Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka katanya kepada murid-muridNya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit" (
Amanat Yesus adalah supaya kita menjadikan orang muridNya (
Mari kita renungkan pertanyaan ini sekali lagi. Jika Saudara memimpin seorang kepada Kristus, apakah Saudara senang? Tentu. Saudara gembira dan demikian juga orang itu sendiri dan para malaikat Allah. Tetapi apakah Saudara puas? Tidak. Seharusnya tidak. Yesus menyusun agar kita berbuat lebih dari hanya membuat orang lain bertobat. Ia memberitahukan agar kita menjadikannya seorang murid. Maka Saudara harus akrab dengan orang yang telah Saudara bimbing kepada Kristus dan menolong dia untuk bertumbuh sampai ia dapat bertanggung jawab menyampaikan Firman Tuhan dengan semangat dan efektif. Kalau hal itu terjadi, ia dapat dianggap sebagai pengikut Yesus yang masak, mengabdi, dan menghasilkan buah.
Sekarang, apakah Saudara bahagia sebab orang yang saudara menangkan itu telah menjadi seorang murid? Tentu. Tetapi apakah Saudara puas? Belum. Jika ia terus menunjukkan minat dalam menolong orang lain juga menjadi murid, ia sudah siap untuk melanjutkan tahap berikutnya untuk berguna dalam kerajaan Allah. Ia siap untuk menjadi pekerja yaitu pembina murid bagi Kristus.
Tetapi ada orang-orang yang tidak pernah mencapai tahap ini. Mereka sungguh-sungguh adalah murid-murid Yesus. Mereka secara terbuka mengenal Tuhan. Mereka ada dalam persekutuan dengan Dia melalui Firman dan doa. Mereka menyatakan buah Roh (
Mereka mengajar di Sekolah Minggu. Mereka melayani dalam panitia-panitia dan menyumbangkan perbuatan yang berguna. Mereka memiliki kekuatan dan kedewasaan rohani. Tetapi kelihatannya mereka tidak mendapat karunia dan panggilan untuk melibatkan diri dalam pelayanan pemuridan. Salahlah jika kita mencoba memaksa mereka ke arah itu. Mereka perlu tetap menjadi murid, tetapi tidak dapat dipaksakan terlibat dalam menjadikan murid. Kalau terlalu didesak oleh pelatihnya, mungkin mereka akan berputus asa atau memberontak. Karena melebihi karunia dan panggilan mereka.
Dalam Firman Tuhan jelaslah bahwa pekerja Kristus meliputi pekerja-pekerja yang bermacam-macam. Sasaran kita dalam pasal ini dan berikutnya berhubungan dengan pekerja-pekerja yang khusus. Pada waktu Yesus menyatakan bahwa pekerja-pekerjanya sedikit (
Saya dilahirkan dan dibesarkan di sebidang tanah pertanian. Kami selalu mempunyai banyak tugas. Sepanjang tahun kami harus memelihara sapi dan kuda. Rumah, kandang dan pagar harus sering di perbaiki dan lain sebagainya. Pokoknya : bekerja, bekerja dan bekerja.
Tetapi pada waktu tertentu setiap tahun ada saatnya kami memandang ladang kami dan menyadari bahwa sudah tiba waktunya untuk menuai. Kami meninggalkan kebanyakan pekerjaan kami yang lainnya dan menjadi pekerja- pekerja untuk menuai. Itulah macam orang yang disebutkan Yesus pada waktu ia menyatakan bahwa pekerja-pekerjanya sedikit. Ia membicarakan tentang pekerja-pekerja kerajaan Allah yang secara langsung terlibat dalam tugas mengumpulkan jiwa-jiwa bagi Kristus kemudian membina mereka untuk menjadi penuai juga.
Hal itu bukanlah untuk meremehkan pekerjaan dari murid Yesus yang mana saja. Keuangan gereja harus dijalankan secara teratur. Catatan-catatan harus dipelihara sehingga kita dapat menilai pelayanan gereja dengan baik. Guru Sekolah Minggu merupakan kebutuhan yang mutlak. Pekerja-pekerja lainnya dalam gereja melakukan tanggung jawabnya dengan setia. Tetapi pembicaraan kita di sini berhubungan dengan pekerja yang berciri khusus seperti yang disebutkan oleh Yesus (
Mereka yang terpanggil kepada pelayanan untuk menjadikan murid perlu latihan lebih lanjut untuk melengkapi mereka bagi pelayanan yang telah ditempatkan dalam hatinya oleh Kristus. Mereka telah melihat visi untuk melipat gandakan murid dan ingin melibatkan diri di pekerjaan itu. Mereka memperhatikan orang dan ingin memberikan hidup mereka untuk menolong orang lain. Mereka membutuhkan latihan tentang metode-metode pemuridan.
