You are hereLadang misi / Bagaimana Menghindari Kelesuan dan Berkembang Pesat di Ladang Misi
Bagaimana Menghindari Kelesuan dan Berkembang Pesat di Ladang Misi
Saya telah berada di ladang misi selama 10 bulan. Saya bersembunyi di salah satu rumah tamu yang kurang diminati di sebuah kota pegunungan Asia Timur yang terpencil.
Saya terus-menerus muntah karena keracunan makanan, dan hanya ada satu ruang publik untuk semua kebutuhan kamar mandi para tamu. Tidak ada air yang mengalir. Dan, saya bisa mendengar tikus-tikus berlarian di dinding.
Saya sangat menderita.
Saya teringat akan penglihatan romantis yang terbayang saat bersiap untuk pergi ke ladang misi. Kegembiraan yang menggelegak dari saya saat menyebutkan tempat yang jauh ini dengan orang-orang eksotis dan pemandangan yang indah. Keadaan fisik itu menjadi beban hati dan tubuh saya untuk orang-orang yang hilang ini agar mengenal satu-satunya Allah yang benar.
Hal-hal itu telah membawa saya untuk sementara waktu. Namun, keindahan itu semua memudar, dan memudar dengan cepat. Saya lelah.
Bagaimana saya akan bisa bertahan untuk jangka panjang?
Ketika saya cukup sehat, saya terhuyung-huyung ke padang rumput untuk mendapatkan udara segar.
Berkembang pesat di ladang misi.
Dengan cepat, saya menyadari bahwa ladang misi impian saya bukanlah kenyataan saya. Saya harus mengatur ulang pemikiran saya dan menerapkan praktik baru jika saya ingin berkembang pesat di luar negeri.
Pegunungan salju meledak secara masif dari perbukitan hijau yang rimbun dan bergulir, dan kuda-kuda yang dihiasi pita berwarna-warni menghiasi padang rumput yang dipenuhi bunga liar. Saya hidup dalam mimpi. Namun, saya tidak begitu yakin apakah saya menginginkannya.
Saya membaringkan kepala saya yang lelah di tangan dan menangis.
Lalu.
Bisikan manis-Nya "Karena sukacita yang ada di hadapan-Nya, Dia menanggung salib itu".
Dia bertahan.
Itulah yang perlu saya dengar pada saat itu karena hanya itulah yang saya lakukan saat itu: bertahan. Dan, Yesus juga mengalami saat seperti itu.
Dan, hanya beberapa hari setelah saya mengalami penurunan dan penurunan, saya lalu mengalami kenaikan yang indah .
Saya bergabung dengan sebuah kelompok yang terdiri dari empat penduduk desa yang menggiring para yak hari itu. Saya dengan tulus menikmatinya. Membuat hubungan nyata demi Injil saat kita memasak dari api terbuka di mulut gua. Mengalunkan nyanyian rohani di dataran tinggi yang tidak pernah mendengar nama Kristus diucapkan di sana sebelumnya.
Berkembang pesat di ladang misi.
Allah menggunakan tamasya dengan penduduk setempat untuk membangkitkan semangat saya saat saya sangat membutuhkannya.
Tidak ada tempat lain di dunia ini yang lebih saya sukai pada saat itu. Adalah karunia yang membawa saya melewati masa itu.
Selama tujuh tahun berikutnya, saya mengalami semuanya. Periode keseimbangan dalam kehidupan. Masa kelelahan ekstrem, benar-benar kehabisan tenaga. Periode menggelepar. Dan, masa-masa berkembang pesat.
Jadi, bagaimana kita menjaga diri kita sehat saat melayani di luar negeri? Apa beberapa hal praktis yang bisa kita lakukan untuk berkembang pesat di ladang misi?
1. Tetapkan tujuan.
Sering kali, di ladang misi tidak ada tugas pendelegasian bos dan tidak ada yang menindaklanjuti pekerjaan Anda.
