban bencana alam/penganiayaan. Pelayanan ini juga bekerja sama dengan proyek-proyek pengembangan sosial bagi pendidikan anak, perawatan kesehatan dan pelayanan medis keliling bagi orang-orang miskin dan tuna wisma. Baru-baru ini, pelayanan kemanusiaan membawakan bantuan untuk para pengungsi Afganistan di Pakistan; menyediakan makanan, selimut untuk 1000 keluarga di Shilman Afghan Refugee Camp pada bulan Januari dan untuk 2000 keluarga pengungsi di Akora Khattak pada bulan Mei.
Sumber: Christian Aid Mission, June 21, 2002
Sekitar 50 wanita bergabung dalam kampanye musim panas yang dilakukan Operation Mobilization di Pakistan. Sesudah mengikuti pelatihan, para wanita itu dibagi menjadi beberapa tim kecil yang melayani di 14 kota yang berbeda. Beberapa diantara tim tersebut melihat buah-buah yang nyata saat sejumlah wanita dan anak-anak mereka memberikan respon terhadap Injil. Di Islamabad, satu tim mensharingkan tentang Yesus dalam sebuah pertemuan wanita dan ada 13 orang yang membuka hatinya untuk menerima Yesus.
Sumber: Mission Network News, August 1st, 2002
Lima orang Kristen yang di putus bersalah oleh pengadilan karena dituduh mengebom sebuah masjid di Chichawatni, Pakistan, telah dibebaskan setelah 12 hari mendekam di penjara. Polisi dan para pemimpin Islam menyatakan bahwa keputusan tersebut salah. "Seluruh masyarakat Kristen bersatu di dalam doa dan perbuatan", kata Uskup Katolik John Joseb. "Tak seorangpun bertanya apakah orang yang dipenjarakan tersebut orang Katolik, Presbiterian, atau anggota Bala Keselamatan, namun keputusan yang salah dan pembebasan kelima orang Kristen tersebut mendorong umat Kristen di sana untuk menyelenggarakan ibadah ucapan syukur antar denominasi pada tanggal 25 Januari di Chichawatni.
Sumber : Barbara B. Baker
Sebuah pelayanan di wilayah Pakistan sedang bertumbuh meskipun harus jatuh bangun. Bulan Januari yang lalu, pemimpin pelayanan itu telah melatih 40 petobat baru untuk menjadi perintis gereja. Setelah itu ia juga memberikan latihan tambahan bagi 25 pendeta dan membentuk 10 tim (dari 50 orang). Tim ini bertugas melakukan penginjilan, distribusi literatur, dan perintisan gereja. Banyak orang Kristen dimuridkan melalui pelayanan ini. Saat ini ada sekitar 2000 gereja di Pakistan dengan total anggota sebanyak 100.000 jemaat. Gereja yang sedang bertumbuh ini masih membutuhkan tempat untuk beribadah. Pemimpin pelayanan ini berupaya menggalang dana untuk mewujudkan hal tersebut dan merencanakan untuk memulai Radio Bible Seminary. Banyak orang Kristen Pakistan telah dilatih di salah satu dari 25 sekolah Alkitab yang dimiliki oleh pelayanan ini. Sekitar 500 siswa menghadiri sekolah-sekolah Alkitab ini. Banyak dibutuhkan buku-buku panduan pengajaran bagi para guru dan juga keperluan mengajar lainnya seperti cassette players dan overhead projectors. Meskipun banyak kebutuhan yang masih perlu dicukupi, pelayanan ini telah mengakar dan menghasilkan buah di salah satu wilayah di dunia yang paling antagonis terhadap kekristenan.
Sumber: CMDNet Weekly Update, July 19, 2003
Seorang pria dari suku Sindhi di Pakistan membuka hatinya bagi Kristus dan selama dua tahun terus-menerus mengalami penyiksaan yang kejam saat dia menceritakan kesaksian di daerahnya. Namun, pria ini bisa bertahan dan di akhir tahun 2002 gereja pertama di Sindhi yang jemaatnya terdiri dari orang-orang yang berlatar belakang non- Kristen didirikan! Orang-orang itu tinggal di berbagai daerah di propinsi itu dan setiap sebulan sekali berkumpul untuk mengadakan doa selama seminggu, melakukan pemahaman Alkitab dan persekutuan.
Sumber: Advance, June 1, 2003
Pakistan mempertimbangkan untuk menghapus hukum yang tidak menghormati orang Kristen. Berita utama di Pakistan saat ini adalah pertimbangan pemerintah untuk menghapuskan hukum yang tidak menghormati orang Kristen. Banyak orang Kristen sangat merasa antusias dengan hal ini. Presiden dari Open Doors, USA, Carl Moeler mengatakan hal ini akan menjadi jawaban yang luar biasa terhadap doa-doa yang sudah dinaikkan untuk Pakistan, karena orang Kristen di sana diperlakukan kurang baik. "Orang Kristen tidak memiliki hak-hak umum seperti yang dimiliki oleh masyarakat Muslim Pakistan. Mulai dari pendidikan sampai pada pekerjaan dan juga kebebasan untuk beragama yang mendasar, orang Kristen selalu dilecehkan, kadang mereka ditangkap dan bahkan dibunuh." Moeler percaya bahwa kondisi politik internasional telah menyebabkan pemerintahan Musharraf untuk membuat peraturan yang telah disahkan oleh Dewan Nasional. Moeler meminta agar orang Kristen di Pakistan berdoa, sehingga mereka akan merasa terus terdorong." Terdorong untuk berdiri teguh dalam iman, terdorong untuk menyadari bahwa dunia tidak melupakan mereka, dan terdorong memiliki pengaruh secara literal untuk membawa negara mereka -- Pakistan kepada Tuhan Yesus."
Sumber: Mission Network News July 19th 2004
Sementara jumlah teroris yang menyerang umat percaya di Pakistan semakin meningkat, hal ini tidak menghentikan pengkhotbah Sammy Tippit untuk menjangkau orang-orang terabaikan dengan menggunakan sistem "digital evangelism". Mission Network News melaporkan bagaimana menggunakan sistem ini. Pelayanan yang bekerjasama dengan Tippit di Pakistan menunjukkan video digital dari persekutuan penginjilan yang direkam di Pakistan. Video ini menampilkan penerjemahan dalam bahasa Urdu. "Ada sejumlah gereja Kristen di Pakistan yang sedang mencoba untuk menjangkau dan memberitakan Injil kepada penduduk di sekitarnya," kata Tippit. "Di suatu desa, dalam minggu ini ada 400 orang yang menghadiri persekutuan Injili, dan 57 orang diantaranya memutuskan untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat." Bekerja melayani secara satu tim bersama para pemimpin gereja nasional merupakan hal yang efektif karena mereka dapat mengevaluasi pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan. "Ketika tim ini pergi ke wilayah yang \'bermusuhan\', maka tim ini harus mengetahui pihak mana yang benar. Tim ini harus mempunyai kontak yang benar. Jika tidak demikian, perkunjungan ini bisa menjadi hal yang sangat membahayakan." Tippit mengatakan bahwa rekaman digital dari khotbah-khotbahnya kini telah direkam dalam 70 bahasa. Sistem "digital evangelism" telah diperkenalkan sejak setahun yang lalu.
