Malaysia memiliki hukum yang ketat untuk melarang orang-orang Kristen memberitakan Injil kepada orang-orang Muslim. Para pekerja EHC (Every Home for Christ) harus sangat berhati-hati agar tidak melanggar hukum itu saat mereka mensharingkan Injil dari rumah ke rumah. Penduduk Malaysia yang telah mengenal Kristus sangat memahami bahwa budaya mereka sangat membantu para pekerja EHC. Bekerja sama dengan para pekerja EHC, mereka seringkali mengunjungi rumah-rumah yang dihuni orang-orang non-Kristen. Dengan melayani orang-orang non-Muslim di Malaysia, pekerja EHC telah menerima lebih dari 37.000 respon mereka terhadap Injil.
Sumber: Fax of the Apostles, August 2002
Kekristenan berkembang dengan cepat di antara suku-suku yang ada di Malaysia dengan berdirinya gereja (denominasi) pribumi/asli yang memiliki jemaat lebih dari 500.000 orang. Borneo Gospel Mission, atau Sidang Injil Borneo, memulai pelayanannya di daerah peninsula bagian timur Malaysia, tepatnya di pulau Borneo (Sabah), sebelum lembaga ini mengirimkan para misionaris ke bagian peninsula bagian barat Malaysia. Malaysia di bagian timur dihuni oleh lebih banyak kelompok suku dengan kepercayaan animisme. Bagian ini kurang berkembang bila dibandingkan dengan bagian barat. Peninsula barat sebagian besar dihuni oleh penduduk Melayu yang mayoritas beragama muslim. Gereja Presbiterian juga terlibat dalam pelayanan kepada suku-suku terabaikan. Pelayanan outreach ini dimulai sejak 10 tahun yang lalu saat banyak suku mulai pindah ke wilayah Peninsula bagian barat untuk mencari pekerjaan. Pendeta gereja Presbiterian mengatakan: "Suku Iban yang dilayaninya dulu terkenal dengan kekejamannya karena suka memenggal kepala manusia. Sekarang mereka menjadi penginjil- penginjil yang dahsyat. Meskipun mereka tidak terlalu bagus dalam hal pemuridan, namun Injil telah mengubah hidup mereka."
Sumber: What In The World, May 31, 2002