You are hererenungan / Memberi Kesempatan Kedua Kepada Sesama
Memberi Kesempatan Kedua Kepada Sesama
Siapa di antara kita yang tidak butuh atau tidak suka kesempatan kedua?
Sebagai manusia, kita semua pernah melakukan kesalahan. Kita tidak sempurna dan memerlukan anugerah pengampunan. Tuhan Yesus sendiri memberikan kita kesempatan kedua melalui pengorbananNya di kayu salib. Kita yang tadinya menyia-nyiakan hidup dalam dosa kini mendapatkan hidup baru dalam Kristus.
Namun, sadarkah bahwa seringkali kita lupa memberikan kesempatan kedua kepada orang lain? Mengapa kita yang diampuni malah enggan memberikan pengampunan kepada sesama?
Markus dan Onesimus
Kisah tentang kesempatan kedua dapat kita lihat dari kehidupan dua murid Kristus bernama Markus dan Onesimus.
“Ia kusuruh bersama-sama dengan Onesimus, saudara kita yang setia dan yang kekasih, seorang dari antaramu. Mereka akan memberitahukan kepadamu segala sesuatu yang terjadi di sini. Salam kepada kamu dari Aristarkhus, temanku sepenjara dan dari Markus, kemenakan Barnabas — tentang dia kamu telah menerima pesan; terimalah dia, apabila dia datang kepadamu.” (Kolose 4:9-10)
Markus dan Onesimus sama-sama pernah melarikan diri. Onesimus kabur setelah melakukan kesalahan kepada Filemon, tuannya, sedangkan Markus lari dari perjalanan misi bersama Paulus dan Barnabas.
Namun, kesalahan yang mereka perbuat bukanlah akhir dari segala-galanya. Sama seperti Yunus yang lari dari misi memperingatkan Niniwe akan murka Allah, kedua pribadi pelarian ini akhirnya dipakai dalam pelayanan bagi Kerajaan Allah. Mereka diampuni, diterima kembali, dan diberkahi kekuatan untuk menjalankan tugas.
Inilah bukti betapa besar rahmat dari sebuah kesempatan kedua.
Berikanlah orang lain kesempatan kedua dan gunakanlah milikmu sebaik-baiknya
Kita semua merupakan para pelarian rohani. Tak terhitung jumlah janji yang kita ingkari di hadapanNya, jumlah dosa kejatuhan yang bolak-balik kita perbuat. Namun, Allah kita adalah Allah kesempatan kedua. Dia murah hati dan maha pengampun.
Kiranya kemurahan Allah tersebut bukan untuk disepelekan atau disalahgunakan. Sebaliknya, kita menyadari bahwa apapun yang kita lakukan dan nikmati semata-mata terjadi karena karunia kesempatan kedua.
Jadi, jika kita yang berdosa dipulihkan dan disucikan berkat kesempatan dari Allah sendiri, kenapa tidak kita berikan itu kepada sesama?
Tuhan Yesus sendiri mengajarkan dalam Doa Bapa Kami:
“Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” (Matius 6:12)
Brothers and sisters, hadiah rohani terbesar yang dapat kita berikan untuk orang lain adalah kesempatan kedua. Betapa banyak pribadi yang telah diubah oleh kebaikan Allah tersebut. Kita semua membutuhkannya, maka berikanlah hal itu kepada orang lain sembari menggunakan maksimal kesempatan yang kita miliki.
Kesempatan kedua harus membuat diri kita lebih baik daripada sebelumnya
Markus dan Onesimus memanfaatkan kesempatan kedua mereka dengan baik.
Markus yang tadinya meninggalkan Paulus dan Barnabas justru malah jadi pihak yang bertahan di antara sedikitnya orang yang tetap setia dalam penyebaran Injil masa itu. Mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan membawa berkat bagi banyak orang.
They don’t take it for granted.
Jadi, janganlah sia-siakan second chance kita, dan jangan berpikir masih ada kesempatan berikutnya. Gunakanlah itu sekarang dan berjuanglah seolah-olah itu adalah peluang terakhir kita.
Memberi kesempatan kedua menunjukkan kedewasaan rohani
Ketika orang tua, teman, atau rekan kerja kita memaafkan perbuatan kita yang menyakitkan hati mereka, apa yang kita rasakan?
Mungkin kita terharu; kita bersyukur untuk pengampunan dan kasih yang mereka tunjukkan kepada kita.
Tuhan Yesus berkata, “Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.” (Luk. 7:47)
Mereka yang murah hati memberikan kesempatan kedua kepada orang lain adalah mereka yang banyak menikmati dan memanfaatkan hal itu dari Allah. Itulah bukti kedewasaan rohani seseorang.
Jadi, dapatkah kita bayangkan akan seperti apa orang tersebut karena kesempatan kedua yang kita beri atau tidak berikan kepadanya?
Doa: Bapa, betapa banyak kesempatan kedua yang Kau karuniakan kepada kami. Tidak hanya kedua, tetapi mungkin sudah yang kedua ribu dan kedua juta bagi kami. Berikanlah kami hati yang penuh kasih, agar dapat memberi kesempatan itu kepada mereka yang bersalah kepada kami. Amin.
Disunting dari artikel “Markus dan Onesimus – Dua Kisah Pelarian Dan Satu Kesempatan Kedua“ oleh Pdt. Togar Sianturi.
source: https://gkdi.org/blog/kesempatan-kedua/
- suwandisetiawan's blog
- Login to post comments
- 878 reads