You are herePenginjilan / Memprioritaskan Pekerjaan Tuhan
Memprioritaskan Pekerjaan Tuhan
Ditulis oleh: Lena N.
Baru-baru ini saya membaca majalah Kristen tentang gereja masa sekarang yang sedikit menyimpang dari esensinya. Dalam majalah tersebut dikatakan bahwa banyak gereja lebih sibuk untuk membangun secara fisik, bahkan dengan mudahnya mengeluarkan dana milyaran untuk pembangunan fisik maupun untuk memfasilitasi jalannya ibadah. Yang tentu menjadi sorotan bagi pembaca adalah ketika disebutkan bahwa untuk membeli drum satu set saja dikeluarkan uang hingga 180 juta rupiah. Saat membaca majalah tersebut, tersentak saya mengatakan "Wow". Saya tidak bisa membayangkan bahwa harga satu set drum akan mencapai 180 juta, dan langsung membandingkan bahwa itu seharga satu mobil. Saya berpikir dan berkata dalam hati: "Apa bedanya dengan drum yang lainnya? Apakah hanya dengan harga drum 180 juta dapat menghadirkan hadirat Tuhan?" Sejenak saya bingung. Namun, saya tidak akan menghakimi gereja yang memfasilitasi pembelian drum seharga itu, pemikiran saya justru lebih kepada apakah pengeluaran untuk bermisi lebih sedikit dibandingkan untuk memfasilitasi yang di dalam gereja? Jika gereja lebih sedikit mengeluarkan dana untuk bermisi, hal itu menjadi dilema bagi saya!
Dalam Ulangan 15:11 dikatakan "Sebab orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian: Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu." Memberi adalah alat kita untuk melakukan misi. Dan, hal itu merupakan hati Tuhan yang perlu untuk kita kerjakan. Jujur jika melihat di sekeliling saya, ada banyak orang yang masih membutuhkan bantuan dan bahkan masih banyak lagi yang hari ini berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dan berpikir besok apakah mereka bisa makan atau tidak. Melihat keadaan di sekitar yang masih membutuhkan bantuan, terkadang saya berkata kepada Tuhan: "Tuhan, jika uang untuk membeli satu set drum 180 juta tersebut diberikan untuk orang-orang yang paling membutuhkkan, maka ada banyak orang yang bisa dibantu". Dalam khotbahnya, Herman Mahendra mengatakan bahwa bermisi bukan hanya soal pergi ke daerah terpencil dan memberitakan Injil, bukan juga soal menjadi garam dan terang di tempat kita sekarang ada, bukan juga soal melakukan pelayanan ini dan itu, atau apa pun definisi Anda. Bermisi adalah bagaimana kita bisa memulai semuanya itu dari dalam diri kita sendiri, memenuhi segala kebutuhan yang kita ketahui untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada semampu dan sebaik yang dapat kita lakukan. Lalu, ijinkan Tuhan menyelesaikan bagian-Nya. Memang tidak mudah, yang pasti selalu ada tantangan yang menghadang, tetapi Allah mengijinkan masalah ini dan itu pasti ada maknanya, dan itu adalah demi kebaikan kita. (Roma 8:28).
Kesuksesan sebuah gereja tidak pernah dinilai dari semegahnya gedung dan fasilitas gereja, tetapi pada seberapa serius komitmen gereja untuk bermisi. Sebab, bermisi adalah tugas setiap orang percaya dan juga adalah hati Tuhan.Hidup akan menjadi sangat berarti apabila mengerjakan misi yang diperintahkan Tuhan.
- admin's blog
- Login to post comments
- 2679 reads