You are here6. Tujuan Latihan Bagi Seorang Murid

6. Tujuan Latihan Bagi Seorang Murid


Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara (Kisah 14:21-22).

Kemajuan! Itulah yang akan kita bicarakan pada tahap ini. Kita ingin menolong seorang Kristen baru menuju pemuridan--bertumbuh dalam anugerah dan di dalam pengenalan dengan Tuhan Yesus Kristus.

Kemajuan ini tidak dapat dibentuk dengan sembrono. Ia harus dimulai dari satu titik dan kemudian menuju ke sasaran yang tertentu, seperti prises pendidikan dari Taman Kanak-Kanak sampai SLTA. Pelajar harus menguasai banyak pelajaran, memahami banyak kenyataan, dan belajar melakukan banyak tugas. Tetapi caranya harus direncanakan dan diatur. Seseorang tidak mempelajari soal matematika yang rumid pada waktu sedang bermain sebagai anak di pasir.

Bila menolong seorang Kristen muda bertumbuh, Saudara harus memiliki rencana yang tersusun langkah demi langkah. Saudara harus memiliki tujuan tertentu yang Saudara inginkan agar dapat dicapai sebelum ia melakukan yang lainnya. Tentu Saudara ingin melihat dia beralih dari minum susu rohani sampai ia makan daging rohani.

Di dalam pasal ini kita ingin melihat sebagian dari tujuan-tujuan latihan yang akan dapat menolong menjadikan suatu kehidupan pemuridan. Susunan tujuan itu disusun secara umum, tidak harus berurutan. Setiap orang adalah individu yang unik dan harus dihadapi secara demikian. Urutan yang akan Saudara ajukan kepada orang Kristen baru juga akan berbeda-beda. Mungkin Saudara ingin menghilangkan sebagian tujuan itu dan menambah sebagian yang lain. Mungkin Saudara ingin melipatgandakan daftar ini atau memotongnya. Keperluan kepribadian orang yang Saudara tolong akan menentukan tujuan yang akan Saudara bangunkan ke dalam kehidupan dan urutan yang akan Saudara ikuti.

Mungkin Saudara tidak dapat menerapkan sebagian dari tujuan yang didaftarkan di sini, sebab daftar ini hanya dimaksudkan sebagai penuntun umum yang dapat Saudara gunakan untuk merangsang pikiran Saudara. Mungkin ada gagasan di sini yang dapat Saudara memperbaiki bagi pelayanan, gaya hidup dan keperluan Saudara sendiri. Bahan ini disajikan untuk Saudara pertimbangkan sebagai sarana dari beberapa prinsip yang sudah berhasil, bukan sebagai undang-undang.

Tujuan-tujuan latihan ini dirancangkan untuk merangsang kemajuan pada jalan pemuridan. Ketika tercapai mereka menjadi ciri khas seorang murid. Gambar yang berikut ini menggambarkan langkah-langkah bagi seorang yang baru bertobat supaya menjadi seorang murid.

Proses: Penginjilan Hasil: Proses Pembinaan

 . . . . . . . .
 . . +* *+ . . +* *+
 . . +* *+ . . +* *+
 . (Mar 16:15) . +* Calon *+ . (Kolose 2:6-7) . +* Hasil *+
 Bersaksi . +* Murid *+ Membimbing +* Murid *+
 =============> +* *+ ================> +* *+
 +* *+ Tujuan Latihan +* *+
 
 

Bagan ini digambarkan dengan istilah yang khas. Baganini menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh seseorang selama di jalan perkembangannya dan bagaimana Saudara dapat mengetahui bahwa ia sedang melakukannya. Dalam kata lain, tujuan ini dapat dinilai. Gambar ini akan menunjukkan ciri-ciri khas dalam pemuridan. Bagan ini digambarkan untuk menolong Saudara menilai kemajuan orang yang Saudara bina. Kegiatan-kegiatannya, bahan-bahannya dan Firman Tuhan berhubungan dengan setiap tujuan latihan. Semua itu di daftarkan untuk memberi bimbingan dan petunjuk kepada Saudara bila Saudara menyediakan bimbingan dan petunjuk bagi orang Kristen yang bertumbuh.

Maksud membangun tujuan-tujuan ini ke dalam kehidupan orang percaya baru ialah supaya ia dapat dibina dalam iman. Rasul Paulus menyatakan, Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karenaa itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur (Kolose 2:6-7).