[Sumber: CMDNet Weekly Update, December 13, 2003]
Pokok Doa:
Sekitar 10.000 orang menghadiri KKR di Karachi. Organisasi misi Reach The Unreached (RTU) menyampaikan laporan ulang KKR di Karachi yang menampilkan evangelis Bernd Goldbach. Berikut adalah kutipan laporan mereka:
Pakistan adalah negara yang wilayahnya dua kali lebih besar dari Jerman, dengan jumlah penduduk mencapai 160 juta jiwa. Pada bulan September 2005 yang lalu, sebuah KKR telah diadakan di Karachi. Pada malam terakhir rangkaian acara tersebut, lebih dari 10.000 orang turut menghadirinya. Selama 5 malam, sekitar 8.000 orang menanggapi ajakan untuk mengundang Yesus masuk ke hidup mereka sebagai Juruselamat. Tuhan menyatakan penggenapan firman-Nya melalui banyak tanda dan mujizat: ratusan orang disembuhkan atau dilepaskan dari ikatan setan. Setelah mendapat doa kesembuhan, seorang peserta berkata pada kami bahwa dia telah disembuhkan dari penyakit jantung yang telah menyebabkan dia sangat menderita, dan di depan umum ia menunjukkan surat dokter yang menjelaskan penyakitnya. Ada juga dua orang, salah satunya dilaporkan menderita lumpuh. Temannya harus menggendongnya datang ke KKR malam itu. Sewaktu doa kesembuhan, Tuhan menjamah orang itu, dan serta merta ia pun mampu berdiri dan berjalan untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun. Seorang pria juga maju ke depan mimbar dengan memanggul kruk di bahunya, dan berkata bahwa ia juga baru saja disembuhkan dari kelumpuhannya.
[Sumber:FridayFax, November 11th 2005]
Pokok Doa:
Jangan berhenti untuk berdoa bagi orang-orang yang belum percaya di Pakistan. Berdoa agar mereka diberi hati yang merindukan kebenaran sejati.
Doakan usaha anak-anak Tuhan yang berusaha menjangkau jiwa-jiwa yang masih belum terjamah khususnya pelayanan RTU. Doakan supaya Allah terus memberikan hikmat dan selalu menjaga keselamatan mereka.
Sebuah agen misi mencoba untuk memfokuskan bantuan bagi korban bencana di Pakistan. Ketika usaha-usaha tentang pemberian bantuan bagi korban gempa bumi di Pakistan sudah tidak menjadi berita utama dan digantikan dengan berita-berita mengenai kedatangan Topan Wilma. Wakil organisasi World Hope, Joann Lyon mengatakan bahwa mereka mempunyai masalah untuk menetapkan fokus diantara sekian banyak daerah yang membutuhkan akibat tertimpa bencana. Tahun ini sangatlah menantang dengan adanya rentetan bencana alam yang terjadi, mulai dari tsunami sampai serangkaian angin topan. "Dengan semua rangkaian tragedi yang terjadi, kami kadang melupakan korban bencana yang pertama. Sebagai contoh, dengan adanya Topan Wilma, membuat kami agak lupa dengan Guatemala, kami lupa dengan Pakistan -- kami lupa dengan semuanya itu. Dalam bayangan kami, kami cenderung untuk berpikir bahwa semua korban kerusakan akibat bencana telah diperbaiki dan menerima bantuan, namun pada kenyataannya tidak demikian. Sri Lanka dan Indonesia sepertinya sudah terlalu jauh dari pikiran kami sekarang." Lyon juga berkata bahwa rekan-rekan warga Pakistan mereka terpanggil untuk memberi bantuan di daerah yang terkena gempa sehubungan dengan pekerjaan mereka yang terdahulu di Afghanistan. "Hal ini telah membuka pintu masuk bagi kami untuk dapat berbagi. Mereka bisa mengerjakan pelayanan tersebut dengan cara-cara yang telah mereka pahami sesuai dengan kondisi wilayahnya. Sebenarnya ini adalah wujud dari kasih Yesus; mereka mampu melakukannya -- dan mereka masih bekerja di sana."
[Sumber:Mission Network News, October 26th 2005]
Pokok Doa:
Mengucap syukur untuk World Hope yang melakukan pelayanan di wilayah-wilayah yang dilanda bencana alam. Doakan supaya mereka bisa menetapkan fokus pelayanan berhubung dengan banyaknya bencana yang terjadi akhir-akhir ini.
Naikkan syukur juga bagi pintu-pintu yang dibukakan Tuhan di Pakistan. Berdoa agar kasih Kristus nyata diberitakan oleh orang-orang Pakistan yang telah mengenal kasih Kristus.
Perang dan teror tidak dapat melumpuhkan pelayanan di Pakistan. Perwakilan dari Strategic World Impact mengatakan bahwa mereka sedang membangun sebuah sekolah di Toba Tek Singh. "Penduduk di wilayah tersebut memiliki akses yang sangat sedikit kepada pendidikan. Kalaupun bisa, mereka hanya dapat mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah pemerintah yang mewajibkan mereka untuk mempelajari agama-agama asli mereka." Kami melihat ini sebagai kesempatan untuk menyediakan pendidikan bagi penduduk kurang mampu yang ingin sekolah, dan melalui sarana pendidikan ini kami ingin menyaksikan kasih Allah pada mereka." Meskipun hukum yang berlaku menghalangi kebebasan beragama dan banyak umat Kristen dianiaya, namun, sebenarnya kondisi di sini telah meningkat lebih baik. "Umat Kristen tidak pernah merasa sebaik sekarang ini. Mereka belum pernah mendapatkan kebebasan seperti sekarang ini karena Presiden Pakistan tidak takut menghadapi para pemimpin agama di Pakistan. Jadi sesungguhnya kondisi relatif lebih menguntungkan bagi umat percaya, dibandingkan waktu-waktu sebelumnya."
[Sumber:Mission Network News, March 1st 2005]
Pokok Doa:
Doakan pembangunan sekolah di Toba Tek Singh oleh, dana yang diperlukan dan segala kebutuhan lainnya untuk melaksanakan proyek pendidikan ini. Berdoa supaya pemerintah memberikan kemudahan akses di bidang pendidikan bagi penduduk kurang mampu di Pakistan.
Doakan para pengajar dan penyelenggara pendidikan dari Strategic World Impact agar bisa secara bijaksana menggunakan setiap kesempatan untuk memperkenalkan kasih Allah.
