You are hererenungan / Resep Rahasia Sukacita Sejati
Resep Rahasia Sukacita Sejati
Apakah saat ini Anda bersukacita? Apakah sukacita Anda bersumber dari situasi tertentu atau karena predikat Anda sebagai orang Kristen?
Lalu, mengapa banyak orang yang mengaku Kristen, rajin pelayanan dan ibadah, tetapi tidak merasakan sukacita? Hidupnya terbelenggu dukacita, entah dalam bentuk kesedihan, kekhawatiran, kekecewaan, bahkan kepahitan. Atau, orang-orang di sekeliling Anda bersukacita, tetapi Anda tidak.
Apa resepnya supaya kita bisa selalu bersukacita?
Senang, tapi Tidak Sukacita
Saya dikenal sebagai seorang yang ceria, punya rasa humor yang tinggi, dan gampang mencairkan suasana. Seorang ekstrovert yang mudah bergaul, bahkan orang yang baru kenal sekalipun. Teman-teman sering berkomentar, “Kamu sepertinya nggak pernah sedih, hidupmu tanpa masalah. Ketawa melulu, selalu bersukacita, dan pembawaanmu menyenangkan.”
Awalnya saya bersyukur sekaligus bangga dengan komentar mereka. Namun, pada suatu titik, saya berpikir, “Kalau saya bisa membuat orang lain tertawa, membawa sukacita bagi mereka, kenapa saya tidak bisa merasakan hal serupa?”
Rasa senang bersifat sesaat dan situasional, sedangkan sukacita berjangka lama dan tak tergantung kondisi eksternal. Walaupun dari luar saya kelihatan senang, sesungguhnya saya tak dapat memberi sukacita untuk diri sendiri. Saya merasa telah berjuang untuk membahagiakan keluarga, tetapi diri sendiri tidak bahagia. Ujung-ujungnya, saya mulai mengasihani diri.
Namun, ketika saya mulai rutin Bible study, belajar mengenal Tuhan dan diri sendiri, saya pun bisa merasakan sukacita. Pemahaman saya tentang Allah membantu mengubah pola pikir saya tentang sukacita.
Berikut saya bagikan rahasia mendapatkan sukacita sejati.
3 Resep Rahasia Sukacita Sejati
1. Resep 1: Kenali Tujuan Hidupmu
Kalau ditanya, “Kenapa Anda diciptakan Tuhan dalam lingkungan sekarang?” apa jawaban Anda?
Beberapa mungkin berkata, “Untuk memuliakan nama Tuhan.” Jawaban yang umum dan lumrah, tapi sempat membuat saya tetap tidak memahami tujuan hidup saya.
Kemudian, saya menemukan ayat ini:
“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” – Efesus 2:10
Setiap manusia diciptakan dengan tujuan dan sesuai gambar Allah (Kejadian 1:27). Kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, yang Allah rencanakan sebelum kita lahir. Dia ingin kita menghidupi tujuan tersebut dengan berada di dalam-Nya. Artinya, kita memiliki pola pikir, karakter, dan hati yang sama seperti Kristus (Christlike).
Dengan mengenali dan menjalani tujuan hidup kita, barulah kita dapat bersyukur. Kita tidak lagi mengasihani diri atau terus-terusan bingung, tetapi menaruh harapan kepada Tuhan dan berusaha menyenangkan hati-Nya.
2. Resep 2: Belajar Peduli dan Mengasihi Orang Lain
“Aku mengucap syukur kepada Allahku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.” – Filipi 1:3-4
Paulus, yang sedang mengalami penganiayaan, tetap dilimpahi sukacita saat berdoa dan bersyukur bagi jemaat Filipi. Padahal, jemaat Filipi saat itu digerogoti ajaran sesat dan perselisihan internal. Namun, respon Paulus tetap positif.
Ketika saya mempraktikkan teladan Paulus, barulah saya paham kenapa Paulus mampu senantiasa bersukacita. Saat saya belajar peduli dan mengasihi orang lain—terutama mereka dengan latar belakang dan golongan berbeda—saya merasakan sukacita tak ternilai.
Pola pikir yang benar tentang kasih memberi kita sukacita sejati. Saat saya mendoakan atau membantu orang lain tanpa pamrih, saya mengambil bagian dalam pergumulannya. Inilah yang membuat hidup saya lebih bermakna sebagai seorang Kristen. Menyaksikan orang lain bertumbuh dalam iman dan bagaimana Tuhan bekerja dalam hidupnya memberi saya sukacita luar biasa.
3. Resep 3: Bertobatlah
“Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat.” – 2 Korintus 7:9
Kita akan sulit mengalami sukacita kalau masih mempermainkan Tuhan dengan dosa. Pertobatan adalah bagian dari langkah iman. Mengaku percaya pada Yesus, tetapi tidak bertobat, berarti belum sepenuhnya percaya (Lukas 13:1-5).
Dahulu Paulus adalah penganiaya murid Yesus. Setelah berpaling dari dosa-dosanya dan mengikut Kristus, Paulus pun mendapatkan sumber sukacita sejati (2 Korintus 7:9-11). Jadi, mari tanggalkan belenggu dosa supaya kita dapat merasakan sepenuhnya sukacita Allah dalam hidup kita.
Dengan mengenali tujuan hidup Anda, belajar mengasihi orang lain, dan bertobat, niscaya hidup Anda akan terisi sukacita sejati. Silakan mencoba resep rahasia di atas, dan selamat menjalani hidup penuh sukacita!
Source : https://gkdi.org/blog/resep-rahasia-sukacita-sejati/
- suwandisetiawan's blog
- Login to post comments
- 928 reads