You are hererenungan / Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku
Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku
Coba bayangkan, saat Anda berada di dalam ruangan gelap dan tak ada satu pun celah cahaya, apa yang Anda rasakan? Berapa lama Anda dapat bertahan di dalam ruangan tersebut? Dan seandainya pun Anda dapat bertahan, berapa banyak hal yang dapat Anda lakukan dengan kondisi itu?
Saya pernah mengalami lampu mati mendadak di suatu malam, saat itu saya sedang membuka akun instagram saya sendirian di dalam kamar. Reaksi pertama saya adalah terdiam dan berusaha untuk tetap tenang, sambil tetap membuka-buka berbagai aplikasi di ponsel saya. Namun, setelah beberapa saat, mulai muncul bayangan-bayangan negatif yang membuat saya ketakutan, apalagi udara di dalam kamar terasa semakin pengap.
Saat saya sedang membuka salah satu aplikasi, tiba-tiba terdengar musik horor, saya langsung mengalihkan jari-jari saya kembali ke instagram untuk mencari video lucu yang menghibur. Namun malang, ternyata video lucu yang saya tonton diakhiri dengan kemunculan hantu horor yang sengaja mengagetkan. Spontan saya mematikan ponsel dan keluar dari kamar, memanggil-manggil teman kos saya untuk memastikan saya tidak sendirian.
Hati saya sedikit tenang saat mendapati salah satu teman kos saya, tetapi ada perasaan cemas terselip di hati, suara kami bercakap-cakap saja tidak cukup untuk mengenyahkan perasaan itu. Semua kecemasan dan ketakutan hilang saat tiba-tiba muncul cahaya dari sebatang lilin.
Peristiwa sederhana ini mengajari saya satu hal penting, yaitu ketika menghadapi kegelapan, bukan uang, teman, pekerjaan, ataupun harta benda yang paling saya butuhkan, melainkan yang terutama adalah pelita atau terang. Tidak jauh berbeda dengan kehidupan sebagai Murid Yesus. Dunia, tempat semua manusia menjalani kehidupan, dilliputi oleh kegelapan, seperti yang dinyatakan dalam 1 Yohanes 5:19, “…kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” Berada di dalam dunia yang gelap, setiap manusia mengalami ketakutan, entah itu karena arah hidup yang tidak jelas, banyaknya hal yang tidak dapat kita kontrol, atau ketidakmampuan untuk keluar dari cengkeraman dosa.
Pertanyaannya adalah, mengapa kebanyakan manusia memilih hidup di dalam kegelapan tersebut? Sebagai seorang Kristen, ada beberapa hal yang dapat kita renungkan untuk senantiasa memiliki pelita itu sendiri.
1. Sebagai seorang Kristen, apakah yang menjadi pelita di dalam kehidupan saya?
Alkitab telah menyatakannya dengan sangat jelas. Mazmur 119:105 menuliskan, “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.” Di Mazmur 119:97, Daud berkata, “…Aku merenungkannya sepanjang hari.” Daud menjadikan Firman sebagai kebutuhan utama di dalam hidupnya, sebagai pelita di setiap langkahnya. Dia tidak hanya merenungkannya di pagi hari atau waktu saat teduh saja, tetapi sepanjang hari. Seperti kisah saya di atas, kegelapan dapat menyerang tiba-tiba, kita memerlukan terang setiap saat di dalam hidup kita.
2. Bagaimana menjadikan Firman Tuhan sebagai pelita di dalam kehidupan kita?
”Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31) Seorang Kristen yang berkualitas adalah seorang Kristen yang mengetahui dan mempraktikkan Firman Tuhan di dalam hidupnya.
Firmanlah yang akan membawa hikmat ke dalam hidup kita dan memberikan pengharapan di sepanjang perjalanan hidup kita. “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.” (2 Timotius 3:15) Pelita Firman akan mengarahkan langkah seseorang, menuntunnya dalam setiap pilihan untuk membawanya kepada keselamatan kekal.
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” (2 Timotius 3:16) Layaknya sebuah pelita, yang membuat kita dapat melihat kesalahan kita, yang membuat kita dapat diajar, dapat memperbaiki kelakuan, dan dapat dididik, demikianlah Firman Tuhan seharusnya berfungsi di dalam kehidupan kita.
Jadi, marilah kita merenungkan keadaan kita saat ini. Apakah kita sudah senantiasa berada di dalam terang, ataukah kita sedang dalam proses menuju terang itu sendiri? Atau, mungkin kita masih nyaman dalam keremang-remangan dunia, atau malah kegelapan? Di mana pun posisi kita saat ini, kita dapat selalu keluar dari kegelapan dan datang kepada terang dengan menjadikan Firman-Nya sebagai pelita bagi hidup kita.
Source : https://gkdi.org/blog/firman-mu-pelita/
- suwandisetiawan's blog
- Login to post comments
- 902 reads