Doa bagi misi penginjilan di Negara Amerika Latin
Jumlah gereja di Amerika Latin mengalami peledakan. Itu merupakan kabar yang bagus. Kabar buruknya adalah di sana belum tersedia cukup pemimpin terlatih untuk mengajari para petobat baru. Sebagai respon terhadap hal tersebut, Evangelical Free Church Mission baru-baru ini meluncurkan Latin America Training Network (LATN). Pendeta Free Church, Keith Anderson, menjelaskan fungsi LATN sebagai suatu \'sekolah tanpa dinding\' dan menawarkan pelatihan on-site sesuai dengan lokasi para pemimpin tersebut. Satu hal yang unik dari LATN adalah LATN tidak mengirim para profesor, tapi menyelenggarakan pelatihan bagi para siswa dan semua materi LATN tersaji di internet. Anderson mengatakan bahwa pelayanan LATN tersebut baru dalam tahap awal dan mereka bermaksud mengembangkan pelayanan itu di masa mendatang. Dua kursus utama yang diberikan LATN telah diuji coba oleh 20 siswa. Tujuannya adalah sekali kita memiliki kelompok inti dari kursus-kursus tersebut maka kita dapat menawarkan LATN kepada umum. Tetapi sekarang ini kami baru mencobanya kepada 20 siswa dari berbagai negara di Amerika Latin.
Sumber: Mission Network News, September 16th, 2002
Banyak orang Amerika Latin yang mengikuti pelatihan pelayanan Injil. Mereka merencanakan untuk kembali ke daerah asal masing-masing atau melakukan pelayanan lintas budaya baik sebagai pendeta maupun misionaris. Paul Sywulka adalah presiden dari the Central American Theological Seminary di Guatemala. Pelatihan ini merupakan salah satu program dari CAM International dan terbesar di Amerika Tengah.
"Orang-orang Amerika Latin cenderung menyadari kenyataan bahwa mereka mempunyai banyak persamaan dengan budaya-budaya lain di Dua-Pertiga Belahan Dunia, dan kemungkinan, kehadiran mereka tidak sama dengan halangan atau menciptakan kesulitan-kesulitan sama yang kadang-kadang dihadapi oleh para misionaris Amerika Utara."
Sywulka mengatakan bahwa umat percaya Amerika Latin melihat adanya pola penginjilan di sekitar mereka dan mereka mendapat visi dari hal tersebut.
"Mereka seolah-olah merasakan bahwa Allah telah membangkitkan gereja di Amerika Latin untuk berperan aktif dalam sejarah saat ini."
Sumber: Mission Network News, May 12th, 2003
Seorang generasi Kristen baru di Amerika Latin yang juga seorang misionaris Dawn di Colombia, Berna Salcedo, mengatakan, "Beberapa waktu yang lalu, saat saya berada di Santiago, ibukota Chile, saya melihat sekelompok orang muda di jalanan. Pakaian dan rambut mereka warnanya mencolok, begitu juga dengan lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Yang membuat saya heran, mereka menyanyikan lagu-lagu Kristiani. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka mengikut Yesus tetapi tidak dengan cara penginjilan tradisional seperti yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Mereka ingin mengabarkan Injil kepada orang-orang yang tidak akan pernah menginjakkan kakinya di sebuah gereja tradisional. Sebagai tindak lanjut dari pernyataan yang mengejutkan itu, saya mencari informasi seputar fenomena tersebut di Amerika Latin. Amerika Latin adalah benua termuda; 60% penduduknya berusia dibawah 34 tahun; jutaan orang tidak memiliki agama, kecuali orang-orang pinggiran yang telah sedikit mengenal kebudayaan, seperti jenis musik. Berdasarkan penelitian saya, gereja-gereja yang sudah didirikan, hampir tidak pernah melakukan penginjilan kepada generasi ini. Itulah alasannya mengapa sekelompok orang muda tersebut meninggalkan gereja di Chile; mereka merasa tidak diterima! Pada saat para pemimpin Kristen muda dari Paraguay, Meksiko, Brazil, Chile, Peru, dan Venezuela berkumpul, sebuah gerakan baru yang bernama "Amanecer X" (dalam bahasa Spanyol disebut "Dawn X") dibentuk dengan koordinator Olgalvaro Bastos. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan gereja-gereja yang akan memuridkan dan melatih generasi ini. Lebih dari 300 pendiri gereja muda telah siap untuk dilatih. Para pemimpin muda ini tidak membiarkan tradisi-tradisi formal kembali mengikat mereka sehingga gerakan ini sepertinya menyebar lebih cepat dari penyakit! Jika Anda ingin tahu lebih banyak, kunjungi situs mereka -- jika Anda berani!
