You are hererenungan / Bertumbuh di Dalam Doa Dengan Doa Bapa Kami
Bertumbuh di Dalam Doa Dengan Doa Bapa Kami
Sebagai murid-murid Yesus, kita menikmati hubungan yang sangat akrab dengan Bapa. Kita dapat datang kapan pun dan di mana pun kita ingin memanggil nama-Nya. Kita dapat mencurahkan seluruh isi hati kita di dalam doa dan tahu bahwa Bapa peduli dengan setiap hal yang kita curahkan.
Namun, ada kalanya kita merasa bosan dengan doa kita. Mungkin kita sering menemukan diri kita mendoakan hal yang itu-itu saja. Atau kita sering mendapati pikiran kita mengembara jauh saat berdoa.
Mungkin murid-murid Yesus merasakan keresahan yang sama saat mereka meminta Yesus untuk mengajar mereka berdoa (Lukas 11:1). Mungkin mereka bosan mengucapkan doa-doa yang sama dari Taurat. Yesus merespon permintaan mereka dengan Doa Bapa Kami atau The Lord’s Prayer.
Meskipun Yesus telah menyusun setiap kata dengan sangat indah, doa ini tidak hanya bisa diucapkan dengan kata-kata aslinya. Ini bukan doa yang bersifat ritual. Saat kita mempelajari Doa Bapa Kami, kita akan melihat sebuah pola yang dapat mengubahkan kehidupan doa kita dengan luar biasa. Marilah kita memulai dengan meneliti tiap-tiap bagiannya…
Bapa kami…
Yesus mengubah secara radikal cara kita memanggil Tuhan dan bentuk hubungan kita dengan-Nya. Kita bukan lagi seorang hamba, tetapi putra dan putri-Nya! (Galatia 4:7). Dari sini kita tahu bahwa Tuhan berkenan kepada kita. Kita adalah milik-Nya yang berharga. Saat kita menyadari sepenuhnya betapa istimewa hubungan ini, kita akan semakin bersyukur kepada-Nya.
Saat mendoakan bagian ini, kita dapat mengungkapkan rasa syukur kita atas hubungan kita dengan Bapa.
Yang di surga…
Ya, Dia berada di surga dengan segala kemuliaan-Nya. Di dalam doa, tinggalkanlah segala hal duniawi yang memenuhi pikiran kita dan fokuskanlah perhatian kita ke surga. Saat kita mengingat surga, pujilah Tuhan dengan segala ketidakterbatasan-Nya. Pujilah Dia Sang Pemilik alam semesta, baik yang fana maupun kekal!
Dikuduskanlah Nama-Mu…
Doa tidak hanya untuk meminta sesuatu dari Tuhan. Doa adalah bentuk penyembahan dan penghormatan kita kepada-Nya. Kita mengakui, menghormati, dan memproklamirkan kekudusan-Nya. Hal ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita pun harus datang kepada-Nya dalam keadaan kudus.
Pada bagian ini, kita dapat menyatakan penghormatan kita kepada Bapa.
Datanglah Kerajaan-Mu…
Pada awal ministri-Nya, Yesus mengatakan bahwa Kerajaan Surga sudah dekat. Kita kemudian melihat kehadiran kerajaan Allah di dalam kehidupan murid-murid Yesus. Namun, banyak orang yang belum merasakan kehadiran Kerajaan-Nya!
Inilah saatnya kita mendoakan keselamatan orang-orang yang kita kasihi. Berdoalah juga untuk pemimpin-pemimpin jemaat dan agar Tuhan membukakan pintu-pintu untuk membagikan iman kita.
Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga…
Tuhan ingin agar kita dapat berserah kepada kehendak-Nya di dalam doa – tetapi, seringkali kita malah mendoakan sebaliknya! Kita memohon agar Tuhan mengabulkan apa yang kita kehendaki. Doa Bapa Kami membantu meluruskan prioritas kita.
Kita dapat mencontoh sikap hati Daud, yang meminta Tuhan menyelidiki hatinya dan memberi tahu apa kesalahannya (Mazmur 139:23-24). Atau, sama seperti Yesus, mungkin kita harus berdoa semalaman sampai kita yakin bahwa kita harus melakukan kehendak Tuhan, sesulit apa pun itu (Matius 26:36-44).
Pikirkanlah hal-hal yang sedang Anda gumulkan. Doakanlah agar Tuhan menguatkan kita untuk dapat melakukan apa yang benar di mata-Nya.
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya…
roti
Inilah saatnya kita mendoakan kebutuhan-kebutuhan kita secara spesifik. Tidak ada yang terlalu besar atau terlalu kecil bagi Tuhan. Dia memedulikan setiap hal kecil dalam hidup kita.
Mungkin banyak di antara kita yang khawatir tentang keuangan, kesibukan, kesehatan, ataupun pekerjaan dan sekolah kita. Bawalah semua itu ke hadapan Tuhan. Yesus berkata bahwa kita tidak dapat melakukan apa-apa di luar Dia (Yohanes 15:5).
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami…
Ketika kita tidak mengakui dosa-dosa kita, hati kita akan mengeras dan kita akan semakin berani berbuat dosa. Di dalam setiap doa, kita harus memeriksa hati kita sendiri dan selalu mengakui dosa-dosa kita.
Telanjangilah hati kita di hadapan Tuhan. Jika kita perlu meminta maaf kepada seseorang, lakukanlah segera. Jika kita perlu bantuan untuk mengalahkan dosa, terbukalah dengan pasangan pembimbingan atau pemimpin Anda.
Ini juga waktunya untuk memeriksa hati dan melihat adakah orang yang harus kita ampuni. Ampunilah sebagaimana kita ingin Tuhan mengampuni kita.
Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.
Yesus memberikan contoh terbaik saat Dia bergumul dalam doa di Taman Getsemani (Matius 26:36-43). Dia menantang murid-muridNya untuk bangun dan berdoa juga, tetapi murid-muridNya tidak bisa. Kita dapat melihat hasil doa-Nya ketika Dia datang kepada salib dengan penuh kemenangan. Kita juga dapat melihat kegagalan murid-muridNya dalam menghadapi pencobaan besar pertama mereka.
Apa kelemahan Anda? Apa dosa-dosa yang selalu mengejar Anda? Ke mana iblis mengarahkan senjatanya? Kita harus meminta kekuatan Tuhan bahkan sebelum iblis melancarkan serangannya kepada kita. Doakanlah secara spesifik!
Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.
Saat kita menutup waktu kita bersama Tuhan, kita harus mengembalikan fokus kita kepada-Nya. Pujilah dan muliakanlah Dia sekali lagi. Ingatlah selalu bahwa Dialah yang memiliki Kerajaan-Nya dan semua kuasa serta kemuliaan.
Seperti yang dapat kita lihat, doa adalah wujud nyata hubungan kita dengan Tuhan. Doa adalah bahan bakar kehidupan rohani kita dan senjata ampuh untuk menghadapi iblis. Doa juga merupakan oase yang menyegarkan dan memberikan kita kelegaan.
Kita harus selalu mencari cara-cara baru untuk membuat kehidupan doa kita semakin dalam. Jangan puas dengan kehidupan doa yang biasa saja dan rasakanlah bagaimana kuasa Tuhan bekerja melalui doa.
Source: https://gkdi.org/blog/doa-bapa-kami/
- suwandisetiawan's blog
- Login to post comments
- 3088 reads