You are heree-JEMMi No.21 Vol.13/2010 / Berkhotbah dari Atap Bait Allah
Berkhotbah dari Atap Bait Allah
Yakobus menatap ke bawah dari tempat ia berdiri, dengan hati-hati ia menjaga keseimbangan pada titik tertinggi bait Allah di Yerusalem. Jauh di bawah, ia dapat melihat bahwa jalan-jalan dipenuhi dengan orang. Saat itu adalah perayaan Paskah kaum Yahudi, dan orang-orang Yahudi dari segala penjuru dunia telah datang ke Kota Kudus.
Sebuah tangan mencengkeram lengannya, membuatnya hilang keseimbangan. "Ayo, lekas teruskan!" sebuah suara mengancam. Di belakangnya, pada jarak yang aman dari langkah, berdiri imam besar, orang-orang Saduki, dan orang-orang Farisi. "Sangkallah bahwa Yesus dari Nazaret itu adalah Mesias! Di hadapan semua orang-orang ini, sangkallah bahwa Yesus adalah Putra Allah dan bahwa Ia telah dibangkitkan dari kematian," mereka meminta.
Yakobus adalah salah seorang adik Yesus, sama seperti Yudas. Jelas ia telah mengenal Yesus dan berjalan bersama-Nya untuk waktu yang lama. Ia telah melihat Yesus hidup kembali setelah penyaliban dan kebangkitan-Nya.
Yakobus mengambil risiko dan melayangkan pandangan sekilas ke jalanan di bawah. Banyak orang di bawah sana mengenalnya. Selama 30 tahun, ia telah dikenal sebagai orang saleh dan gembala di Yerusalem. Selama kurun waktu tersebut, ia telah menulis Surat Yakobus yang ada di Alkitab. Ia telah berkhotbah secara terbuka mengenai Yesus sebagai Mesias dan mengenai kebangkitan Anak Allah pada hampir setiap sudut jalanan. Bagaimanakah ia dapat menyangkal apa yang telah ia lihat dengan matanya sendiri, dengar dengan telinganya sendiri, dan sentuh dengan tangannya sendiri: bahwa Tuhannya telah bangkit?
Melalui khotbahnya, doanya, dan teladannya, Yakobus telah membawa banyak orang kepada Kristus. Ia telah demikian sering bersujud dengan lutut telanjang, menyembah Allah dan berdoa bagi pengampunan atas dosa orang-orang hingga lututnya menjadi mati rasa dan kapalan, seperti lutut seekor unta. Ini juga membawa baginya nama sebutan, "Yakobus si Orang Benar" Ia dihormati oleh setiap orang, bahkan oleh banyak orang yang menentang apa yang ia percayai.
Merasa terancam oleh pertumbuhan yang cepat dari gereja, imam besar, orang-orang Saduki, dan orang-orang Farisi membuat sebuah rencana. Mereka akan memaksa pemimpin gereja yang dikenal baik ini untuk menyangkal imannya di hadapan kerumunan yang besar. Akan tetapi, Yakobus menolak untuk melakukannya.
Dari tempatnya di puncak Bait Allah, ia berkhotbah dengan penuh keberanian. Tiap orang dalam kerumunan di bawah menatap ke atas pada saat ia menyatakan, "Yesus adalah Mesias yang dijanjikan! Ia duduk di sebelah kanan Allah, dan akan datang kembali dalam awan surgawi, untuk menghakimi yang hidup dan yang mati!"
Ketika kerumunan di bawah melihat keberaniannya dan mendengarkan kata-katanya yang gamblang, mereka memuji Allah dengan keras dan membesarkan nama Yesus. Dengan dipenuhi amarah, dua atau tiga dari pemimpin agama melompat ke depan dan mendorong Yakobus dari atap bait Allah.
Ajaibnya, Yakobus tidak mati setelah ia dijatuhkan; hanya kedua kakinya yang patah. Kemudian imam besar, orang-orang Saduki, dan orang-orang Farisi mengatakan, "Mari kita rajam Yakobus si 'orang benar'." Mereka mengambil batu-batu untuk merajamnya hingga mati. Yakobus, berlutut pada lututnya yang patah, berdoa, "Tuhan, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang sedang mereka perbuat."
Salah seorang dari para imam, saat mendengar Yakobus berdoa, memohon pada yang lainnya untuk berhenti dan mengatakan, "Apa yang sedang kita lakukan? Orang benar ini sedang berdoa bagi kita. Hentikan lemparan! Hentikan lemparan!"
Sementara ia sedang meneriakkan ini, seorang pria lain berlari dengan tongkat yang besar dan berat di tangannya dan menghantam Yakobus tepat pada kepalanya. Yakobus mati seketika karena pukulan itu, saat masih sedang berdoa.
Kata "martir" pada awalnya berarti seseorang yang menceritakan apa yang telah ia lihat; seorang saksi mata. Orang-orang Kristen adalah orang-orang yang telah melihat kuasa Yesus dalam kehidupan mereka sendiri dan tidak dapat menahan diri dari menceritakan kepada orang lain mengenainya. Simaklah sebuah kalimat dari seorang remaja putri yang dengan berani mendekati para remaja lainnya dan berkata, "Jika kau mengetahui apa yang kuketahui tentang Yesus, aku akan meminta agar kau menceritakannya kepadaku!"
Diambil dan disunting dari: | ||
Judul asli artikel | : | Berkhotbah dari Atap Rumah |
Judul buku | : | Jesus Freaks |
Penyusun | : | Toby McKeehan dan Mark Heimermann |
Penerbit | : | Cipta Olah Pustaka, 1995 |
Halaman | : | 93 -- 95 |
Sumber | : | e-JEMMi 21/2010 |
- Printer-friendly version
- Login to post comments
- 4466 reads