==> http://www.tribalgeneration.com.br
Sumber: FridayFax, July 2, 2004
Seorang generasi Kristen baru di Amerika Latin yang juga seorang misionaris Dawn di Colombia, Berna Salcedo, mengatakan, "Beberapa waktu yang lalu, saat saya berada di Santiago, ibukota Chile, saya melihat sekelompok orang muda di jalanan. Pakaian dan rambut mereka warnanya mencolok, begitu juga dengan lagu-lagu yang mereka nyanyikan. Yang membuat saya heran, mereka menyanyikan lagu-lagu Kristiani. Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka mengikut Yesus tetapi tidak dengan cara penginjilan tradisional seperti yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Mereka ingin mengabarkan Injil kepada orang-orang yang tidak akan pernah menginjakkan kakinya di sebuah gereja tradisional. Sebagai tindak lanjut dari pernyataan yang mengejutkan itu, saya mencari informasi seputar fenomena tersebut di Amerika Latin. Amerika Latin adalah benua termuda; 60% penduduknya berusia dibawah 34 tahun; jutaan orang tidak memiliki agama, kecuali orang-orang pinggiran yang telah sedikit mengenal kebudayaan, seperti jenis musik. Berdasarkan penelitian saya, gereja-gereja yang sudah didirikan, hampir tidak pernah melakukan penginjilan kepada generasi ini. Itulah alasannya mengapa sekelompok orang muda tersebut meninggalkan gereja di Chile; mereka merasa tidak diterima! Pada saat para pemimpin Kristen muda dari Paraguay, Meksiko, Brazil, Chile, Peru, dan Venezuela berkumpul, sebuah gerakan baru yang bernama "Amanecer X" (dalam bahasa Spanyol disebut "Dawn X") dibentuk dengan koordinator Olgalvaro Bastos. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan gereja-gereja yang akan memuridkan dan melatih generasi ini. Lebih dari 300 pendiri gereja muda telah siap untuk dilatih. Para pemimpin muda ini tidak membiarkan tradisi-tradisi formal kembali mengikat mereka sehingga gerakan ini sepertinya menyebar lebih cepat dari penyakit! Jika Anda ingin tahu lebih banyak, kunjungi situs mereka -- jika Anda berani!
==> http://www.tribalgeneration.com.br
Sumber: FridayFax, July 2, 2004
Banyak orang mengetahui bahwa gereja di Amerika Latin berkembang dengan pesat. Hal ini berarti pelatihan pemimpin gereja sangatlah diperlukan. Perwakilan dari Evangelical Free Church Association mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memberikan pelatihan pemahaman Alkitab kepada para pemimpin. Tahun 2002, Evangelical Free Church Association telah meluncurkan sekolah teologi via internet, namun sekarang butuh hal yang lebih lagi. "Ada sejumlah pendeta yang ingin mendapat lebih banyak pendidikan, namun mereka tidak dapat melanjutkan pendidikan karena sejumlah alasan. Latin America Training Network (LATN) memberikan respon terhadap kebutuhan para pemimpin gereja di Amerika Latin." Perwakilan LATN mengatakan bahwa mereka sedang membuat program dengan kurikulum baru yang akan diluncurkan tahun 2005. Tim LATN bekerja keras karena: "Kami melihat bahwa hal tersebut menjadi kebutuhan yang mendesak. Setiap hari kami lihat sekitar 8000 petobat baru di Amerika Latin. Hal ini menciptakan kebutuhan akan pemimpin gereja yang cukup besar dan ini menjadi sasaran utama LATN."
Sumber: Mission Network News, June 24th 2004
Perkembangan ekonomi telah membuka banyak hati untuk mengenal Kristus. Setelah selama 20 tahun Floresta menyediakan sarana-sarana untuk mengembangkan bidang ekonomi dan pertanian di Republik Dominika tanpa/sedikit mengharapkan adanya buah-buah rohani melalui pelayanan itu, saat ini harapan itu mulai membuahkan hasil. Perwakilan dari Floresta, Scott Sabin, mengatakan bahwa Floresta telah mengadakan program Pemahaman Alkitab bagi para pemimpin awam. Program ini diselenggarakan bekerjasama dengan para pendeta lokal. "Kami telah melatih 110 pemimpin awam untuk memimpin kelompok Pemahaman Alkitab (PA). Sekarang kami telah memiliki 82 kelompok PA reguler di 30 desa. Dari kelompok tersebut, ada 560 orang yang ikut PA. Sekitar 113 orang dari 560 orang tersebut telah membuat keputusan untuk menerima Kristus pada tahun lalu." Para pendeta lokal tertarik dengan program ini. "Program tersebut membantu gereja-gereja mereka untuk bertumbuh. Sisi lain dari program ini adalah kami bisa mendorong para pendeta agar bisa memberi semangat kepada para jemaatnya untuk menjangkau komunitas di sekitar mereka dan terlibat dalam permasalahan-permasalahan sosial yang ada ... dengan mensharingkan Injil (satu-satunya jalan utama untuk mengatasi permasalahan) kepada masyarakat."
Sumber: Mission Network News, August 8th 2005
Pokok Doa
Worldwide Christian Schools (WCS) mengajak anak-anak untuk ikut dalam program 'Share the Joy'. Perwakilan dari CWS, Steve Guerink, menjelaskan tentang 'Share the Joy' -- sebuah program yang bertujuan untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa sekolah mereka dapat menjadi sebuah bagian dari program misi di tempat-tempat lain. Program ini merupakan unit interaktif yang bisa digunakan para guru dengan tujuan untuk membuat anak-anak bersukacita tentang segala sesuatu yang terjadi di Republik Dominika. "Tujuan program ini adalah memberikan kesadaran misi di setiap kelas 'Share the Joy' menjadi alat bantu bagi seorang guru untuk mengetahui seluk beluk pelayanan WCS di 21 sekolah yang ada di Republik Dominika. Guerink mengatakan bahwa ada kesempatan besar bagi penginjilan di sekolah- sekolah yang mereka layani. "Para guru di sekolah dapat berdekatan dengan anak-anak hari demi hari. Mereka tidak hanya sekadar mengajar tentang pengetahuan, namun sekaligus juga memberitakan kabar sukacita Injil. Selanjutnya, anak-anak tersebut bisa membawa kabar sukacita itu dalam keluarganya." Pada saat kelas-kelas atau sekolah- sekolah mulai menjadi sponsor bagi sekolah-sekolah Kristen lainnya yang ada di Republik Dominika, mereka mulai melebarkan Kerajaan Kristus.
Sumber: Mission Network News,May 9th 2005
Poko Doa