Maraknya demo anti karikatur yang menyinggung umat muslim sempat memaksa banyak pekerjaan yang dilakukan orang Kristen di Pakistan berhenti. Namun, para pekerja kini telah kembali bekerja lagi. Food for the Hungry hanyalah salah satu organisasi Kristen yang bekerja di sana. Wakil FHI, Matt Ellingston, mengatakan bahwa organisasinya telah bekerjasama dengan National Baptist Church di 80 kamp pengungsi kecil. Ellingston mengatakan jika ini adalah dorongan luar biasa bagi gereja yang tertindas. "Hal ini membuat masyarakat Kristen lebih aktif dan berada di garis depan dalam keterlibatan langsung untuk menolong para tetangga mereka. Ini benar-benar membuat mereka mendapatkan respek yang belum pernah sesering ini mereka rasakan sebelumnya". Pertolongan untuk menghadapi musim dingin menjadi fokus dari FHI, sekarang mereka tengah bersiap untuk program pemulihan. Ellingston mengatakan bahwa semua pekerjaan ini dilakukan untuk satu alasan. "Kami memiliki kesempatan setiap hari untuk bekerja sangat berdekatan dengan orang-orang yang mengambil arah berbeda dalam hidup mereka. Kami memiliki kesempatan untuk menunjukkan pada mereka kasih Kristus dalam setiap langkah jalan kami. Doa untuk kebijaksanaan dan dana dibutuhkan.
[Sumber: Mission Network News, Maret 2006 ]
Pokok Doa:
Beberapa waktu lalu, pengadilan negeri di Faisalabad, Pakistan, secara tak terduga membebaskan Shahid dari tuduhan fitnah. Tidak biasanya pengadilan negeri Pakistan membebaskan tersangka korban pemfitnahan. Todd dari Voice of the Martyrs menyatakan bahwa hal itu adalah jawaban doa. "Hal itu memberi harapan pada orang-orang Kristen di Pakistan akan adanya keputusan yang adil tanpa perlu melalui proses banding sampai ke Mahkamah Agung. Saya pikir ini jelas merupakan suatu perkembangan yang bagus." Pembebasan itu mengejutkan pihak Kristen maupun pihak lain. Todd memohon orang-orang percaya untuk berdoa agar berita itu membawa orang-orang Kristen untuk mengenal Yesus Kristus. "Saya pikir kita bisa berdoa bagi gereja di Pakistan yang keadaan politiknya sedang kacau. Kita dapat berdoa agar gereja itu akan tetap kuat meskipun mengalami banyak pergolakan, juga agar mereka dapat menjadi saksi Kristus dan kita akan melihat banyak orang dijamah hatinya dan datang kepada Kristus," ujarnya.
Diterjemahkan dari | : | Mission News, September 2007 | Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10369 |
Pokok Doa
Impian adanya asrama putri di Pakistan mulai diwujudkan. Direktur Eksekutif World Hope International (WHI), Jo, mengatakan bahwa ia terkejut ketika anak perempuan yang ia danai telah menyelesaikan pendidikannya di kelas tujuh sehingga pendanaannya pun selesai. "Kejadian itu benar-benar membuktikan bahwa kita perlu mulai merintis sebuah sekolah khusus anak-anak perempuan Kristen, sebuah asrama yang bisa mereka datangi dan tempati. Saat ini, anak-anak perempuan ini bisa masuk ke sekolah negeri, namun karena mereka beragama Kristen, mereka sangat rentan terhadap penganiayaan." Situasi di Pakistan yang berubah-ubah memaksa anak-anak perempuan untuk tidak pergi ke sekolah. Saat sekolah ini dimulai, pelatihan biblika akan dibuka dan Jo mengatakan bahwa anak-anak perempuan itu telah siap mengikutinya. "Mereka akan sangat gembira. Anak-anak itu ingin mengenyam pendidikan, dan mereka sangat cerdas. Mereka rajin belajar, mereka akan sangat gembira." Tanah dan guru telah tersedia -- yang mereka butuhkan hanyalah gedung. Jika Anda rindu memberi bantuan dana untuk gedung maupun untuk pendidikan seorang anak perempuan, kunjungi situs WHI.
Sumber: Mission Network News, Maret 2007
Kisah selengkapnya: http://www.MNNonline.org/article/9739
Pokok Doa:
Serangan bom bunuh diri terjadi dan perselisihan di antara partai-partai yang ada semakin meningkat menjelang pemilihan kursi parlemen Pakistan pada 18 Februari.
Para kandidat presiden masih belum unjuk gigi sejak pembunuhan pemimpin partai oposisi, Benazir Bhutto, dalam sebuah kampanye politik bulan Desember lalu. Menyusul pula kematian beberapa kandidat lain dalam sebuah kekacauan.
Untuk menangani masalah yang diduga akan muncul, pemerintah mendirikan tenda-tenda bagi ribuan tentara untuk mengamankan keadaan. Penculikan, pengeboman, pembunuhan, dan kerusuhan terjadi di mana-mana dan terus meningkat kadarnya.
Seiring dengan kekerasan sebelum pemilu yang menyebar ke selatan, Al Janssen dari Open Doors mengatakan adanya kekuatiran akan desakan pengaruh orang-orang yang fanatik. "Mereka sebelumnya tidak pernah sampai Lahore. Para ekstremis itu juga menyerang gereja baru-baru ini. Bahkan ada kekuatiran yang lebih besar di antara orang-orang Kristen: `Apa yang akan terjadi nanti setelah dilaksanakannya pemilu?`"
Pada 1998, Hukum Syariah diberlakukan di Pakistan, di mana hak-hak orang Kristen dibatasi. Banyak orang Kristen Pakistan difitnah atas tuduhan telah melanggar UU 295c -- penghujatan -- dengan ancaman hukuman mati.
Meskipun kondisi ini merupakan kondisi yang sangat genting bagi gereja, tetapi orang-orang Kristen di sana tetap mencoba menjadi perwakilan keberanian dan iman spiritual bagi orang-orang yang belum percaya.
Janssen mendapat surat dari seorang Kristen di Pakistan dengan sejumlah pokok doa: "Doakan presiden dan keluarganya agar senantiasa aman dan beroleh hikmat bijaksana. Juga berdoa untuk keluarga Bhutto, khususnya anak laki-lakinya yang kini menangani semua tugas dan tanggung jawab ibunya. Doakan agar ia dapat memeroleh pengaruh Kristen dalam hidupnya. Doakan agar tidak terjadi lagi kekerasan selama pemilu berlangsung." (t\Novita)
Diterjemahkan dari | : | Mission News, Februari 2008 |
Selengkapnya | : | http://www.MNNonline.org/article/10896 |
Pokok doa:
Mari berdoa untuk setiap orang percaya dan gereja Tuhan di Pakistan. Kiranya Tuhan memberi kekuatan dalam menghadapi tuntutan dan aniaya yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Doakan juga agar mereka tetap mengasihi pihak-pihak yang telah menganiaya mereka dan dapat menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitar mereka.
Berdoa untuk aparat keamanan di Pakistan agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka dalam menjalankan tugas. Doakan juga untuk anggota keluarga mereka agar Tuhan melindungi, memelihara, dan mencukupkan kebutuhan yang diperlukan.
Di negara Pakistan masih sering terjadi kerusuhan. Biarlah Tuhan memulihkan keadaan negara ini. Doakan para pemimpin pemerintahan agar Tuhan memberi hikmat dalam memimpin negara ini.