Rencana khusus sangat penting. Tetapkan tujuan yang terukur dan kerjakan ke arah itu.
Buat daftar pendek permintaan doa yang mencerminkan tujuan Anda di suatu tempat yang bisa Anda lihat setiap hari. Berdoalah sampai Anda bisa mencapai tujuan Anda dari daftar. (Misalnya: Berteman dengan lima orang lokal baru.)
2. Memiliki rutinitas.
Ini mungkin terdengar konyol bagi siapa saja yang telah menghabiskan waktu di ladang misi. (Sebuah lelucon abadi berbunyi satu-satunya hal yang pasti dalam misi adalah tidak adanya hal yang pasti.)
Namun, menghabiskan waktu, hari demi hari datang dengan ide dan rencana tentang bagaimana menjalani hari Anda tanpa jadwal yang konkret adalah melelahkan. Bagi siapa pun.
Menjalani minggu Anda dengan tertib memberi irama dan rutinitas hidup, yang pada umumnya membuat orang merasa bisa mengelola dengan lebih baik dan juga hampir selalu lebih produktif.
3. Berefleksi. Secara teratur.
Setiap enam bulan, duduklah dan tuliskan daftar semua hal yang Anda lihat telah Allah lakuka.
Dari hari-ke-hari, sulit untuk melihat kemajuan. Namun, saat Anda mengambil banyak waktu dan melihat ke belakang, Anda akan terdorong. Ini akan memperkuat iman Anda. Ini akan mendorong Anda untuk terus berjalan ke depan.
4. Miliki seseorang dalam pergumulan bersama Anda.
Miliki seseorang yang mengerti situasi Anda, yang Anda senang berbicara dengannya dan yang peduli dengan hasil pelayanan Anda seperti Anda, akan sangat membantu. Tanpa ini, Anda akan lebih cepat lelah.
Bagi pasangan suami istri, sering kali teman itu adalah pasangan Anda, dan itu bagus. Berusahalah untuk menuangkan kehidupan pelayanan satu sama lain, tetapi jangan curhat.
Bagi misionaris tunggal, hal yang paling penting untuk dicari adalah seseorang yang ingin mendengarkan Anda membicarakan hal detailnya. Ini mungkin rekan satu tim, tetapi mungkin seseorang di tempat asal Anda dengan siapa Anda melakukan panggilan Skype biasanya.
Salah satu hubungan saya yang paling bermanfaat adalah dengan seorang wanita dari negara lain yang berusia 30 tahun lebih tua dari saya. Meskipun dia belum pernah bertemu dengan satu pun kontak saya, dia menyimpan map berisi semua gambar mereka dan menulis catatan tentang mereka masing-masing di halaman-halaman tersendiri.
5. Jika Anda sering lelah, perhatikan.
Anda mungkin berada di tempat yang tidak baik untuk kesehatan. Cari tahu mengapa, dan lakukan perubahan.
Kelelahan sering kali berasal dari terlalu banyak aktivitas. Dengan sadar, buatlah keputusan untuk mengurangi aktivitas Anda sementara waktu. Minta pihak kedua untuk membantu Anda jika Anda merasa tidak tahu caranya. Ketidakmampuan membuat keputusan adalah bendera merah besar yang menandakan ada sesuatu yang tidak beres.
Sering kali, hal sederhana seperti makan dengan benar, berolahraga dan tidur nyenyak bisa membuat Anda merasa lebih baik dengan cepat. Jangan lupakan kesehatan fisik Anda.
Jika Anda berurusan dengan masalah yang berat, pastikan Anda memiliki seseorang di luar situasi yang dapat Anda ajak bicara.
6. Mulailah sebuah hobi.
Sebaiknya, hobi ini adalah sesuatu yang bisa Anda lakukan di masyarakat dengan penduduk setempat. Akan tetapi, yang lebih penting, itu harus sesuatu yang benar-benar Anda nikmati. Mungkin bermain basket di lapangan universitas setempat, atau mungkin kelas seni.