Ada tigapuluh tujuan latihan terdaftar di bawah ini. Perincian bagaimana daftar itu digunakan--gambarannya, kegiatannya, bahan-bahan yang menolong, ayat-ayat Alkitab--diberikan dalam lampiran I. Lampiran itu adalah suatu bagian yang perlu dipelajari bersama dengan pasal ini.

Pada waktu konsep-konsep ini dan bahan ini pernah dibicarakan dengan para pendeta, mereka berkata bahwa tujuan latihan ini sangat menolong. Tujuan-tujuan Alkitabiah ini telah diuji dalam banyak macam situasi dan dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari. Pada waktu membaca pasal ini dan Lampiran I, Saudara akan menjadi sadar bahwa tujuan-tujuan ini meliputi ciri-ciri Khas untuk seorang murid Yesus.

Tujuan Latihan

Daftar tujuan latihan berikut ini diuaraikan secara terperinci dalam Lampiran I.

1. Keyakinan Keselamatan 16. Iman
2. Waktu Teduh 17. Kasih
3. Kemenangan atas Dosa 18. Lidah
4. Perpisahan dari Dosa 19. Pemakian Waktu
5. Persekutuan Kristen 20. Kehendak Allah
6. Alkitab: Firman Allah 21. Ketaatan
7. Mendengarkan Firman 22. Roh Kudus
8. Membaca Firman 23. Iblis
9. Menyelidiki Firman 24. Menghadapi Dosa
10. Menghafal Firman 25. Keyakinan akan Pengampunan
11. Merenungkan Firman 26. Kedatangan Kristus
12. Penerapan Firman 27. Kesaksian dan Penginjilan
13. Doa 28. Bimbingan Orang Kristen Baru (Tindak Lanjut)
14. Kesaksian Pribadi 29. Pemberian
15. Ketuhanan Kristus 30. Visi Dunia

Tigapuluh unsur vital tersebut memberi suatu gambaran atau garis besar seorang murid. Seperti yang telah disebut, Saudara dapat menambah atau mengurangi sebagian pokok daftar ini menurut keperluan orang yang Saudara bina.

Dengan salah satu orang, mungkin Kasih (No. 17) merupakan keperluan yang paling besar dalam kehidupannya sehingga Saudara ingin memperhatikannya lebih awal. Dengan yang lainnya, mungkin keperluannya ialah Ketaataan (No. 21), dan Saudara ingin mulai dengan pokok itu. Sebagai contoh, sekarang ada dua pokok yang akan kami jelaskan dengan lebih terperinci--Kesaksian Pribadi, (No. 14) dan Penerapan Firman (No. 12).

Kesaksian Pribadi

Salah satu perbuatan yang paling menolong kalau dilakukan seorang Kristen baru ialah menulis kesaksian pribadi. Latihan ini akan menolongnya berpikir akan apa yang telah diperbuat Allah di dalam hidupnya dan akan mempersiapkan dia untuk memberikan kesaksiannya secara sederhana dan jelas kepada orang lain.

Menceritakan bagaimana Saudara menjadi seorang Kristen adalah salah satu cara yang paling baik untuk bersaksi. Khususnya kesaksian pribadi sangat menolong di dalam mengemukakan Yesus Kristus kepada sanak keluarga dan teman dekat yaitu orang yang biasanya paling sukar diinjili.

Yang berikut ini ialah beberapa saran praktis tentang kesaksian pribadi.

  1. Bersifat pribadi. Jangan berkhotbah. Ceritakan apa yang telah dibuat Kristus bagi Saudara. Pergunakan kata "saya," bukan "mereka."
  2. Singkat. Tiga atau empat menit cukuplah untuk menceritakan fakta-fakta yang penting.
  3. Berpusat pada Kristus. Selalu tekankan apa yang telah Dia perbuat bagi Saudara.
  4. Berdasarkan Firman Allah. Satu atau dua ayat dari Firman Tuhan akan menambah kuasa kepada cerita Saudara. Ingatlah bahwa Firman Allah itu pedang yang tajam (Efesus 6:17; Ibrani 4:12
  5. ).