Awal bulan ini, J (22 tahun) melarikan diri untuk menghindari penangkapan yang dilakukan oleh kaum ekstremis. J telah diteror oleh orang-orang radikal sejak Februari, kata Compass Direct News. Ketika ekstremis terus melanjutkan pencarian mereka, J terpaksa melarikan diri dengan menyamar dan mengungsi ke kota lain. Ketika bekerja di tempat pangkas rambut milik keluarganya, para ekstremis mencoba menjadikannya seiman dengan mereka. Usaha-usaha untuk pindah agama telah terjadi sebelumnya. Menurut Compass, keluarga J menjadi target "khotbah" karena mereka tidak berjenggot. Ketika J mempertahankan imannya dengan Alkitab, penyerangan mulai terjadi. Para ekstremis dengan kejam menyerang J, mematahkan beberapa tulang iganya dan kaki kirinya. Setelah penyerangan, para militan mengumumkan kepada masyarakat bahwa J telah menghujat mereka; tanpa lelah, mereka terus mencarinya. Keluarga J menutup tempat pangkas rambut mereka setelah serangan itu, dan para anggota keluarga bertahan hidup dengan makanan kurang dari dua kali sehari. Doakan agar J terus berpegang teguh pada imannya. Minta Tuhan untuk melindungi dan melepaskannya dari bahaya. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2009
Kisah selengkapnya:
http://mnnonline.org/article/13561
Pokok doa:
Doakan agar Tuhan memelihara dan mencukupkan setiap kebutuhan yang diperlukan keluarga J, sehingga mereka tidak hidup dalam kekurangan.
Berdoa juga untuk orang-orang Kristen lain yang mengalami nasib serupa di Pakistan, agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka di tengah tekanan yang terus dilakukan untuk membuat mereka meninggalkan iman mereka kepada Kristus.
Orang-orang Kristen di desa Bahmaniwala di Punjab, Pakistan, diserang oleh orang-orang agama lain pada 30 Juni setelah seorang Kristen difitnah menghujat agama lain. Pada 29 Juni, ketika S (38 tahun) dan putranya sedang dalam perjalanan pulang dengan traktornya, mereka meminta seorang dari agama lain dan keponakannya (yang dilaporkan sedang mabuk) untuk memindahkan sepeda motor mereka yang menghalangi jalan. Hal ini membuat mereka marah. Karena merasa diperintah oleh orang kafir, 2 orang pria itu menarik S turun dan memukulinya. Kemudian sore harinya sekelompok orang agama lain berjumlah sekitar 20 orang menyerang keluarga S dan merusak rumahnya. Traktornya hancur dan saudara-saudaranya mengalami luka bacok yang serius. Pria agama lain itu lalu melapor pada polisi setempat dan mengatakan fitnah kepada pemimpin agama setempat, bahwa S telah melakukan penghujatan.
Keesokan harinya, seorang pemimpin agama lain menggunakan alat pengeras suara menyerukan orang-orang agama lain untuk menyerang orang-orang Kriaten. Sore itu, lebih dari 500 orang agama lain, melucuti dan merusak lebih dari seratus rumah orang Kristen, membakar kendaraan, dan menyerang orang Kristen. Listrik dan air juga diputus. Lusinan orang Kristen terluka, termasuk wanita dan anak-anak yang dilaporkan disiram dengan air keras. Salah seorang wanita hamil yang dipukul, mengalami keguguran.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin | : | Kasih Dalam Perbuatan, Edisi November -- Desember 2009 |
Judul asli artikel | : | Pakistan: Gerombolan "Agama Lain" Menyerang Orang Kristen |
Penerbit | : | Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya |
Halaman | : | 11 |
Pokok doa:
Berdoa bagi para korban kekerasan di Pakistan, agar Tuhan menyembuhkan dan memulihkan keadaan mereka dari trauma yang dialami. Doakan juga agar Tuhan memberi penghiburan kepada mereka.
Doakan agar Tuhan memberi kekuatan kepada orang percaya di Paskistan dalam menghadapi tekanan yang dengan sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. Kiranya Tuhan memberikan hati yang penuh pengampunan.
Setelah melakukan pemfitnahan, seorang pemimpin agama setempat menggerakkan sekelompok orang untuk membuat huru-hara dan memimpin mereka melakukan suatu penyerangan terhadap sebuah desa Kristen pada 30 Juni yang lalu. Mereka menghancurkan rumah-rumah orang Kristen, merampas harta benda, dan melukai orang-orang percaya, menganiaya seseorang hingga mati. Akibatnya, setidaknya ada 110 keluarga Kristen (hampir 700 orang), terpaksa melarikan diri. Keluarga-keluarga itu mencari tempat aman di ladang-ladang di sekitar desa mereka.
Pemerintah mengaku memberikan hak yang sama kepada penganut agama minoritas, termasuk orang-orang Kristen. Tapi mereka tidak melihat hal ini diterapkan dalam kenyataan. Pasti akan lebih baik bila mereka memberikan perlindungan atau menghentikannya sebelum serangan terjadi.
Di Pakistan, penganut agama minoritas sering kali menghadapi penganiayaan dan dihukum karena difitnah tidak menghormati nabi terakhir dari agama mereka. Dari peristiwa ini, kelompok mayoritas telah mendaftar kasus-kasus pemfitnahan terhadap 11 orang percaya. Meskipun berisiko, orang-orang masih terus datang kepada Kristus. Voice of the Martyrs masih terus mendampingi sisa- sisa gereja. TN menjelaskan bahwa "Voice of the Martyrs bekerja bersama orang-orang Kristen di Pakistan, dan dalam beberapa kasus, mereka juga datang untuk membantu mereka untuk bersama-sama mengembalikan kehidupan mereka".
Ini adalah kesempatan pelayanan. "Orang-orang Kristen yang merespons peristiwa seperti ini dengan kasih dan pengampunan akan memancarkan cahaya yang membawa kebangunan karena orang-orang setempat melihat mereka dan berkata, 'Tunggu dulu, bagaimana bisa mereka merespons peristiwa itu dengan cara seperti ini? Bagaimana mereka masih bisa mengasihi kami?'" Doakan agar para penganiaya di seluruh Pakistan tertantang oleh kesaksian yang terus dilakukan oleh para pengikut Kristus sehingga mereka menerima Kristus. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, July 2009
Kisah selengkapnya:http://mnnonline.org/article/12924
Pokok doa:
Mengucap syukur untuk orang percaya di Pakistan. Meskipun sering mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, namun mereka tetap bersikap baik dan mengasihi pihak- pihak yang telah menganiaya mereka.
Doakan bagi organisasi/lembaga Kristen yang melayani orang percaya di Pakistan, agar Tuhan memampukan mereka untuk menolong dan mengupayakan kehidupan yang lebih baik bagi orang Kristen di Pakistan.
Setidaknya 8 orang Kristen dikubur hidup-hidup dan beberapa orang lainnya terluka ketika segerombolan pengikut agama radikal, yang jumlahnya diperkirakan lebih dari 1.500 orang, membakar lima puluh rumah di suatu komunitas Kristen di distrik Gojra, provinsi Punjab, Pakistan.