Menjadi diri Anda dan bukan peran yang Anda berikan dalam pelayanan itulah yang akan bermanfaat bagi diri Anda sendiri, tetapi juga bagi orang-orang yang Anda layani.
Mengejar hobi memberi Anda waktu untuk membuat Anda merasa rileks.
Ini adalah kesempatan bagi mereka untuk hanya menikmati Anda seperti yang Allah ciptakan, tanpa menempatkan harapan pada diri Anda sendiri.
Sebuah hobi akan menumbuhkan cinta Anda pada tempat dan orang-orang. Jika Anda merasa sulit untuk terlibat dalam aktivitas yang dinikmati penduduk setempat, kehidupan sehari-hari bisa dengan sangat cepat menjadi hambatan.
7. Ingatlah bahwa Anda adalah orang asing.
Sebanyak apa pun Anda berusaha menyesuaikan diri dengan budaya lokal, Anda tidak bisa menjadi seperti mereka. Anda berbeda. Mereka tahu itu. Dan, tidak apa-apa!
Anda akan membutuhkan waktu untuk mempraktikkan tradisi yang sudah dikenal. Bagi saya, itu berarti pizza "Amerika" dan film malam. Sebuah perayaan liburan tanpa penduduk lokal. Atau, secangkir kopi dan novel ringan.
8. Luangkan waktu untuk beristirahat.
Jika memungkinkan, tinggalkan negara tersebut untuk melakukan ini. Pergi keluar akan menyegarkan Anda dengan cara yang lebih dalam. Ini akan memberi Anda perspektif. Ini akan memberi bahan bakar untuk jangka panjang.
Jika tidak memungkinkan untuk meninggalkan negara tersebut, ciptakan tradisi "menjauh" dalam negeri tersebut. Jadikan itu praktik tahunan, sesuatu yang Anda harapkan. Pergilah ke kota lain yang tidak ada yang mengenal Anda. Pergi menjelajah, tinggal di kamar hotel Anda, makanlah beberapa makanan enak. Apa pun yang terdengar santai untuk Anda.
Jika bepergian tidak bisa dilakukan, hentikan jadwal satu minggu di kalender Anda untuk beristirahat semaksimal mungkin. Jangan melakukan aktivitas normal Anda. Buatlah rencana untuk bagaimana Anda ingin beristirahat sehingga Anda tidak menghabiskan minggu Anda bingung dengan apa yang harus dilakukan dengan diri Anda sendiri!
9. Mempraktikkan bersyukur.
Misionaris mudah untuk mengeluh. Cuaca, kotoran, makanan, kehidupan yang keras. Semakin Anda membicarakannya, semakin buruk rasanya.
Sebagai gantinya, bersyukurlah. Tulislah sesuatu yang Anda syukuri setiap hari, atau biasakanlah untuk berbagi pemikiran yang penuh syukur saat makan malam. Usahakanlah untuk tidak menggerutu.
10. Ingat deskripsi pekerjaan Anda.
Tugas Anda adalah berbicara jujur. Hanya Allah yang bisa mengubah hati. Tabur benih. Sirami. Percayalah kepada Allah untuk waktu-Nya dan jalan-Nya. Santailah dalam rencana dan tujuan-tujuan-Nya.
Semoga sukacita Allah menjadi kekuatan Anda saat Anda melanjutkan hidup!
Sedang mencari lebih banyak sumber daya tentang kehidupan misionaris dan bagaimana berkembang pesat di ladang misi? Ikuti TEAM's Pinterest untuk mendapatkan informasi dan inspirasi. (t/Jing-Jing)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Team.org |
URL | : | https://team.org/blog/thrive-on-the-mission-field/ |
Judul asli artikel | : | How to Avoid Burnout and Thrive on the Mission Field |
Penulis artikel | : | Deb Wyss |
Tanggal akses | : | 14 Juli 2017 |
- Login to post comments
- 2048 reads