Dengan adanya kemungkinan militer Amerika akan menyerang Irak, sebuah pelayanan evangelical meminta orang-orang Kristen untuk berdoa. Johan Companjen, presiden dari Open Doors International, mengatakan bahwa umat percaya di Irak mungkin akan menghadapi tindak kekerasan yang lebih besar lagi jika perang itu terjadi. "Akan sulit bagi umat Kristen karena mereka dianggap identik dengan negara Barat. Kesalahan konsepsi ini dihadapi umat Kristen di Irak setiap harinya." Namun, menurut Companjen, hal ini juga menjadi waktu yang strategis bagi gereja di Irak, "Kami telah belajar bahwa sesudah melayani selama 50 tahun orang-orang Kristen teraniaya, maka waktu krisis ini juga menjadi waktu yang penuh peluang." Umat Kristen teraniaya tidak meminta doa agar penganiayaan itu berakhir, tetapi doa agar mereka menjadi semakin kuat dan mempercayai Allah karena ini merupakan penyataan bahwa Allah telah mengerjakan perkara- perkara besar yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.
Sumber: What In the World, October 30, 2002
Irak dengan ibukotanya Baghdad berpenduduk sebanyak 23,5 juta. Penduduknya beragama Islam sebanyak 96,4%; Katolik 1%; Ortodoks 0,5%; dan Kristen 0,05%. Ada bahaya bahwa akan ada perang lagi di Irak. Masalah dalam negeri: ekonomi buruk sekali, karena itu banyak penduduk menderita. Orang Kristen memerlukan ketabahan, khususnya dalam waktu genting ini, karena mereka terus-menerus diancam dan dianggap sebagai musuh negara. Orang Kurdi tinggal di bagian Utara (4 juta), hampir semua beragama Islam. Mereka dilindungi oleh PBB. Mereka cemas dan frustasi, mencoba lari ke Eropa atau Australia. Orang Kristen menghadapi tantangan dari keluarga mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya. Ada pelayanan di Suli, di Penjwin, dan beberapa tempat lain.
Sumber: Buletin "Pokok-pokok Doa Penginjilan Sedunia", Oktober 2002