Masalah mulai muncul ketika TM, seorang penjual keliling Kristen, membawa pulang selembar kertas yang terdapat kutipan ayat Alquran di antara kertas-kertas lainnya. Anak-anak TM menyobek kertas itu karena tidak mengerti isinya. Ketika beberapa warga setempat menemukan sobekan kertas tersebut, sikap permusuhan anti-Kristen mulai menyebar seperti kobaran api di desa Korian. Sebanyak 500 orang dari desa-desa di dekatnya, dengan bersenjatakan senjata api dan bahan peledak, menyerang orang-orang Kristen di desa itu. Penduduk yang beragama Kristen lari menyelamatkan diri ketika pemimpin agama radikal mengumumkan keputusan mereka untuk "membunuh penghujat". Hasutan orang-orang menjadi semakin buruk ketika segerombolan dari mereka yang membawa senjata api dan bahan-bahan peledak mulai berjalan menuju komunitas Kristen di Gojra.
Penduduk yang beragama Kristen di komunitas itu melarikan diri dan beberapa orang naik ke atap rumah. Sama seperti serangan yang terjadi pada 30 Juli lalu di Korian, gerombolan orang-orang itu membakar lima puluh rumah di komunitas Kristen dengan menggunakan bensin dan bom dari bahan kimia. Api mengenai 6 orang Kristen, termasuk 4 wanita, 1 pria, 1 anak, dan 2 orang lainnya yang identitasnya tidak bisa diketahui. (Catatan: Laporan terbaru menyatakan keenam orang tersebut terbakar, termasuk dua anak, sedangkan seorang anak berusia 7 tahun dibunuh oleh orang bersenjata dalam gerombolan itu.)
Menurut kabar, kedua kelompok beragama itu terlibat dalam adu tembak setelah golongan radikal meluncurkan serangan terhadap orang-orang Kristen di Gojra. Gerombolan radikal itu merampas dan merampok lebih dari ribuan rumah sebelum mereka membakarnya. (t/Ratri)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin | : | Body Life, Edisi Agustus 2009, Volume 27, No. 8 |
Nama kolom | : | World Christian Report |
Judul asli artikel | : | Pakistan: Eight Christians Burned to Death as Muslim Torch 50 Houses |
Penerbit | : | 120 Fellowship adult class at Lake Avenue Church, Pasadena |
Halaman | : | 4 dan 5 |
Pokok doa:
Doakan umat percaya di Paskitan yang menjadi sasaran amuk massa beberapa waktu lalu, agar Tuhan memulihkan trauma akibat penyerangan tersebut, dan memampukan mereka mengampuni pihak-pihak yang telah melakukan tindakan tidak menyenangkan tersebut.
Berdoa agar Tuhan memberi perlindungan kepada umat percaya di Pakistan, sehingga peristiwa serupa tidak terulang kembali. Doakan juga mereka yang harus kehilangan anggota keluarga mereka, agar Tuhan memberi kesabaran.
Hanya lebih dari 2 bulan sejak Lembah Swat Pakistan berubah menjadi benteng Taliban di mana hukum Syariat diberlakukan, nasib orang-orang Kristen yang masih tinggal di wilayah tersebut tidak pasti.
Dalam usaha untuk mengakhiri 2 tahun perang berdarah, pemerintah Islamabad dan Taliban mencapai kata sepakat dengan menyerahkan semua otoritas pemerintah daerah di Lembah Swat kelompok Taliban. Sumber-sumber melaporkan kepada Compass bahwa dalam suatu kekerasan, telah terbunuh dan terusir ratusan orang; diperkirakan 500 orang Kristen masih berada di wilayah tersebut. Pada tahun sebelumnya, lebih dari dua ratus sekolah khusus perempuan di Lembah Swat dilaporkan telah dibakar atau dibom oleh agama lain. Sekolah-sekolah khusus perempuan yang masih tersisa ditutup pada bulan Januari, tetapi telah dibuka kembali sejak penandatanganan perjanjian damai pada pertengahan Pebruari.
Seorang rekan pendeta dari satu-satunya gereja Pakistan di Lembah Swat mengatakan kepada YB dari Komisi Nasional bagi Keadilan dan Perdamaian bahwa dengan adanya pengeboman sekolah-sekolah khusus perempuan pada akhir tahun lalu, semua keluarga Kristen di wilayah itu telah mengungsi ke wilayah-wilayah terdekat. Setelah perjanjian damai, dan dengan harapan besar, keluarga Kristen ini telah kembali ke wilayah mereka, tetapi mereka masih ragu-ragu untuk datang ke gereja.
Rekan pendeta ini, yang tidak mau disebutkan namanya, berkata, "Orang-orang tidak datang lagi ke gereja, seperti yang tidak biasa mereka lakukan sebelumnya." Ia berkata bahwa orang-orang Kristen masih percaya bahwa kelompok Taliban akan tetap mematuhi perjanjian damai.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Nama buletin | : | Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Juli -- Agustus 2009 |
Judul artikel | : | Orang-orang Kristen Bertahan dari Tekanan Hukum Sharia di Lembah Swat Pakistan |
Halaman | : | 10 |
Pokok doa:
Doakan untuk keberadaan orang-orang percaya di Pakistan, yang sering hidup dalam tekanan dan ancaman, agar Tuhan memberi kekuatan kepada mereka untuk tetap percaya dan berpengharapan hanya kepada Tuhan.
Doakan juga untuk orang percaya yang terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk tetap bertahan di Pakistan, agar mereka tetap bertekun mendoakan negara mereka yang dalam kondisi memprihatinkan.
Suara ledakan bom menggelegar di jalanan Hasilpur, Paskistan, di wilayah Bahawalpur pada hari Sabtu, 13 Juni.
Menurut International Christian Concern, setidaknya 10 orang Kristen terluka dalam serangan itu. Di antaranya, 4 wanita dan 2 anak dalam kondisi kritis.
Peristiwa itu hanyalah salah satu dari sejumlah serangan yang ditujukan kepada orang-orang Kristen dan kaum minoritas lain di Pakistan. Peristiwa lain terjadi pada 9 Mei saat seorang Kristen dipukuli dan ditusuk hingga mati karena minum teh di sebuah kedai teh khusus agama sepupu.
Sejak kampanye militer menentang Taliban dimulai, "negara ini telah ... menyaksikan semakin banyak kekerasan yang ditujukan terhadap kaum minoritas", demikian menurut ICC.
Meski demikian, ledakan itu tidak diliput di berita, dan Nazir S. Bhatti, Ketua Kongres Kristen Pakistan, meyakini bahwa "berita itu tidak disoroti di media karena orang-orang Kristen yang menjadi sasarannya," ICC melaporkan. Ia juga berkata bahwa pemerintah Pakistan mensensor peristiwa itu guna "mencegah tekanan pihak internasional dan menumpuknya pelanggaran hak asasi manusia".