Coba menulis kesaksian pribadi Saudara sama seperti Saudara akan menceritakannya kepada seorang yang belum percaya. Jelaskan pengalaman pertobatan Saudara itu sedemikian sehingga seorang yang mendengarkan itu tahu bagaimana menerima Kristus.

Ceritakan sedikit tentang kehidupan Saudara sebelum Saudara percaya kepada Kristus Yesus. Kemudian ceritakan tentang pertobatan Saudara, bagaimana Saudara menerima dan percaya kepada Yesus Kristus. Akhirnya ceritakan sesuatu tentang artinya mengenal Dia--berkat-berkat, pengampunan dosa, jaminan akan kehidupan kekal, dan perubahan-perubahan dalam kehidupan Saudara. Jika Saudara telah menjadi seorang Kristen untuk beberapa waktu lamanya, masukkan juga keterangan di dalam kesaksian tentang pengaruh Yesus Kristus yang terus-menerus di dalam kehidupan Saudara belakangan ini.

Pada waktu Saudara mempersiapkan kesaksian Saudara, mohonlah Tuhan untuk memberikan kesempatan untuk menceritakannya kepada orang lain. Berdoalah bagi dua atau tiga orang yang khususnya akan Saudara beri kesaksian tentang Yesus Kristus. Barangkali tetangga, kawan sekerja, atau pelajar di sekolah. Kemudian mereka mencari dan memakai kesempatan untuk memberikan kesaksian Saudara kepada mereka.

Ikutilah sebuah format yang mirip dengan ini.

 
 ---------------------------------------- 
 | |. 
 | KESAKSIAN SAYA |. 
 | |. 
 |Sebelum saya percaya kepada Kristus: |. 
 | |. 
 |Bagaimana saya percaya kepada Kristus: |. 
 | |. 
 |Sejak saya telah percaya kepada Kristus:|. 
 | |. 
 ---------------------------------------- 
 
 

Ingatlah bahwa Saudara tidak memiliki kuasa di dalam diri Saudara sendiri untuk meyakinkan seseorang tentang kebenaran rohani. Roh Kudus menginsafkan orang-orang yang belum menjadi Kristen akan keperluan mereka untuk mengenal Kristus (Yoh 16:8). Selagi Saudara berdoa bagi mereka, mohonlah agar Allah memberkati pemberitaan FirmanNya, menginsafkan orang-orang akan keperluan mereka, dan menguatkan Saudara pada waktu Saudara menyampaikan InjilNya.

Allah telah memerintahkan setiap orang Kristen untuk menjadi saksi akan apa yang telah dialaminya (1Yoh 1:3). Bersaksi adalah suatu gaya hidup. Saudara adalah seorang saksi setiap waktu. Mengasihi orang lain dan menunjukkan perhatian yang sungguh-sungguh bagi mereka adalah cara yang praktis untuk mengkomunikasikan kasih Kristus. Saudara juga bersaksi melalui kehidupan Saudara. Perbuatan dan kelakuan sering lebih menggugah daripada kata-kata.

Namun, kelakuan Saudara belum cukuplah untuk mengkomunikasikan berita Injil Kristus kepada orang lain. Saudara perlu bersaksi dengan kata-kata--secara terbuka mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan memberitahukan orang lain bagaimana mereka dapat diperdamaikan dengan Allah. Salah satu alat yang paling efektif untuk mengkomunikasikan Injil kepada orang lain adalah cerita tentang bagaimana Allah telah bekerja di dalam kehidupan Saudara--kesaksian pribadi Saudara.

Penerapan Firman Tuhan

Dwight L. Moody mengatakan bahwa Firman Allah itu tidak diberikan pertama-tama untuk menambah pengetahuan kita, tetapi untuk membimbing langkah kita. Beberapa tahun yang lalu saya membaca sesuatu yang sangat berarti bagi saya sehingga saya menulisnya dibelakang Alkitab saya. Itu hubungan dengan penggunaan Firman Allah.

Suatu tafsiran yang baik akan berpengaruh yang praktis dari pembacaan Alkitab adalah ucapan yang sederhana dari Moran, kepala suku Piro dari suatu daerah pedalaman di Amerika Selatan. Ia mengatakan, "Pada waktu istri saya melakukan sesuatu kesalahan, saya berkata kepadanya, `Mena, Firman Allah berkata begini dan begitu.' Dan ia berkata `Moran, apakah itu yang dikatakan Firman Allah?' Maka saya tunjukkan Firman itu, dan ia membacanya sendiri. Kemudian ia tidak melakukannya lagi. Pada waktu saya melakukan sesuatu yang tidak sepatutnya, ia berkata kepada saya dengan lemah lembut, 'Moran, bukankah Firman Allah mengatakan begini dan begitu?' Maka saya pergi membacanya dan dengan pertolongan Allah saya tidak melakukan hal itu lagi!"

