You are hereBagian A. Menggali Pesan Allah

Bagian A. Menggali Pesan Allah


Tak seorang pun yang suka jika perkataannya dikutip di luar konteks. Jika hal ini terjadi, sekalipun kata-katanya telah dipilih dengan cermat, akan kehilangan kekuatan dan arti yang dimaksud. Perhatikan, sebagai contoh, pernyataan dari seorang presiden Amerika: "Saya lebih suka beremigrasi ke negara yang tidak berpura-pura mencintai kemerdekaan -- ke Rusia misalnya...." Setelah membaca kalimat ini, mungkin Anda akan memiliki kesan yang tidak menyenangkan terhadap orang ini. Kedengarannya sangat tidak patriotik. Mungkin Anda juga akan bertanya-tanya, orang Amerika seperti apakah ia sehingga mengucapkan kata-kata seperti itu. Dan Anda mungkin akan sangat terkejut, karena kalimat ini ditulis oleh pejuang hak asasi Amerika terkenal, Abraham Lincoln.

Permasalahan yang sebenarnya tidaklah terletak pada pernyataan Lincoln, tetapi pada bagaimana pernyataan itu diutarakan. Kata-kata itu dikutip di luar konteksnya. Kalimat ini tertulis dalam sebuah surat di mana Lincoln mengungkapkan dengan sedih berkenaan dengan kecenderungan berbahaya yang terjadi di Amerika. Ia merasa kuatir banyak orang hendak mengubah pernyataan "setiap orang diciptakan sama" menjadi "setiap orang diciptakan sama kecuali orang-orang bukan kulit putih." Jika hal ini terjadi, Lincoln berpendapat bahwa ia lebih senang tinggal di tempat yang pemerintahnya tidak berpura-pura menjunjung tinggi kemerdekaan. Konteks membuat segalanya berubah, karena kontekslah yang membuat kita mengerti dengan tepat apa yang dimaksud oleh Lincoln yang jujur.

Kata-kata manusia bukanlah satu-satunya hal yang dapat diputarbalikkan dengan cara mengubah konteksnya. Kadang-kadang Firman Tuhan direnggut dari tambatannya dan dibelokkan dari maksud sebenarnya. Apabila hal ini terjadi, berarti kita tidak menghargai Allah dengan cara mementingkan diri sendiri. Dan Allah disalahtafsirkan, disalahtempatkan, dan disalah mengerti. Hasil "perampokan" konteks ini jauh lebih berbahaya daripada membuat Abraham Lincoln menjadi orang yang tidak patriotik.

Kita harus sangat berhati-hati dalam mempelajari Alkitab. Merenggut bagian-bagian Alkitab dari konteksnya -- juga menambahkan asumsi-asumsi tertentu atau membenarkan suatu asumsi yang tidak benar -- merupakan suatu penghinaan terhadap sang Pencipta alam semesta. Dan hal itu akan menghancurkan usaha-usaha kita untuk menggali pesan Allah yang sesungguhnya.

Alkitab adalah pesan Allah kepada kita semua. Dia ingin kita memahaminya, dan Dia telah memberi Roh Kudus untuk menolong kita. Namun kita tidak akan pernah mengerti pesan-Nya -- dan memahami Alkitab dengan tepat -- jika kita mengabaikan prinsip-prinsip dasar penafsiran Alkitab.


"Kadang-kadang Firman Tuhan direnggut dari tambatannya dan dibelokkan dari maksud sebenarnya.... Allah disalahtafsirkan, disalahtempatkan, dan disalah mengerti."

Buku ini ditulis dengan dua alasan, yakni untuk meyakinkan bahwa Anda dapat memahami Alkitab, dan untuk memperkenalkan cara penafsiran dengan metode kontekstual. Ketika Anda mempelajari Kitab dari segala kitab ini dengan jujur, dikontrol oleh Roh Kudus dan sesuai dengan konteksnya, maka Anda akan menemukan bahwa Anda dapat memahami Alkitab.