You are hererenungan / Tolong, Saya Kecanduan Media Sosial!

Tolong, Saya Kecanduan Media Sosial!


By suwandisetiawan - Posted on 01 October 2019

Berbagai aplikasi media sosial kini menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Contohnya, Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, Line, WeChat, Snapchat, LinkedIn, dan masih banyak lagi. Setidaknya, salah satu dari sekian banyak aplikasi tersebut pernah kita manfaatkan sebagai sarana komunikasi maupun pencarian informasi.

Namun, di balik segudang manfaatnya, media sosial bisa menjadi musuh besar jika kita kecanduan menggunakannya.

Seperti apa contohnya?

Kita gelisah ketika hanya sedikit yang melihat stories atau memberi jempol pada foto yang kita pasang, atau followers kita tidak sebanyak orang lain. Kita jadi tidak percaya diri karena merasa hidup kita tak seindah kisah-kisah yang ditampilkan orang lain. Lalu, rasanya ada yang kurang kalau sehari saja kita tidak buka laman medsos. Kita tidur kemalaman, bangun kesiangan, cuek terhadap sekeliling, karena terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya ketimbang dunia nyata.

Apakah Anda melihat gejala-gejala kecanduan medsos pada diri Anda?

Jika ya, mari pelajari solusinya bersama-sama.

Perkuat Self-Control

Pondasi Anda untuk bebas dari kecanduan media sosial sebenarnya simpel saja—it’s all about self-control. Sayangnya, pengendalian diri ini mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan.

Untuk itu, kita perlu tahu dari manakah kita bisa mendapatkan pengendalian diri?

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. – Galatia 5:22-23

Pengendalian diri adalah hasil dari buah-buah Roh. Lalu, dari mana datangnya buah-buah Roh?

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” – Yohanes 15:5

Hanya di dalam Yesus-lah kita dapat menghasilkan banyak buah Roh, dan termasuk di antaranya, pengendalian diri. Jadi, untuk bisa mengontrol diri dalam hal apa pun, Anda harus hidup di dalam Tuhan.

Kalau tanpa Tuhan bagaimana?

Ayat di atas menyatakan bahwa Anda tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Tuhan.
Tanyakan 3 Hal Ini pada Diri Sendiri

Ada tiga hal yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri agar tidak kecanduan media sosial.

1. Apa tujuan saya menggunakan media sosial?

Dengan landasan self-control yang Anda pelajari di atas, cobalah tanya pada diri sendiri, “Mengapa saya memerlukan media sosial? Apa tujuannya?”

Pada dasarnya, media sosial memudahkan para penggunanya bertukar informasi, menghubungkan mereka dalam jaringan sosial dan profesional, serta menjadi salah satu sarana pemasaran bisnis. Dengan medsos, jarak tidak lagi menjadi kendala dalam komunikasi.

Namun, fungsi dasar medsos tersebut kini sudah bergeser bagi sebagian orang. Untuk itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara pribadi:

Apakah saya menggunakan media sosial sebagai wadah curhat?

Apakah saya sengaja menarik perhatian orang melalui media sosial (bukan dalam kapasitas profesional atau bisnis)?

Anda harus paham bahwa media sosial tidak bisa menggantikan kehadiran manusia secara real atau mengisi kekosongan hati Anda.

Hanya Tuhanlah yang dapat mengisi kekosongan hati Anda. Kehangatan persahabatan secara tatap muka tidak akan pernah bisa digantikan oleh persahabatan di dunia maya.

Jika Anda menggunakan media sosial untuk tujuan semacam ini, tak heran Anda jadi kecanduan. Anda akan terus melirik layar notifikasi medsos untuk mengetahui siapa yang like, follow, atau comment status Anda, apa komentarnya, dan seterusnya. Kalau hal-hal tersebut tidak Anda dapatkan, Anda tidak puas dan merasa ada yang salah postingan Anda.

Jadi, kalau tujuan Anda menggunakan media sosial saja salah, bagaimana hasilnya bisa benar?

Cobalah perbaiki tujuan Anda terlebih dahulu. Jika Anda butuh teman, carilah teman yang real (bukan hanya via media sosial) dan lewat komunitas yang benar. Jika Anda butuh seseorang untuk mengisi kekosongan hati Anda, carilah Tuhan. Ambil waktu untuk mempelajari firman-Nya. Tuhan sengaja meletakkan kekosongan tersebut, supaya Anda mencari Dia dengan sepenuh hati.

“Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” – Yohanes 10:10

Rasa puas dan pemenuhan yang sejati sesungguhnya datang dari Allah saja.

2. Apakah tujuan itu berguna?

Setelah punya tujuan yang benar dalam menggunakan media sosial, tanyakan pertanyaan kedua: “Apakah semua itu benar-benar berguna untuk saya?”