Visi untuk pelipatgandaan. Tanpa visi yang sungguh akan kemanjuran pelipatgandaan murid, orang itu tidak akan berkecimpung dengan orang lain. Tetapi pada waktu ia dapat melihat seluruh dunia di dalam wajah seseorang dan kemungkinan untuk menjangkaunya bagi Kristus, gairahnya dihangatkan oleh Roh Allah. Ia akan ikut serta dalam sasaran hidup Paulus. Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin tiap- tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan segala tenaga sesuai dengan kuasaNya yang bekerja dengan kuat di dalam aku (
Pada suatu waktu Dr.Jerry White, seorang guru astronotika di Akademi Angkatan Udara Amerika Serikat, menjalani suatu percobaan pada sebuah komputer. Jika selembar kertas yang tipis, yang setebal halaman Alkitab, dilipat limapuluh kali, akan menjadi berapa tebalnya? Komputer itu memberikan jawaban yang mengejutkan. Kertas itu akan menjadi setinggi 27,2 juta kilometer. Untuk membandingkannya dengan sesuatu yang dapat dimengerti, kita harus ingat bahwa jarak bumi dan bulan itu adalah 382,4 ribu kilometer.
Percobaan ini menggambarkan kekuatan dari pelipatgandaan. (Saudara lebih suka yang mana, satu hari mendapat satu juta rupiah selama tiga puluh hari atau satu sen setiap hari dilipatgandakan dua kali selama tigapuluh hari?) Pelipatgandaan juga dapat dilaksanakan di dalam bidang rohani, seperti yang dinyatakan Paulus kepada Timotius, Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (
Konsep ini digambarkan lebih lanjut oleh Paulus pada waktu mengingatkan orang-orang Tesalonika, Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan;....dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada Allah (
Jika seorang telah menghasilkan seorang murid, ia telah melipatgandakan dirinya sendiri sebagai seorang murid. Ia telah menjadi seorang pembina murid. Jika seseorang telah menumbuhkan seorang pembina, ia telah menghasilkan lebih banyak murid dan dirinya sendiri sebagai pembina murid. Pelipatgandaan rohani ini menghasilkan murid-murid dan juga pembina-pembina murid.
Memperhatikan orang lain. Untuk menambah visi untuk pelipatgandaan, calon pembina harus mempunyai beban untuk memperhatikan orang lain. Ia harus melihat kemampuan orang lain bagi Allah. Orang-orang Kristen tidak saja memiliki kemampuan yang luar biasa bagi Allah; mereka juga berharga bagi Allah. Mereka adalah anak-anak Allah yang dikasihi. Ia ingin melihat mereka berkembang dan menjadi warga yang bertanggung jawab di dalam kerajaan Allah dengan kehidupannya yang menyenangkan dan memuliakan Allah. Kecuali kita melihat orang sedemikian, kita akan condong untuk memasukkan mereka ke dalam suatu program yang kita harap dapat berhasil.
Tetapi Allah tidak memasukkan kita ke dalam suatu program. Ia secara pribadi melibatkan diri dengan kita. Anak Allah masuk ke dalam tubuh manusia dan menyamakan diri dengan kita. Sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungNya, dan kesengsaraan kita yang dipikulNya (
Paulus mengingatkan gereja di Roma: Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberi tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara- perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai" (
Perhatian untuk orang lain dan visi akan kemampuan seseorang dan akan keberhasilan pelipatgandaan murid adalah dasar dalam kehidupan seorang pembina murid bagi Kristus.