Menerapkan Firman Allah berarti mengambil sebagian dari Firman Tuhan yang berbicara kepada hati Saudara, merenungkannya, dan mengembangkan langkah-langkah yang praktis untuk menghayatinya dalam kehidupan Saudara. Empat langkah sederhana berikut ini dapat menolong Saudara menerapkan ayat-ayat Alkitab yang Saudara renungkan.

  1. Apakah yang dikatakan oleh bagian Alkitab ini kepada saya?
  2. Di mana kekurangan saya?
  3. Beri contoh-contoh yang tertentu.
  4. Apa yang akan saya lakukan tentang itu.

Cara ini membawa Alkitab meninggalkan teori saja dan masuk ke dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan orang Kristen menghargai Firman Allah tetapi tidak menghayatinya. Apakah maksud Allah pada waktu Dia memberikan Alkitab kepada kita? Paulus mengatakan, Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2Timotius 3:16,17). Firman Tuhan harus diterapkan dalam kehidupan.

Maksud Allah ialah agar FirmanNya hidup di dalam peristiwa-peristiwa kehidupan sehari-hari, yaitu menjadi darah daging dalam hidup murid-muridNya. KeinginanNya adalah bahwa kita menjadi "Alkitab" yang hidup dan berjalan, menunjukkan keindahan dan kekokohan Firman Tuhan di rumah, di pabrik, di kantor, di sekolah, atau di mana saja kita berada.

Tak lama sesudah saya menjadi seorang Kristen, saya disadarkan akan konsep ini dan ditantang untuk membuat penerapan Alkitab secara pribadi sebagai sebagian dalam penyelidikan Alkitab mingguan saya. Salah satu kitab yang saya pelajari paling dulu ialah Kolose. Pada waktu saya sedang mempelajari pasal ketiga, Roh Kudus menangkap perhatian saya dengan ini: Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan jaga kata kotor yang keluar dari mulutmu (Kolose 3:8).

Saya coba untuk tidak memperdulikan ayat ini, tetapi Roh Kudus terus mengembalikan saya pada kata-kata buanglah.......marah! Pada waktu itu saya mempunyai perangai yang tidak baik. Kapan saja kalau saya menjadi marah, saya meredakannya dengan meninju pintu yang terdekat. Sesungguhnya sering saya membuat buku-buku jari saya berdarah, dan pada suatu waktu saya menghancurkan cincin pemberian istri saya yang indah sekali. Kelihatannya perangai saya itu tak dapat dikendalikan. Dan sekarang, inilah Firman Allah: Buanglah.......marah. Jelas bagi saya bahwa itu bukan saja nasihat yang baik yang diberikan kepada orang- orang di Kolose berabad-abad yang lalu. Allah berbicara kepada saya saat itu.

Maka minggu itu saya membuat perjanjian dengan Allah. Ia tidak berbicara kepada saya mengenai dosa saya--marah. Dan saya berjanji kepada Tuhan bahwa saya akan mengusahakannya. Nyatalah bahwa saya sudah melangggar perintah itu. Cincin rusak yang saya letakkan pada sebuah kotak di lemari telah menjadi pengingat kepada saya. Maka pertanyaannya ialah, "Apa yang akan saya perbuat tentang dosa saya ini dalam hidup saya?"

Langkah saya yang pertama ialah menghafalkan ayat itu dan mengulanginya setiap hari sampai beberapa minggu. Saya berdoa dan memohon kepada Tuhan untuk mengingatkan saya akan ayat ini pada waktu ada keadaan yang mungkin membangkitkan amarah saya. Dan saya minta istri saya untuk mendoakan saya dan mengingatkan saya akan ayat itu jika ia melihat saya gagal dalam janji saya kepada Tuhan. Maka Kolose 3:8 menjadi darah daging dalam hidup saya dan lambat laun Allah mengangkat dosa itu dari saya.