Media sosial memungkinkan Anda memperoleh informasi dari seluruh penjuru dunia secara real-time.

Masalahnya, apakah Anda betul-betul membutuhkan semua informasi tersebut?

“Eh, artis A married sama artis B, lho. Si ini cerai sama yang itu …”

“Ih, dia ini hidupnya enak, ya. Kerjanya jalan-jalan keluar negeri melulu …”

Media sosial membantu kita tetap update dengan keadaan teman-teman kita. Kita bisa tetap berkomunikasi dengan mereka yang jauh secara fisik. Tapi, sadarkah Anda, terkadang informasi yang masuk bisa jadi terlalu banyak, dan sesungguhnya, tidak Anda perlukan?

Apakah Anda perlu senantiasa update dengan status artis di seluruh dunia? Apakah Anda harus selalu tahu situasi ekonomi dan politik global saat ini juga?

Ada sejumlah profesi yang mengharuskan seseorang mendapatkan informasi dengan cepat, misalnya jurnalis atau pialang saham. Namun, jika itu bukan pekerjaan Anda, terlalu banyak informasi—apalagi yang tidak diperlukan—bisa membuat Anda minder dan kurang bersyukur.

Ketahuilah, orang-orang umumnya hanya membagikan hal-hal yang mereka izinkan untuk Anda lihat, bukan semuanya. Anda hanya melihat sisi yang bagus-bagusnya saja di media sosial. Kalau Anda iri dan mulai membandingkan secuplik foto atau status mereka dengan hidup Anda secara keseluruhan, it’s not fair. Itu bukanlah perbandingan yang tepat. Sesungguhnya Anda sedang membiarkan diri Anda ditipu.

Saya pernah post sebuah foto ketika jalan-jalan keluar kota, dengan ekspresi wajah bahagia dan tak lupa sebaris caption yang keren. Padahal, foto itu diambil sehabis saya menangis karena bertengkar dengan adik. Tapi, siapa yang tahu? Hanya saya. Dan, Tuhan.

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” – Filipi 4:8
Segala sesuatu bisa kelihatan baik, tetapi belum tentu berguna bagi Anda. Gunakan waktu dan pikiran Anda untuk hal-hal yang jauh lebih penting dan lebih berharga.

3. Sudahkah saya menggunakan waktu saya dengan efektif?

Nah, setelah menyortir apa yang seharusnya dilakukan dengan medsos, pertanyaan selanjutnya adalah: “Apakah saya sudah menggunakan waktu secara efektif untuk mendapatkan manfaat maksimal dari media sosial?”

Berikut tips dan trik agar Anda tetap bisa menikmati manfaat media sosial tanpa kecanduan:

Cek medsos hanya setelah pulang kerja / kuliah
Buka medsos saat ada layanan Wi-Fi gratis saja (lumayan menghemat kuota internet juga, kan?)
Log out dari semua akun medsos saat jam kerja / kuliah
Batasi waktu penggunaan medsos setiap hari, contoh maksimum 30 menit
Hanya boleh cek medsos setelah … (saat teduh, semua pekerjaan hari itu selesai, di atas jam tertentu, dan lain-lain)

Tanpa sadar, Anda mungkin menghabiskan sekurang-kurangnya 1-2 jam setiap hari untuk mengecek media sosial. Hari akan berganti hari. Bulan berganti bulan. Coba Anda jumlahkan semuanya; jangan-jangan total waktunya bisa Anda gunakan untuk hal-hal yang jauh lebih bermanfaat.

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. – Efesus 5:15-17

Jadi, sudahkah Anda menggunakan waktu yang Tuhan berikan dengan bijak?
Janganlah seperti orang bebal yang membuang-buang waktu. Pakailah waktu Anda untuk memahami kehendak Tuhan. Suatu hari nanti, semua yang Anda lakukan di bumi harus Anda pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Siapkah Anda?

Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan! – Pengkhotbah 11:9

Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. – Roma 14:12

So, sebenarnya tidak susah, kan, untuk melepaskan diri dari kecanduan media sosial?

Anda hanya perlu belajar mengendalikan diri, serta memeriksa apakah tujuan dan faedah penggunaan, serta penggunaan waktu Anda dalam memanfaatkan media sosial sudah benar. Be wise. Control your life before it controls you. Sekali Anda menguasai ilmu ini, Anda bisa menerapkannya di area lain dalam hidup. Dan, ingatlah bahwa pengendalian diri hanya bisa Anda dapatkan jika Anda tinggal di dalam Yesus.

Amin.

Source: https://gkdi.org/blog/kecanduan-media-sosial/

Tags