Walaupun punya visi pelipatgandaan murid, seorang pembina yang tidak tahu metodenya akan merasa frustasi. Ia ingin melakukan sesuatu dan melibatkan diri dengan orang-orang tetapi kemampuannya terbatas sebab ia belum pernah di latih dalam metode menyampaikan visinya itu. Saudara dapat menambah pekerja-pekerja untuk masa menuai dengan menolong dia berkembang menjadi murid yang melipatgandakan murid. Ia dapat mengikuti team pemuridan Saudara dan memperluas pengaruh dan pelayanan Saudara. Namun pelibatan diri merupakan jalan dua jalur. Tentunya Saudara ingin orang melibatkan diri dalam pelayanan Saudara untuk menjadikan murid. Tetapi ada syaratnya. Saudara harus terlebih dulu melibatkan diri dengan mereka. Demikianlah teladan Allah, sebab ia inisiatif dengan kita. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus AnakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita....Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (
Yesus datang ke dunia untuk melibatkan diri dengan umatNya. Dan dalam pelibatan diriNya dengan murid-muridNya, Ia melatih mereka. Maka prinsipnya ialah: Di mana tidak ada pelibatan diri, tidak ada latihan pemuridan. Untuk memenuhi keperluan orang yang kita latih, kita harus mengenal orang itu dan melibatkan diri dengan dia.
Di samping mengikuti kelompok bersama dia, Saudara harus meluangkan waktu banyak secara pribadi dengan calon pembina murid supaya lebih mengenal dia. Sebab unsur waktu menjadi sangat penting sekarang, Saudara harus menekankan kebenaran-kebenaran dan metode-metode yang sesuai dengan keperluan pribadinya dan tujuan pemuridan.
Karena Saudara hanya memiliki duapuluh empat jam sehari dan sebab Saudara hanya memiliki hidup satu kali di atas bumi ini, Saudara tak mau membuang waktu. Ini berarti Saudara harus memberikan hidup Saudara kepada orang yang tepat, yaitu mereka yang siap, berkeinginan, dan dapat menerima apa yang Saudara berikan kepada mereka. Dan Saudara harus pasti bahwa apa yang Saudara ajarkan kepada mereka adalah yang dibutuhkannya.
Perhatikanlah seorang ibu bila dia berbelanja untuk keluarga besar dengan keuangannya yang terbatas. Ia sudah belajar mana yang baik untuk dibeli. Ia tidak silau akan tawaran-tawaran yang menggiurkan. Ia mendapatkan yang paling murah.
Kunci untuk membangun sebuah jalan agar dapat menjadi jalanan yang baik ialah memilih bahan yang cocok. Bahan yang cocok dan baik di Alaska bukan bahan yang baik bagi Indonesia. Keadaan cuaca menuntut bahan bangunan yang berbeda. Pemilihan itu penting.
Pemilihan juga merupakan salah satu kunci dalam pelayanan menjadikan orang murid Yesus. Yesus mengajar prinsip itu dengan jelas ketika Dia memilih rasul-rasulNya. Sebetulnya ada banyak murid yang mengikuti Dia. Kita tahu bahwa paling sedikit ada tujuhpuluh orang (
Pemilihan yang dilakukan oleh Yesus berdasarkan dua hal: pengamatan pribadi dan waktu lama dalam doa. Ia tidak terburu-buru tetapi memperhatikan murid-murid dalam berbagai keadaan di mana mereka melayani bersama. Cukup banyak waktu harus terluang untuk memulih orang yang tepat dilibatkan serta dilatih dalam pembinaan murid Tuhan Yesus.
Sifat-sifat manakah yang akan Saudara cari bila mau memilih pembina-pembina untuk team pemuridan Saudara? Saya percaya bahwa mutu yang terutama ialah keinginan untuk menjadi pembina murid, dan keinginan ini dapat terlihat di dalam tiga hal.
Keinginan untuk bekerja dalam suatu pelayanan pemuridan. Memberikan hidup Saudara kepada pembinaan orang lain sangat memakan waktu Saudara dan menuntut kemampuan yang cukup besar dari anggota team itu. Jika Saudara membagikan hidup Saudara dengan seorang yang belum siap, ia tidak akan tahan. Terlalu berat buat dia dan terlalu cepat. Ingatlah bahwa memberi makan terlalu banyak kepada seorang bayi akan lebih mudah menjadikan dia sakit daripada makan sedikit kurang.
Maka carilah seorang yang sangat bergairah untuk terlibat dalam pelayanan. Biasanya kerinduan itu terletak pada kesediaannya untuk bekerja. Pada waktu Saudara membutuhkan dia, dia ada. Jika Saudara ingin bersama-sama dengan dia sebelum makan pagi dan menentukan waktu jam 6.00 pagi, ia telah berada di sana pada jam 5.45 dan ingin mulai.
