You are hererenungan / Benarkah Orang Jujur Tidak Mujur?
Benarkah Orang Jujur Tidak Mujur?
Ada pendapat mengatakan, susah sekali menjumpai orang jujur di zaman sekarang. Kejujuran merupakan salah satu kualitas yang paling dicari dan diinginkan dalam hubungan, baik pekerjaan, persahabatan, maupun rumah tangga. Kita ingin orang lain bersikap jujur kepada kita. Kita tidak suka dicurangi.
Namun, tanpa disadari, gaya hidup kita sendiri jauh dari gambaran jujur. Barangkali kita terpengaruh oleh kalimat seperti: “Orang jujur itu naif. Dalam hidup, tak usah lurus-lurus amat. Perlu ‘bengkok’ sedikit, biar tidak kalah bersaing dan tidak menanggung risiko.” Atau, kalimat yang tak kalah terkenal: “Kalau jujur terus, mana bisa sukses?”
Benarkah demikian?
Bagaimana pandangan Alkitab mengenai orang yang jujur?
Orang Jujur Melihat Dengan Iman
“Aku berumur empat puluh tahun, ketika aku disuruh Musa, hamba TUHAN itu, dari Kadesh-Barnea untuk mengintai negeri ini; dan aku pulang membawa kabar kepadanya yang sejujur-jujurnya.” – Yosua 14:7
Ingatkah Anda dengan kisah dua belas pengintai di tanah Kanaan (Bilangan 13)? Dari semua pengintai, hanya dua yang memberikan kabar baik, yaitu Kaleb dan Yosua. Kesepuluh pengintai lainnya menyampaikan kabar buruk: bangsa di sana lebih kuat, negeri itu memakan penduduknya, dan mereka adalah keturunan raksasa (Bilangan 13:31-33).
Manakah kabar yang benar: yang dibawa Yosua dan Kaleb, atau kesepuluh pengintai lain? Di kitab Yosua, kita tahu bahwa akhirnya tanah Kanaan berhasil ditaklukan. Para pengintai yang membawa kabar buruk itu mati kena tulah di hadapan Tuhan (Bilangan 14:36-37).
Bagaimana cara Anda memandang kehidupan? Ketika menghadapi situasi pelik dalam pekerjaan, apakah Anda hanya melihat risiko buruk jika Anda bersikap atau berkata jujur? Jika ya, hati-hatilah. Anda akan tergoda untuk berdosa kepada atasan, dan terutama, kepada Tuhan.
Ketika kita tidak jujur, mungkin kelihatannya kita terhindar dari risiko. Kita merasa aman dengan menutupi fakta yang sebenarnya. Namun, cepat atau lambat, kebenaran pasti terkuak. Tuhan tidak akan tinggal diam menghadapi ketidakjujuran kita.
Bibir yang mengatakan kebenaran tetap untuk selama-lamanya, tetapi lidah dusta hanya untuk sekejap mata. – Amsal 12:19
Janganlah takut untuk berkata jujur. Jika motivasi kita adalah hal yang benar, apa pun resikonya, Tuhan akan menyertai kita. Orang jujur bukanlah orang yang naif, atau bodoh. Sebaliknya, orang jujur melihat segala sesuatu dengan iman kepada Tuhan.
Pertolongan Tersedia bagi Orang Jujur
Sewaktu kakak saya bekerja di sebuah toko grosir tas, dia sering diminta membuat nota jual beli, baik yang palsu, maupun yang diubah sesuai permintaan pelanggan. Selain itu, kakak saya juga bertugas membuat laporan pajak yang tidak riil.
Saat belajar tentang dosa, kakak saya sadar bahwa tindakannya itu tidak jujur dan menyakiti hati Tuhan. Dia ingin menolak perintah majikannya untuk membuat laporan pajak dan nota-nota palsu. Kala itu, kakak saya hanya bisa pasrah, juga takut akan dipecat atau dimarahi.
Setelah berdoa dan berpuasa, kakak saya menyampaikan hal itu kepada majikannya. Walaupun awalnya dia yakin akan ditertawakan, ternyata sang majikan tidak memecatnya. Bahkan akhirnya kakak saya menjadi orang kepercayaan beliau.
Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya. – Amsal 2:7
Jadi, anggapan bahwa orang jujur tidak bisa sukses itu keliru. Ketika kita jujur, Tuhan takkan lalai memberi pertolongan. Dia akan berjalan di depan kita dan bekerja menyelesaikan masalah kita dengan cara yang luar biasa.
Orang Jujur itu Tulus
Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya. – Amsal 2:7
Menutupi sesuatu dengan kebohongan atau ketidakjujuran takkan memperbaiki keadaan. Kita terus-menerus was-was perbuatan kita akan terbongkar, juga dihantui rasa bersalah. Ketika kebenaran terkuak, kita justru menyakiti orang-orang yang memercayai kita. Kecurangan akan merusak hidup, bahkan masa depan kita.
Jika kita tulus dalam pekerjaan, dalam persahabatan atau rumah tangga, kita akan memilih kejujuran di atas segalanya. Jangan takut untuk hidup jujur jika Anda tulus; Tuhan pasti menyertai Anda. Hidup orang jujur berkenan kepada Tuhan, juga dicari dan dihargai orang-orang. Mulai saat ini, mari kita bicara, bertindak, dan hidup jujur!
Source : https://gkdi.org/blog/orang-jujur/
- suwandisetiawan's blog
- Login to post comments
- 1364 reads