Menurut sumber-sumber lain, Pendeta Salim Sadiq dari Holy Spirit Church di Karachi mengatakan bahwa serangan itu terjadi karena para ekstremis Islam telah bersumpah untuk membalaskan dendam "penderitaan saudara-saudara mereka". (t/Dian)
Diterjemahkan dari: Mission News, Juli 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12814
Pokok doa:
Doakan Pakistan, agar Tuhan memulihkan negara ini dari keterpurukan yang saat ini terjadi. Doakan juga agar Tuhan menjamah hati aparat pemerintahan dan pihak yang berwajib, agar mereka juga memberikan jaminan perlindungan kepada orang Kristen dan kaum minoritas lain di Pakistan.
Berdoa bagi orang percaya yang menjadi korban ledakan bom beberapa waktu lalu, agar peristiwa ini tidak membuat orang percaya di Pakistan menjadi mundur dari Tuhan dan menyangkali iman mereka, melainkan membuat mereka semakin berpengharapan hanya pada Tuhan.
Sebuah keluarga yang berkabung atas pembunuhan Nisha Javid, anak perempuan mereka yang berusia 9 tahun, hanya mendapat sedikit bantuan dari pemerintah Pakistan. Voice of the Martyrs Kanada melaporkan bahwa Nisha Javid sedang berjalan dekat rumahnya di provinsi Punjab pada bulan April ketika ia diculik. Gerombolan yang menculiknya tersebut lalu memperkosanya, memukulinya, dan kemudian meninggalkannya di sebuah selokan. Tubuhnya ditemukan dua hari kemudian. Tapi sejak itu polisi yang terlibat dalam pencarian Javid berhenti berusaha menangkap para pelaku. Orang Kristen setempat yakin bahwa tindak kekerasan itu merupakan aksi intimidasi, mengingat hal itu terjadi sehari sebelum Jumat Agung.
Di Pakistan, umat Kristen mendapatkan sangat sedikit penghargaan dalam sistem hukum. Nilai kesaksian seorang pria Kristen adalah setengah dari kesaksian seorang pria Muslim. Apalagi wanita Kristen. Nilai kesaksian mereka hanya seperempat dari seorang pria Muslim. Keadaan ini membuat para wanita dan gadis muda seperti Nisha Javid menjadi target kelompok ekstremis Muslim. Sering kali, tidak ada keadilan dalam kasus pemerkosaan.
Javid bukanlah satu-satunya anak yang telah menjadi target kelompok anti-Kristen. Baru-baru ini, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun dibunuh dekat gerejanya di Pakistan. Voice of the Martyrs Kanada mengatakan bahwa kelompok ini tidak merencanakan penyerangan. Kadang-kadang, mereka membunuh orang Kristen yang kebetulan mereka jumpai di jalan.
Doakan untuk keselamatan anak-anak Kristen di Pakistan. Doakan agar pembunuh Javid diadili dan agar keluarga Javid beroleh kekuatan dari Tuhan. (t/Novi)
Diterjemahkan dari: Mission News, Mei 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/12659
Pokok doa:
Doakan keberadaan orang percaya di Pakistan yang sering mendapat ancaman dan tekanan dari oknum-oknum yang anti terhadap kekristenan, agar Tuhan melindungi dan memelihara kehidupan mereka.
Doakan juga untuk para keluarga Kristen yang menjadi korban penganiayaan, agar mereka tidak menyimpan rasa benci terhadap para penganiaya mereka, melainkan tetap berdoa agar suatu hari mereka dapat menemukan kasih dalam Kristus.
S (20 tahun) mendekam di penjara Pakistan atas tuduhan palsu bahwa ia merobek kitab "agama lain". Ia dan ayahnya, G, ditahan pada tanggal 9 Oktober setelah gerombolan bersenjata dari "rumah ibadah" setempat mengepung rumah mereka. Ketika pengeras suara dari "rumah ibadah" itu menyerukan tuduhan tersebut, massa yang marah menghujani rumah mereka dengan batu dan botol-botol yang berisi minyak tanah untuk membakar rumah tersebut.
Polisi datang membawa S dan G dan kemudian mendakwa mereka dengan tuduhan telah melanggar pasal 295-B undang-undang Pakistan -- dakwaan dengan hukuman seumur hidup bagi mereka yang menodai kitab "agama lain".
Kontak kami di Pakistan sedang melakukan apa yang mereka mampu untuk menolong S dan G. Mereka ada di tempat kejadian ketika massa melempari rumah keluarga ini dan telah memindahkan seluruh anggota keluarga ke desa yang lain demi keselamatan mereka.
Air mata menetes di wajah ibu S ketika membaca sebuah surat yang ditulis oleh S di penjara. Menurut kontak kami, "Fitnah dan serangan sudah dirancang sedemikian rupa karena S dan ayahnya begitu agresif bersaksi tentang Kristus kepada orang-orang di sana." S kemungkinan akan dipenjara paling tidak 4 tahun.
Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buletin | : | Kasih Dalam Perbuatan (KDP), Edisi Maret -- April 2009 |
Penulis | : | Tim The Voice of the Martyrs |
Penerbit | : | Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, Surabaya |
Halaman | : | 11 |
Pokok Doa:
Berdoa untuk S dan G yang sedang menghadapi tuntutan hukum, agar mereka tetap kuat dan tidak menyangkali iman mereka, serta tidak menaruh dendam kepada pihak-pihak yang memperlakukan mereka dengan tidak adil.
Doakan ibu S agar diberi ketabahan dalam menghadapi masalah yang menimpa suami dan anaknya. Berdoa agar peristiwa ini tidak membuatnya putus asa, melainkan tetap percaya bahwa Tuhan akan menolongnya keluar dari masalah ini.
Setelah berbulan-bulan menemui jalan buntu, pengacara-pengacara di Pakistan mengatakan bahwa ada harapan baru untuk menyatukan kembali sebuah keluarga. SM, seorang gadis Kristen berusia 13 tahun, telah diculik dan dipaksa menikah dengan seseorang dari agama lain. Kata pengacaranya, SM dapat kembali ke keluarganya, jika mereka dapat secara legal memberdayakan polisi-polisi Pakistan yang sudah berhenti berusaha menegakkan hukum kepada para penculik.
Compas Direct melaporkan, minggu lalu seorang hakim Pakistan menuntut para terdakwa penculikan untuk pertama kalinya dalam proses hukum yang berat selama 7 bulan. Meskipun hakim sudah menjatuhkan vonisnya, polisi daerah Chawk Munda tidak mengikutinya dengan melakukan penangkapan terhadap ketiga penculik.
"Minggu lalu, hakim menghubungi kantor polisi lokal dan memerintahkan para petugas untuk menangkap para penculik," kata pengacara kepada Compass. Pengacara berharap bahwa polisi akan segera menindaklanjutinya.
Pengacara yang beragama non-Kristen ini mengatakan bahwa akhir Desember lalu, ketiga penculik itu memasuki kediaman YM, ayah SM, dan mengancam akan membunuh keluarganya dan membakar rumahnya. Kekerasan terhadap keluarga ini terjadi karena mereka adalah keluarga Kristen.