Keinginan akan Allah. Di samping rindu akan pelayanan pemuridan, orang yang dicari itu harus rindu akan Tuhan Allah. Ia harus memiliki hubungan tegak yang kuat dalam kehidupannya. Ia harus seperti pemazmur zaman dulu: Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah (
Kerinduan untuk berkorban. Ia harus tahu betapa besar pengorbanannya dan mau melakukannya. Saudara harus menjelaskan ongkosnya dan menantang dia seperti yang dilakukan Yesus. Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku (
Sudah lama saya punya keyakinan jika kita harus menjelaskan tantang pemuridan, orang-orang yang menyerahkan diri akan menerima tantangan itu. Itulah yang dilakukan Yesus. Sesudah Ia menjelaskan perkataan keras, sebagian dari murid-muridNya mengundurkan diri dan tidak mau mengikut Dia lagi (
Pada waktu Yesus melihat mereka meninggalkan Dia, Dia berbalik kepada keduabelas murid yang lainnya dan bertanya, Apakah kamu tidak mau pergi juga? (
Saya ingat seorang anak muda yang menunjukkan janjinya yang sungguh-sungguh, maka saya mulai membicarakan pelayanan pemuridan dengan dia. Sikapnya ialah, "Baiklah, saya rasa saya dapat memberikan sedikit waktu kepadamu untuk menolong dalam hal ini."
Salah satu hal yang pertama yang harus saya tunjukkan kepadanya ialah bahwa itu caranya. Saya jelaskan kepadanya apa yang akan dialaminya, betapa besar pengorbanan waktu dan tenaga yang diperlukan dan apa tekanannya. Dan mungkin kadang-kadang kami harus datang lebih awal dan tinggal lebih lambat dan bekerja lebih lama. Saya mencoba berkomunikasi kepadanya artinya memberikan hidup kepada orang lain. Ia menyukai akan apa yang di dengar. Sejak itu ia harus melakukannya.
orang semacam itu tahu bahwa uangnya, waktunya, dan kehidupannya bukanlah miliknya sendiri. Yesus mengatakan, Demikian pulalah tiap-tiap orang orang di antara kamu, yang tidak melepaskan dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi muridKu (
Jika orang ini mempunyai kerinduan terlibat dalam pelayanan pemuridan, bagi Allah sendiri, dan untuk berkorban, ia siap untuk menjadi pembina murid Yesus Kristus.
Dalam pelayanan membina seorang murid, Saudara harus mengutamakan empat hal: keyakinan, titik pandang, keunggulan, dan pembangunan watak yang mendalam.
Keyakinan. Sampai pada saat ini calon pembina itu memegang pendirian Saudara. Ia telah mempelajari mengapa ia harus menghafalkan Firman, mempelajari Alkitab dan berdoa, tetapi pelajaran itu akan melaju sesudah beberapa waktu. Ia perlu memiliki keyakinan sendiri.
Keyakinan itu dibangun dengan dua cara: Penyelidikan Firman Tuhan secara pribadi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan Mengapa.
Pada suatu kali saya bekerja dengan sekelompok anak muda yang sukar melihat kepentingan Firman Allah dalam kehidupan mereka sehari- hari. Saya menyarankan supaya kami mempelajari
Cara yang kedua untuk mengembangkan keyakinan ialah meminta orang itu untuk mencatat semua alasan mengapa ia melakukan sesuatu. Mengapa mengadakan renungan pribadi? Mengapa berdoa? Sekali ia telah memikirkan semua ini, tidak usah ia bergantung pada pendapat dan perkataan Saudara saja. Ia akan punya pendiriannya sendiri. Keyakinan itu lebih dalam daripada doktrin yang dipercayai. Murid Yesus berpegang pada kepercayaannya, tetapi keyakinannya mendukung dia.
Sebagai latihan yang praktis, mintalah calon pembina murid itu mengulangi tujuan-tujuan latihan yang diberikan dalam pasal 6 dan Lampiran I. Mintalah dia untuk mendaftarkan semua dan menuliskan mengapa ia harus melakukannya dan mengapa hal itu harus menjadi bagian dalam kehidupannya. Dalam tujuan yang negatif, tanyalah mengapa harus dihindarinya. Hal itu kelihatannya membosankan, tetapi calon pembina itu harus mengembangkan keyakinannya atas hal-hal ini jika ia mau melanjutkan pemuridan seumur hidupnya dan menjadikan orang-orang murid Yesus.
