You are hereBagian E. Sebuah Tantangan Pribadi

Bagian E. Sebuah Tantangan Pribadi


Orang-orang yang mati secara rohani banyak di sekitar kita. Orang-orang yang belum dilahirkan kembali, yang belum memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ada di tempat kerja kita, di lingkungan tetangga kita, di rumah kita.

Sebagai seorang penginjil, saya melakukan cukup banyak perjalanan. Saya melihat gereja-gereja dengan segala kegiatan dan program-programnya yang kelihatannya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kesempatan untuk membawa seseorang mengenal Yesus Kristus. Saya kira ada beberapa pertanyaan keras yang harus ditanyakan pada gereja masa kini.

  1. Pertanyaan-pertanyaan keras
  2. Anda Dibutuhkan
  3. Alasan-alasan
  4. Berapa Banyak Kesaksian Iman Mereka?
  5. Sebuah Impian
  6. Maukah Kita Mengambil Resiko?

PERTANYAAN-PERTANYAAN KERAS

Berapa banyak di antara kita yang telah menjadi alat yang menghantar seseorang datang dan mengenal Yesus Kristus? Apakah kita benar-benar percaya bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali akan binasa? Di mana rasa keterbebanan kita? Saya takut bahwa kita semua pada saat berdiri di depan Allah yang kudus dan hidup, akan direndahkan seperti debu karena kita telah gagal dalam melaksanakan Amanat Agung.


"Berapa banyak dari kita yang telah menjadi alat yang menghantar seseorang datang dan mengenal Yesus Kristus?"

Kelihatannya kita telah melupakan misi kita, dan bahwa Allah telah memperlengkapi kita dengan segala hal yang kita butuhkan untuk memenuhi misi tersebut. Kekuatan kebangkitan Kristus, kekuatan yang membangkitkan Dia dari kematian, hidup dalam diri kita. Dengan kekuatan yang seperti itu, adakah alasan bagi kita untuk tidak bersaksi tentang iman kita?

ANDA DIBUTUHKAN

Dari 100 pertobatan, hanya 15 orang yang mengenal Kristus melalui acara pelayanan penginjilan seperti Kebaktian Kebangunan Rohani. Delapan puluh lima orang mengenal Kristus melalui kesaksian pribadi. Oleh karena itu betapa pentingnya bagi kita untuk berbicara kepada sesama tentang Kristus.

Jika Anda tidak pernah membuka mulut, anda bersalah karena dosa berdiam diri. Mungkin Anda mengira Anda tidak dapat melakukan banyak perubahan, tetapi sesungguh Anda dapat. Coba pertimbangkan cerita berikut ini sebagai contoh. Pada suatu petang seorang diaken, karena alasan yang hanya dimengerti oleh ia sendiri, mengesampingkan sebuah kartu pelayanan kunjungan gereja yang telah diisi oleh seseorang yang menghendaki kunjungan di rumahnya. Pada minggu itu Presiden John F. Kennedy terbunuh. Yang membuat diaken itu terpukul, hari Selasa minggu depannya ia kembali untuk melihat kartu-kartu kunjungan, nama pada kartu yang ia sisihkan itu adalah Lee Harvey Oswald, orang yang menembak presiden.

ALASAN-ALASAN

Ada kecenderungan orang-orang Kristen saat ini mengharapkan orang lain yang melakukan penginjilan. Kita memiliki alasan-alasan klasik: "Saya terlalu sibuk." "Itu tugas pendeta." "Saya tidak mempunyai talenta untuk menginjili." Kita menemukan alasan, alasan dan alasan.

Waktu Petrus menyangkal Kristus tiga kali, ia berkata dalam banyak kata, bahwa ia tidak pernah melihat atau mendengar Yesus. Tak seorang pun di antara kita yang akan memiliki keberanian untuk berkata seperti itu. Namun kita melakukan hal yang sama dengan cara yang lain: Kita menyangkal Yesus Kristus dengan alasan-alasan dan kediaman kita.

BERAPA BANYAK KESAKSIAN IMAN MEREKA?

Saya ingin menanyakan sebuah pertanyaan yang keras. Sudahkah Anda, dalam tahun lalu, membawa Alkitab Anda dan membuka halaman-halamannya kepada seseorang yang belum diselamatkan, untuk menunjukkan kepadanya bagaimana menjadi seorang Kristen yang mengalami lahir baru? Saya belum pernah berada di suatu gereja dimana lebih dari 10 persen jemaat menunjukkan bahwa mereka telah bersaksi pada tahun yang lalu. Kiranya Tuhan mengampuni kita!

Ini adalah masalah yang serius. Seseorang tanpa dilahirkan kembali dan memiliki hubungan pribadi degan Kristus, sedang dalam perjalanan ke neraka, siksaan yang tak berkesudahan, kegelapan, dan kertak gigi. Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk bersaksi. Namun sebagian dari kita tinggal diam. Saya sungguh tidak mengerti.

SEBUAH IMPIAN

Saya mempunyai sebuah impian. Dalam impian saya ada sebuah samudra yang penuh dengan orang-orang yang hanyut. Ada sebuah batu karang yang muncul dari dalam lautan itu. Beberapa orang merangkak naik batu itu dan selamat.


"Ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk bersaksi. Namun sebagian dari kita tinggal diam. Saya sungguh tidak mengerti.


Dalam penglihatan saya, 10 persen orang-orang yang berada di atas batu sibuk membuat tali dan tangga, pergi ke tepian, dan berusaha menarik orang lain untuk naik ke batu tersebut. Namun yang 90 persen sedang sibuk mengurusi taman, musik, pekerjaan, dan hidup mereka di atas batu. Mereka memiliki banyak kesempatan pertemuan dimana mereka menghabiskan sekian banyak waktu untuk mengembangkan program-program untuk kembali ke samudra - tetapi mereka tidak pernah pergi.

Pikiran yang terus menerus mengusik dalam mimpi ini "Telah lupakah mereka bahwa mereka sendiri pernah berada dalam lautan tersebut?"

Sekelompk kecil orang yang kelihatannya seperti para pemimpin, lebih menggusarkan saya lagi. Mereka menghabiskan waktu dengan berusaha naik lebih tinggi ke atas batu. Kelihatannya mereka tidak ingin berada di dekat tepian sebab berada di situ membawa resiko. Kematian, penyakit, kehilangan - hal itu ada di bawah sana. Namun kelompok yang berada di atas batu itu menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyendiri dalam rasa aman yang palsu di bagian batu yang lebih atas. Namun demikian setiap orang mendengar suara berkata, "Maukah engkau datang? Maukah engkau menolong saya?"

MAUKAH KITA MENGAMBIL RESIKO?

Dalam mimpi saya, batu itu adalah salib kalvari. Suara yang mereka dengar adalah suara Yesus Kristus memanggil anda dan saya yang datang. Hanya ada satu hal yang tertinggal, dan itu adalah apakah kita bersedia atau tidak. Pertanyaannya ialah, maukah anda dan saya berubah? maukah kita mendengar suara itu dan mengambil resiko dan bicara untuk menyelamatkan yang lain?

Jika jawaban anda adalah "ya", berdoalah demikian sekarang juga: Tuhan, jadikan saya hambaMu yang taat. Saya telah bersalah karena berdiam diri. Setiap hari, setiap saat, saya akan berusaha untuk bersaksi tentang Engkau kepada orang lain.

INGATLAH : Keberhasilan bukanlah membawa seseorang kepada Kristus. Keberhasilan adalah memancarkan hidup kristiani, bersaksi tentang Injil, dan mempercayakan hasilnya kepada Allah.