Keputusan untuk menindaklanjuti kasus ini menandai sebuah momentum titik balik yang signifikan. Dalam pengadilan sebelumnya, para hakim hampir selalu berpihak kepada para penculik -- berdasarkan bukti yang meragukan dan ancaman dari penculik -- dalam proses hukum untuk mendapatkan kembali SM dan saudarinya, A (10 tahun), yang diperbolehkan kembali kepada keluarganya September tahun lalu.
Pakistan tetap masuk dalam daftar World Watch List -- daftar yang berisi negara-negara yang membiarkan penganiayaan terhadap orang Kristen. (t/Novita)
Diterjemahkan dari: Mission News, Maret 2009
Kisah selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/12361
Pokok doa:
Berdoa untuk keluarga YM, agar Tuhan melindungi mereka dari tekanan dan ancaman dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, mengingat mereka bertempat tinggal di negara yang sangat menolak keberadaan mereka sebagai orang Kristen.
Doakan agar Tuhan memulihkan negara Pakistan, dan Tuhan melawat bangsa ini agar mengenal kasih yang sejati sehingga mereka boleh belajar mengasihi sesamanya.
Ada satu lagi kapal pengangkut penyedia bahan pangan yang diserang di Pakistan beberapa waktu yang lalu. Hal ini menambah kekuatiran iring-iringan yang membawa persediaan makanan untuk para tentara dan bantuan kemanusiaan bagi korban-korban banjir di sana. Serangan terhadap kapal tersebut merupakan serangan kedua dalam beberapa hari belakangan ini. Beberapa hari sebelumnya, pihak Taliban menyatakan bertanggung jawab atas serangan yang setidaknya telah menewaskan 3 orang dan menghancurkan 30 kendaraan.
Serangan ini nampaknya ditujukan pada kendaraan-kendaraan penyedia bahan pangan sehingga dikuatirkan oleh para pekerja sukarela di Provinsi Punjab, Pakistan bantuan kepada para korban banjir akan terganggu.
"Lebih dari 15 sampai 20 juta orang di wilayah seukuran negara Italia terkena dampaknya," demikian ungkap PH, salah seorang relawan Food for the Hungry, salah satu organisasi Kristen yang bergerak di bidang kemanusian Internasional. "Jadi kami terdesak pada dua pilihan, menghabiskan waktu kami memikirkan bahayanya atau kami harus menggunakan waktu yang ada untuk membantu orang-orang yang benar-benar memerlukan bantuan kami," tambahnya.
Polisi setempat juga telah memberikan perlindungan untuk pengamanan penyediaan bahan-bahan bantuan ini. "Food For the Hungry telah berhasil menyediakan tempat penampungan sementara, peralatan dapur, peralatan kebersihan, dan air bersih untuk kira-kira 20.000 - 25.000 orang, dan pekerjaan itu berlangsung sepanjang hari," kata PH.
Dia menjelaskan bahwa mereka telah banyak menerima ancaman dan peringatan bahaya. Salah satu staf, seorang Pakistan, mengatakan kepada PH, "Saya berdoa bagi Anda, dan saya berdoa untuk kita semua setiap hari karena ada orang-orang jahat di luar sana yang tidak menyukai kehadiran orang-orang asing seperti Anda di sini. "Saya tidak bisa menjamin keamanan Anda, namun saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi Anda," ungkapnya memberi harapan.
Bukan lagi sebuah rahasia bahwa Food For the Hungry merupakan pelayanan Kristen. "Saat kami bekerja di Pakistan, saya menemukan banyak kesempatan untuk meruntuhkan tembok pemisah antara orang Kristen dan orang-orang beragama tetangga. Kami banyak berdiskusi tentang iman dan menunjukkan bahwa orang-orang Kristen benar-benar peduli."
Kebutuhan di Pakistan sangatlah mendesak. Hanya segelintir orang yang menanggapi kebutuhan tersebut. "Banjir di Pakistan telah menjadi masalah politik," kata PH, "Dan orang-orang berpikir bahwa ini adalah masalah 'kami' lawan 'mereka', dan bertanya 'mengapa kami harus membantu orang-orang Pakistan, yang sebagian adalah anggota Taliban?'" Menurut saya, inilah yang membuat orang-orang menjadi lebih sulit memberikan bantuan.
Jika gereja -- yaitu kita -- bertindak pada saat krisis di Pakistan, kita mempunyai kesempatan yang sangat luar biasa untuk menunjukkan siapakah Allah itu dan siapakah Kristus itu dan Injil tentang kabar damai yang diberikan-Nya kepada kita. (t\Uly)
Sumber: Mission News, Oktober 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14808]
Pokok doa:
Berdoa bagi para utusan Injil dan yayasan Kristen yang membawa bantuan misi kemanusiaan di Pakistan, supaya Tuhan melindungi dan bantuan dapat disalurkan dengan baik. Berdoa juga supaya lebih banyak orang tergerak membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah banjir di Pakistan.
Berdoa untuk PH dan pelayanannya, kiranya melalui PH banyak orang diberkati dan banyak jiwa dimenangkan bagi kemuliaan nama Tuhan.
Pada tanggal 23 September, massa dari agama lain mengamuk di daerah Gujarat, provinsi Punjab, Pakistan. Target mereka: puluhan orang Kristen. Voice of the Martyrs (VoM) Kanada menegaskan bahwa ada massa sejumlah 40 orang militan yang menembaki rumah-rumah dan orang-orang di jalanan. Mereka juga memukuli beberapa orang Kristen dengan kejam hingga mereka hampir meninggal.
Menurut laporan dari Compass Direct News (CDN), sebanyak sepuluh keluarga menjadi sasaran serangan tersebut. Menurut rumor, tiga politisi yang memiliki kekuasaan besar menghasut massa ini, tetapi hal itu masih harus dibuktikan.
Akan tetapi, laporan CDN juga menyatakan bahwa serangan massa itu mirip dengan serangan di Gojra pada tahun 2009. Massa penganut agama lain -- yang dipanas-panasi oleh pemimpin-pemimpin agama lokal mereka, menanggapi desas-desus palsu tentang pelecehan kitab suci mereka -- menyerang perkumpulan Kristen di tempat itu pada tanggal 1 Agustus 2009. Mereka membakar setidaknya 7 orang Kristen sampai mati, melukai 19 orang lainnya, menjarah lebih dari 100 rumah, dan membakar 50 rumah dari 100 rumah itu.
Ada lebih banyak lagi ancaman-ancaman pembunuhan setelah terjadi penyerangan pada TG, seorang pria yang dibebaskan dari tuduhan melecehkan kitab suci agama lain pada bulan September 2009. Orang tua TG juga diserang dan dipermalukan. Beberapa orang-orang Kristen yang luka parah sedang berada dalam proses penyembuhan di rumah sakit.
Sumber: Mission News, Oktober 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14800]
Pokok doa:
Doakan agar pihak berwenang bertindak dengan integritas dan keadilan dalam kasus ini.