Titik pandang. Hal kedua yang harus Saudara utamakan dalam melatih seorang pembina ialah titik pandang atau perspektif. Pada waktu seorang datang kepada Kristus, ia masih merupakan orang yang berpusat kepada dirinya. Pada waktu ia mulai bertumbuh dalam Tuhan, sudut pandangannya akan bertambah sedikit. Ia mulai sadar akan keperluan orang lain di kelas Sekolah Minggu atau dalam persekutuan gereja. Kemudian seorang utusan Injil datang ke gerejanya dan ia menjadi sadar akan keperluan yang lainnya lagi. Ia mulai memandang dunia ini dari sudut pandangan yang lainnya.
Visinya diperbesar. Perhatiannya mulai mencapai lebih jauh daripada dirinya sendiri. Ia hidup di dalam alam kehidupan yang berbeda. Ia sedang mengembangkan pemandangan yang baru. Hal ini tidak terjadi dengan mudah. Tetapi pada tahap ini dalam kehidupannya ia harus langsung kepada tujuannya yaitu dirinya sendiri dikesampingkan sebagai latar belakang saja dan visinya dipusatkan kepada Tuhan sendiri, kehendak Allah, pekerjaanNya, dan kebutuhan orang lain.
Keunggulan. Hal ketiga yang harus dimiliki oleh seorang pembina ialah sikap yang ingin keunggulan. Ia harus menjadi cakap dalam pelayanannya kepada orang lain dan melakukannya dengan baik. Kesaksiannya, pelayanannya, dan keterlibatannya harus memantulkan kesaksian dari Yesus sendiri, yang menjadikan segala-gala baik (
Seorang pengarang Alkitab pernah berdoa: Maka Allah damai sejahtera, yang oleh darah perjanjian yang kekal telah membawa kembali dari antara orang mati Gembala Agung segala domba, yaitu Yesus, Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendakNya, dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepadaNya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin (
Jika kita diperlengkapi dengan segala yang baik untuk melakukan kehendak Allah, tentunya semua itu melalui Yesus Kristus. Memang dialah satu-satunya yang pernah melakukan segala sesuatu itu dengan baik. Maka jika Saudara mau mengembangkan sikap akan keunggulan di dalam orang-orang yang Saudara latih, Saudara harus membawa mereka kepada tahap di mana mereka menyerahkan dirinya sendiri kepada Yesus dan membiarkan Dia hidup melalui mereka.
Pakailah tujuan latihan dalam pasal 6 dan Lampiran I sekali lagi sebagai latihan praktis. Kali ini mintalah murid Saudara menyelidiki kembali daftar itu dan menuliskan bagaimana ia dapat melakukan hal-hal ini sebaik mungkin. Juga melatih dia sedemikian baiknya sehingga ia dapat menceritakannya kepada orang lain, orang yang sedang ditolongnya dalam kehidupan Kristen.
Kelihatannya pekerjaan ini sulit dan memang demikian. Tetapi jika kita harus menolong seseorang menjadi seorang pembina murid yang efektif, ia harus tahu apa dan mengapa tentang pemuridan dalam pikirannya dan hatinya. Dan ia harus menjadi terampil dalam pelayanan menolong orang lain dan membangun prinsip-prinsip itu kedalam hidup mereka. Latihan dan pelajaran yang dangkal dan bodoh tidak dapat menghasilkan seorang pembina yang memantulkan keunggulan dalam pelayanan kepada Yesus Kristus.
Watak yang mendalam. Hal yang perlu diutamakan trakhir ialah supaya watak dan pengalama murid dengan Tuhan terus diperdalam. Hal ini merupakan tekanan seumur hidup. Iman, kemurnian, kejuuran, kerandahan hati dan kebajikan lainnya tidak pernah dikuasai sekaligus dalam hidup ini. Kita harus terus bertumbuh dan menjadi dewasa.
Yesus berkata bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (
Paulus juga menggambarkan tujuan itu terdiri dari orang-orang yang terpisah dari Yesus Kristus--orang yang terbuang, orang asing, orang tanpa harapan, dan tanpa Allah (
Nah, seorang pembina ialah seorang murid ditambah sesuatu. Dalam Firman Tuhan ia digambarkan sebagai sorang yang sedang menuai diladang. Ia adalah seorang yang menabur dan menuai (
Pembina-pembina menolong memenuhi Amanat Agung. Yesus berkata bahwa inilah tempatnya bagi mereka. Kita harus memusatkan perhatian kita pada penambahan jumlah pembina-pembina murid Yesus.