Doakan agar orang-orang Kristen di Pakistan mendapatkan kelegaan dalam janji Allah bahwa mereka yang menderita bersama Kristus akan dimuliakan bersama-Nya.
Pada bulan Juli, sebanyak 250 keluarga Kristen diperintahkan oleh kepala desa untuk meninggalkan rumah-rumah mereka di wilayah Khanewal, provinsi Punjab. Peristiwa ini terjadi setelah penduduk Kristen keberatan dengan pelecehan seksual terhadap gadis dan wanita-wanita Kristen. Sebagian besar pria Kristen di daerah tersebut bekerja di ladang pemilik tanah, sedangkan sebagian besar wanita dan gadis Kristen bekerja sebagai pelayan di rumah-rumah keluarga non-Kristen. Dia menambahkan bahwa orang-orang Kristen yang miskin hidup dengan kondisi yang memilukan. Pekerja-pekerja setempat dilaporkan menggunakan posisi kekuasaannya untuk terus melecehkan wanita-wanita Kristen. Orang-orang Kristen dulunya membangun perkampungan itu, tetapi sekarang mereka menjadi minoritas. (t\Uly)
Diterjemahkan dari:
Nama buletin: Body Life, Edisi Juli 2010, Volume 28, No. 7
Halaman: 4
Pokok doa:
Doakan wanita dan gadis Kristen di Pakistan yang sering dilecehkan. Doakan agar Tuhan membuka hati nurani para penguasa setempat sehingga tidak membiarkan keadaan itu berkelanjutan.
Berdoa agar Tuhan menyediakan tempat yang lebih baik kepada keluarga-keluarga Kristen yang diusir dari tempat tinggal mereka.
Orang-orang Kristen Pakistan, SB, dan ayahnya, GM, dibebaskan dari penjara setelah pengadilan menemukan bahwa mereka tidak terbukti melakukan penghujatan terhadap kitab agama lain. Ayah dan anak tersebut telah lama dalam penahanan polisi sejak Oktober 2008, ketika sekelompok radikal berkumpul di luar rumah mereka akibat rumor bahwa SB telah merobek kitab agama lain. Keluarga SB berpikir SB dijadikan sasaran karena keaktifannya bersaksi di lingkungannya.
Setelah 43 sidang terpisah, SB dan GM akhirnya dibebaskan pada tanggal 14 Desember 2009. The Voice of the Martyrs (VOM) menolong mereka untuk bersatu bersama keluarga mereka dan memindahkan mereka demi keselamatan mereka. VOM juga mendukung keluarga SB selama 14 bulan ketika ia dan ayahnya berada di penjara.
SB adalah satu dari beberapa wanita di sejarah Pakistan yang didakwa karena penghujatan. Kami bersukacita karena tuduhan palsu terhadap SB dibatalkan. Selama 14 bulan masa tahanannya lebih dari 7.440 surat diterima SB dari orang-orang Kristen seluruh dunia untuk menguatkan imannya. "Aku bersyukur kepada kalian yang sudah menolong keluargaku dan yang sudah mengirim surat kepadaku selama aku di penjara," kata SB setelah pembebasannya. Ia berkata surat-surat tersebut adalah sumber kekuatan dan semangat, dan yang mengingatkannya bahwa ia tidak sendirian atau dilupakan.
Sumber: Kasih Dalam Perbuatan, Edisi Mei -- Juni 2010
Pokok doa:
Bersyukur untuk terbebasnya SB dari tuduhan palsu. Mari berdoa bagi umat percaya lainnya di Pakistan yang mendapat persoalan serupa, agar mereka tetap percaya dan berpengharapan di dalam Tuhan.
Doakan juga agar setiap umat percaya di mana pun berada, tetap berdoa bagi saudara-saudara kita di Pakistan, karena doa yang kita panjatkan untuk mereka dengan tulus akan menjadi kekuatan bagi mereka.
Keputusan hakim kemarin mungkin menandakan adanya secercah harapan bagi umat Kristen di Pakistan. Voice of the Martyrs (VOM) tidak kenal lelah meliput kisah SB dan ayahnya, GM, yang telah dipenjarakan lebih dari satu tahun. TN dari VOM, melaporkan: "Staf kami di kantor mengabarkan berita bagus bahwa mereka diputuskan bebas dari tuntutan-tuntutan itu. Mereka sudah dibebaskan -- keluar dari penjara. Kejadian ini adalah akhir dari kisah yang membahagiakan." Mereka berdua ditangkap pada tanggal 9 Oktober 2008 dengan tuduhan menyobek halaman kitab agama lain. Di bawah undang-undang negara Pakistan mengenai penghujatan agama, orang Kristen sering dikenai tuntutan penghujatan terhadap kaum mayoritas dan ditahan sampai waktu yang tidak terbatas; walaupun penangkapan itu dilaksanakan tanpa disertai bukti-bukti ataupun melalui pengadilan. Namun, keputusan ini mungkin menandakan akan ada perubahan di masa depan; "Dalam kasus ini, SB dan GM telah kehilangan 14 atau 15 bulan hidupnya. Namun, kabar baiknya adalah ada harapan orang Kristen mendapatkan keadilan di Pakistan." Setialah berdoa untuk orang-orang Kristen Pakistan agar mereka tetap setia dan berani, walaupun difitnah.
Diterjemahkan dari: Mission News, December 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13622
Pokok doa:
Paket bantuan baru dari Amerika Serikat yang ditujukan untuk Pakistan menjadi tanda peringatan bagi beberapa regu penolong Amerika Serikat. Mereka memerhatikan bahwa bantuan akan berhenti di tempat-tempat yang salah, yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. TN bersama Suara Para Martir (Voice of the Martyrs) -- meskipun mereka bukan regu penolong -- mengatakan, "Kami telah mengirim ribuan barang bantuan kemanusiaan kepada orang-orang Kristen Pakistan dan juga untuk desa-desa lainnya yang membuka pintu pelayanan." Namun, kurangnya tanggung jawab dari dalam bisa menjadi masalah bagi orang-orang percaya. "Ada kelompok radikal yang ingin melihat Pakistan seperti Afganistan, yang dijalankan oleh pemerintahan garis keras, tanpa ada orang Kristen." Teruslah berdoa agar orang-orang Kristen di sana diberikan keberanian. "Apa pun yang terjadi di situasi ini, kami masih harus berani bersaksi bagi Yesus Kristus. Kami masih perlu berbicara dengan teman-teman dan tetangga kami dan menyampaikan kabar keselamatan Yesus kepada mereka." (t/Ratri)
Diterjemahkan dari: Mission News, Desember 2009
Kisah selengkapnya: http://mnnonline.org/article/13562
Pokok doa:
Doakan agar Tuhan memberi perlindungan kepada mereka yang sedang melayani di Pakistan, mengingat ladang yang harus mereka kerjakan tidaklah mudah.
Doakanlah supaya orang-orang yang bertanggung jawab dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan dapat bersikap jujur, sehingga bantuan yang diberikan dapat sampai ke tujuan yang benar.